Traveling

Bandros – Bandung Tour on The Bus Yang Masih Aku Nantikan

Bandros - Bandung Tour on The Bus

Assalamu’alaikum semuanya,

Beberapa minggu lalu bus tingkat yang mirip dengan bus double decker-nya Inggris marak memenuhi layar kaca juga time line beberapa media sosial. Bus merah ini membawa pasangan peraih mendali emas di Olimpiade Rio 2016, Tantowi Ahmad dan Liliana Natsir, juga peraih mendali perak, Eko Yuli Irawan dan Sri Wahyuni Agustiani. Para pahlawan olahraga itu dibawa melintasi jalanan ibukota dengan rute mulai dari bandara Soekarno-Hatta tempat mereka mendarat sepulangnya ke tanah air, hingga mengitari Gelora Bung Karno, dan berakhir di kantor Kemenpora. Keesokan harinya kirab ini pun kembali berlangsung, kali ini dengan rute dari kantor Kemenpora, melintasi jalan Tamrin, dan berakhir di Istana Merdeka.

Bandung Tour on The Bus (Bandros), nama kendaraan bertingkat ini, merupakan bus wisata milik pemerintah kota Bandung yang diresmikan tepat pada pergantian tahun 2014 oleh Ridwan Kamil, selaku walikota Bandung. Bus ini berkapasitas 30-40 orang, dimana di lantai bawah disediakan  bangku bulat, kursi panjang, serta balkon dimana turis bisa berdiri. Sedang dilantai atas tentu saja hanya diisi kursi panjang, dan pengunjung dimana agar berhati-hati agar tidak tersangkut ranting pohon ataupun kabel yang melintang.

Awalnya bus Bandros ini ditujukan untuk mengantar wisatawan ke tempat-tempat wisata yang ada di kota Bandung. Sengaja dirancang semenarik mungkin agar para wisatawan yang berkunjung ke Bandung lebih memilih naik bus ini daripada membawa kendaraan pribadi. Tujuan akhirnya jelas, untuk mengurangi kemacetan kota Bandung, khususnya pada akhir pekan atau musim liburan. Sayangnya hal ini terpaksa kembali masih sebatas wacana, hal ini berkaitan dengan adanya masalah pada STNK bus Bandros, sehingga operasional bus ini terpaksa dibekukan sementara waktu pada Maret 2016.

Kembali pada akhir Agustus lalu, dimana bus  kebanggaan orang Bandung itu, membawa pahlawan olahraga berkeliling ibukota. Bus bertingkat ini sebenarnya berwarna biru. Khusus untuk kirab peserta Olimpiade Rio 2016 sengaja ditempeli stricker dengan warna merah, dihiasi bendera merah putih, dan tulisan Bandung Tour On The Bus nya pun ditutupi papan dengan tulisan “Selamat Datang Pahlawan Olahraga Indonesia”. Bus ini kini bukan lagi menjadi kebanggaan orang Bandung, tapi jadi kebanggaan seluruh Indonesia. Dan mungkin yang pernah naik  bus ini pun diam-diam tersenyum bangga sambil dalam hatinya berucap, “Eh aku pernah naik bus itu loh. Pernah naik bus yang sama dengan yang digunakan oleh para pahlawan olahraga.” Aku pun, meski belum pernah berkeliling dengan Bandros, tapi setidaknya aku pernah naik Bandros sekedar untuk foto-foto.

***

Aku memutar ingatan pada suatu siang di bulan Oktober 2014. Hari itu aku kebetulan berada di Bandung untuk sebuah rapat. Rapatnya sih memang hanya beberapa jam saja, tapi aku kan manusia ogah rugi. Punya waktu luang di Bandung harus dimaksimalkan untuk main-main. Kebetulan seorang teman yang  lagi dinas di Bandung cerita kalau dia jalan-jalan naik Bandros, naik dari Alun-Alun Bandung, dua hari yang lalu.

Ah, Bandros. Aku baru tahu kalau bus lucu itu kini sudah beroperasi. Padahal aku sudah mengincar bus itu jauh hari dari sebelum diluncurkan. Semua gara-gara ga sengaja membaca berita soal bus wisata ini di salah satu koran  kota Bandung. Sambil menuju Bandung, aku pun getol menbrosing cara untuk bisa naik bus merah keren ini. Menururt info yang aku dapatakan, bus Bandros ini bisa diakses melalui Taman Kandaga Puspa yang katanya terletak di belakang Gedung Sate. Rutenya dari Taman Cilaki – Supratman – Diponogoro – Gedung Sate – Pasupati – Cihampelas – Cipaganti – Wastu Kencana – Merdeka – Aceh – Banda – Martadinata – dan kembali ke Taman Cilaki. Berdasarkan info itu juga tiket dibeli ditempat langsung seharga Rp 10.000.

Bukan Dian kalau ga koar-koar soal rencana bermain. Meski ga takut untuk main seorang diri, tapi kan kalau bisa ramai-ramai kan lebih seru. Koar-koar itu menghasilkan 2 sepupu bersama 2 keponakan akan ikut serta naik Bandros. Yeay! See, the more the merrier.

Agak susah untuk berkonsentrasi saat rapat kala di kepala udah diisi dengan kegiatan bermain. Rasanya pengen banget bilang, “Yuk, tutup aja rapat ini. Mending kita naik Bandros rama-ramai,” atau “Boleh ga rapatnya dilanjut sambil naik Bandos aja?” Tapi siapalah aku, aku cuma seorang karyawan yang harus manut pada perintah atasan. Mau tak mau aku harus duduk manis menahan rasa ingin bermain selama kurang lebih sekitar satu – dua jam saja.

Saat menuju parkiran di hotel yang terletak di jalan Merdeka itu, bus merah itu melintas. Salah seorang ponakan yang baru berusia 4 tahun tampak terpesona dengan kendaraan bertingkat tersebut. “Ahtra, mau naik itu iboo,” ujarnya. I know how you feel, Athra. Tante juga ga sabar mau naik itu, jawabku dalam hati.

Tapi ternyata, ga mudah menemukan lokasi Taman Kandaga Puspa saat itu. Tahun itu taman-taman menjamur di Bandung dengan aneka nama-nama baru. Orang Bandungnya sendiri pun belum terlalu hafal tempat-tempat taman itu. Anceran aku hanya sebatas taman ini berada di belakang Gedung Sate. Tapi sebelah mana persisnya tak ada satu orang pun dalam rombonganku yang tahu. Aku sempat menghentikan kendaraan di depan Gedung Sate, bertanya pada petugas yang berjaga di sana. Jawabannya, mereka pun belum pernah mendengar nama Taman Kandaga Puspa. Pertanyaan diubah, “Kalau mau naik Bandros darimana ya, Kang?” Ternyata, mereka pun tetap tidak tahu. Bagaimana pariwisata bisa maju kalau begini, pikirku dalam hati. Setelah bertanya sana-sini, alhamdulillah akhirnya ada orang yang tahu. Jadi buat bantu menjelaskan dimana letaknya Taman Kandaga Puspa itu, letaknya berada persisi ditengah-tengah antara Taman Cilaki dan Taman Lansia. Sebenarnya kalau ga mau repot, bilang aja di seberang Taman Cilaki, karena taman ini sudah jauh lebih dikenal.

Bandros - Bandung Tour on The Bus

Bandros - Bandung Tour on The Bus

Waktu hampir menunjukan pukul 2 siang ketika akhirnya aku dan rombongan tiba di Taman Kandaga Lansia. Celingak-celinguk berharap menemukan pos penjualan tiket Bandros. Ternyata yang aku temui hanyalah sebuah saung kecil, dimana ada seorang petugas duduk-duduk manis berjualan tiket Bandros. Kala itu Bandros beroperasi dari jam 10.00 – 17.00. Durasi satu trip kurang lebih sekitar satu jam, tergantung kondisi jalanan. Aku kebagian trip pukul 15.00, karena yang pukul 14.00 sudah penuh. Tak apa, pikirku. Yang penting aku naik Bandros.

Sambil menanti kami pun mencari makan siang disekitaran Cisangkuy, sambil berdoa hujan tidak turun. Langit saat itu sudah mulai gelap. Entah gimana jadinya acara naik Bandros ini kalau hujan turun. Doaku tidak dikabulkan. Justru ketika kami lagi menikmati santapan makan siang, hujan turun dengan derasnya. Alhamdulillah menjelang pukul 15.00 hujan sudah reda. Kami pun siap menyambut kedatangan Bandros. Tiket sudah ditangan, meski pembayarannya baru dilakukan di atas bus.

Agak lama kami harus menanti kedatangan Bandros. Rupanya akibat hujan yang sempat turun tadi, Bandrosnya terpakasa berhenti sejenak. Wajar juga sih, bagian atas Bandros kan terbuka, sehingga kalau hujan pasti akan membasahi yang berada di atas. Setelah cukup lama kami menanti, bus merah itu akhirnya menampakkan batang hidungnya. Namun rasa gembira kami harus berganti dengan kekecewaan. Bus batal diberangkatkan untuk sisa hari itu. Khawatir masih akan turun hujan. Tapi kami dipersilahkan naik untuk foto-foto.

Bandros - Bandung Tour on The Bus

Bandros - Bandung Tour on The Bus

2016-09-05 12.59.34 1

Bandros - Bandung Tour on The Bus

Bandros - Bandung Tour on The Bus

Dengan rasa kecewa aku pun menaiki kendaraan merah ini. Sebisa mungkin mengabadikan di setiap sudutnya dengan aneka gaya. Aku dan rombongan sengaja berlama-lama menikmati bus ini. Berharap pada keajaiban bus ini jadi berangkat. Hampi satu jam lebih kami naik-turun bolak-balik mengitari bus ini. Hari semakin sore. Mau tak mau aku harus menyerah dan bersiap pulang kembali ke ibukota. Sesaat sebelum turun aku sempat berpapasan dengan anak-anak  yang baru pulang sekolah. Muka mereka berseri-seri berlarian naik ke dalam bus. Aku sempat mendengar salah seorang dari mereka berseru, “Asik, kita bakal naik bus nih.” Dalam hati aku bergumam, silahkan nikmati duduk-duduk di bus, De. Busnya ga akan jalan kok.

Bandros - Bandung Tour on The Bus

Kendaraanku kembali terpakir di salah satu hotel di jalan Merdeka. Aku pun segera berpamitan pada sepupu-sepupu, berterimakasih pada mereka yang mau menemaniku bermain meski gagal. Tak lama Bandros kembali melintasi jalan Merdeka. Aku menatap seolah tak percaya. “Ih, katanya ga akan berangkat,” ujar salah satu sepupuku. Ingatanku melayang pada anak-anak SD yang tadi aku temui, ah beruntungnya mereka.

***

Sampai saat ini aku masih belum berhasil naik Bandros. Karena tak lama dari kejadian aku itu, Bandros sempat tak beroparasi dikarenakan ada masalah teknis. Kemudian kembali beroperasi tapi khusus untuk rombongan. Dan terakhir kembali tidak beroperasi karena masalah STNK. Sepupuku lebih beruntung, dia akhirnya sempat naik Bandros bersama rombongan untuk acara kebudayaan Jawa Barat. Semoga apa pun masalah yang dihadapi Bandros bisa segera terselesaikan. Semoga Bandros bisa beroperasi kembali sesuai dengan tujuannya semula, bagi wisatawan kota Bandung.

Yang tak sabar menantimu, Bandros

2016-08-08_01-23-15

2 thoughts on “Bandros – Bandung Tour on The Bus Yang Masih Aku Nantikan”

  1. Saya yg orang Bandung malah belum pernah naik Bandros. Soalnya setiap kali mau naik, selalu penuh dan malas antri. Hehehe

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *