Shop

Berburu Nostalgia di Pasar Palasari, Bandung

assalamu’alaikum,

1459752701945

Beberapa tahun lalu aku mendadak teringat sebuah bacaan saat aku masih SD. Serial komik Nina, cerita bergambar dari Eropa. Ada yang pernah membacanya? Waktu aku menceritakan soal ini pada sepupuku, Teh Mia, dia pun antusias mengajakku berburu komik Nina. Rupanya sepupuku ini malah masih menyimpan beberapa koleksi komiknya. Sementara koleksiku sendiri sudah entah kemana. 

“Di, nanti kalo kamu ke Bandung, kita ke Palasari ya,” ajak sepupuku.

“Palasari? Emangnya Pasar Palasari masih ada ya, teh?”

Ingatan ku dibawa mundur sekitar di tahun 1992-1994, aku sempat menghabiskan masa SD ku di kota kelahiranku, Bandung. Waktu itu aku mengikuti mama yang sedang melanjutkan studi S2 di salah satu perguruan tinggi negeri di kota kembang. Aku ingat mama sempat membawaku menemaninya ke Pasar Palasari mencari diktat-diktat bahan kuliahnya. Dan sebagai bonus karena menemani mama biasanya aku akan dibelikan buku bacaan. Diantaranya ya komik-komik Nina itu. 

Palasari memang sudah dikenal sebagai pasar buku dari tahun 1980-an. Kwitang-nya Bandung, kalau menurut aku. Memang yang banyak ditawarkan adalah buku-buku bekas. Mulai dari buku-buku pengatahuan umum, agama, masakan, sampai bacaan-bacaan ringan bisa ditemui di sini. 

Seingat aku Pasar Palasari sempat mengalami musibah kebakaran yang cukup besar. Karenanya aku berasumsi kalau Pasar Palasari sudah tidak ada. Tapi ternyata asumsi ku itu salah.

Memang benar Pasar Palasari mengalami kebakaran yang besar pada 1993. Dan juga pada 2003. Tapi rupanya si jago merah tidak berhasil melumpuhkan semangat berdagang para penjual buku di kawasan itu. Karenanya nyatanya sampai hari ini Pasar Palasari semakin terkenal sebagai Pasar Buku.

1459752091411

Dua tahun lalu, untuk pertama kalinya aku kembali menjejaki kaki di Pasar Palasari ini bersama beberapa sepupu dan ponakan. Kalau ga salah letak buku-buku itu dulu berada di lantai dua. Tapi kini hanya terdapat satu lantai saja. Kios-kios buku sudah bisa terlihat dari pinggir jalan. Hari itu, aku kembali bernostalgia mencari komik Nina. Aku cukup beruntung. Di kios pertama yang aku samperin, aku langsung mendapatkan komik Nina, masih ada beberapa yang langsung aku ambil semua. Kalau dulu komik Nina dijual seharaga Rp 2.500, kini aku harus membayar Rp 15.000 per buku.

1459242540581

November tahun lalu aku kembali merindukan bacaan semasa kecil. Aku berhasil merayu adikku yang mulai bisa menyetir untuk mengantarkan aku kembali ke Pasar Palasari ini. Dengan bantuan google map, kami pun menyusuri jalanan kota Kembang. 

1459751782644

1459242344068

Kali ini aku menyusuri sampai ke dalam-dalam. Berjuang untuk mendapatkan aneka bacaan semasa kecil. Sebutlah STOP, Anton dan Drakula Cilik, Goosebumps, Fear Street, dan segala bacaan yang populer di tahun 90-an. Sampai akhirnya langkah kaki ini berhenti di toko Densiko. Aku agak takjub ketika berbincang dengan pemilik kios ini. Dia tahu buku-buku bacaan yang aku maksud. Padahal diantara kios-kios lain paling hanya mengenal beberapa diantaranya saja. Sejenak aku jadi berasa nostalgia. Aku terus mengabsen bacaan semasa kecilku. Berharap siapa tahu ada yang yang tersedia.

Akhirnya aku pulang dengan borongan buku. Ada serial Fear Street, Goosebumps, juga STOP. Rasanya tak sabar untuk kembali mengulang bacaan-bacaan itu.

Ada yang suka baca buku-buku bekas juga??

Pasar Palasari – Bandung

Salam pecinta buku,

dianravi

4 thoughts on “Berburu Nostalgia di Pasar Palasari, Bandung”

  1. pernah berburu buku bekas di Jkt di Kwitang, pasar Senen dan pasar Festival…, katanya di TIM juga ada toko yang jual buku2 sastra lama..
    ada buku kanak2 yg pengen baca lagi, buku2 tahun 70an he..he..

    1. Di Jakarta pecahan dari kwitang ada juga di tamrin city dan blok m. Seneng ya baca buku-buku lama itu. Nostalgia banget 🙂 TIM ada tapi ga besar tokonya.

  2. wah, rekomended nih..hampir aja kemaren mampir ke Bandung. Apalagi harga buku-buku sekarang bisa bikin jebol kantong. Tuh, si pemilik toko demen baca kali Teh, kadang nemu penjual yang suka baca, belum apa-apa dia bisa meresensi bukunya

    1. Iya kayanya pemilik tokonya senang baca nyambung banget. Seneng ya kalo ketemu orang yang nyambung gitu. Bukan cuma jualan. Tapi ngerti 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *