Tujuan utama ke Jogja kemarin adalah demi menonton Prambanan Jazz. Tapi sampai hari Jumat siang, kami belum berhasil mendapatkan tiket Prambanan Jazz di tangan kami. Padahal acaranya Jumat malam. Perburuan tiket Prambanan Jazz ini emang penuh drama banget rasanya. Udah coba beli online, tapi entah kenapa gagal terus. Via telepon, ternyata tiket kelas festival nya sudah sold out. Kami disuruh langsung ke Sate Afrika yang di Jogja aja. Tapi kenyataannya ketika kami tiba di Jogja dan langsung ke Sate Afrika, kelas festival pun sudah sold out. Kami disuruh langsung ke venue, karena katanya akan ada tambahan untuk kelas fetival. Lucunya, Jumat pagi itu kami mampir ke Rumah Paris untuk foto-foto, mas-mas yang jaganya cerita kalau dia sempet jualan tiket Pramaban Jazz yang kelas festival. Tapi karena ga laku dia kembaliin. Huaaaaa, tau gitu pas booking sesi foto-foto sekalian beli tiketnya, mas. Jadi Jumat siang kami udah stand by di komplek Candi Prambanan. Berharap akan keajaiban tiket Prambanan Jazz. Begitu liat lokasi penukaran tiket, kami langsung menghampiri harap-harap cemas. Dan benar aja, kata panitianya, tiket tinggal yang Platinum dan Diamond, which is Rp 1.000.000 dan Rp 2.000.000 aja gitu harganya. Wakakakakaka. Tapi lagi-lagi si panitia ini memberikan harapan dengan sebuah kalimat “Katanya sih nanti akan di drop lagi tiket tambahan untuk kelas festival. Cuma harganya naik. Tapi kami ga berani memberikan kepastiannya ya.” Jadi, sekali lagi kami diminta sampai selesai jumatan untuk kepastian tiketnya. Dan singkat cerita, alhamdulillah, akhirnya tiket festival itu beneran berhasil kami dapatkan. Iya meski jadi harus merogoh dompet seharga Rp 300.000 (daripada gagal nonton yakkk). Mas Kenny G, Dian mau dateng nih!!!
Prambanan Jazz ini dimulai jam 8 malam, yang katanya open gate dimulai pukul 6. Ok, sebelum magrib kami sudah kembali ke pelataran parkir Candi Prambanan. Shalat magrib di sana, dan langsung berusaha masuk ke area Prambanan Jazz. Jalanan gelap. Tapi mata ga berhenti takjub memandang Candi Prambanan yang menjadi latar belakang perjalanan kami menuju tempat acara. Dan dengan penuh penyesalan akibat meninggalkan flash di rumah, serta tripod di mobil, aku cuma bisa gigit jari gagal mengabadikan kecantikan Prambanan malam hari via kamera Olympus.
Walau pun katanya open gate jam 6, kenyataannya adalah kami mengantri cukup lama untuk bisa masuk. Untung aja salah satu sponsor acara ini adalah Sate Afrika. Jadi sambil duduk mengantri kami mengisi perut menikmati Sate Afrika. Buang sampahnya tetep dong ke tempat sampah. Yang nyebelin adalah, ketika akhirnya pintu masuk beneran dibuka, ada oknum-oknum yang berbisik ke petugas pemeriksa tiket. Aku udah langsung curiga dengan perasaan ga enak. Benar aja, ga lama si petugas itu mengangguk, oknum tersebut membawa beberapa orang untuk masuk begitu saja tanpa harus mengantri. Rasanya pengen melotot. Untung saat itu aku udah masuk. Tapi aku masih sempat mendengar orang yang dibelakangku melakukan aksi menyindirnya “Mas, kok ga pake ngantri? Enak banget sampean. Itu orang-orang di belakang ngantri lama loh.”
Acara Prambanan Jazz dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Semua diminta berdiri. Agak sedih ketika mendengar keluhan-keluhan yang mengatakan keberatan. Ini kan lagu bangsa kita ya. Masa sih ga mau menyanyikan ini? 🙁
Usai menyanyikan lagu Indonesia Raya, Trisum menjadi band pembuka acara ini. Buat yang belum tahu Trisum, kaya aku, ini adalah band jazz instrumental. Digawangi oleh Dewa Budjana, Tohpati, Balawan, Indro Hardjodikoro dan Echa Soemantri. Keren juga ternyata. Maafkan ketidak tahuan aku pada musik-musik jazz ya. Karena sebenarnya I’m not a big fans of jazz.
Kemudian Tompi muncul. Aku pikir dia dan Isyana Sarasvati yang akan tampil berikutnya. Tapi ternyata Tompi hanya membantu menjadi MC dadakan. Karena yang tampil berikutnya… *jeng jeng jeng jeng* langsung Kenny G dan teman-temannya. Ahhhhh, Mas Kenny!!!!
Kenny G tampil lumayan lama. Entah berapa banyak lagu yang dia bawain. I lost count. Yang jelas banyak! Termasuk lagu My Heart Will Go On yang jadi OST Titanic. Salut banget liat Kenny G ini, usia jelas udah ga muda, tapi napasnya kuat banget ya niup saxophone selama itu. Keren. Aku pikir, aku bakal sukses ngantuk. Udah lewat dari jam tidur, dengerin musik jazz pula. Tapi ternyata, aku malah melek. Dan serangan rasa kangen sama suami malah melanda.
Kenny G berusaha menyapa penonton dengan bahasa Indonesia yang masih terbata-bata. Ini memang bukan pertama kalinya Kenny G tampil di Indonesia. Tapi yang pertama kali di Jogja.
Sebelum Tompi dan Isyana Sarasvati tampil, kami dipaksa menonton kru panggung wira-wiri menyiapkan segala peralatannya. Dan lamaaaaa. Mungkin masih ada ketidaksiapan dari pihak panita. Kemudian ada salah seorang panita yang berusaha menghibur dengan menjadi MC dadakan yang kesannya maksa (menurut aku). Isyana membawakan single Tetap dalam Jiwa nya, dan duet bersama Tompi dalam lagu Tak Pernah Setengah Hati. Aku yang udah menyiapkan diri untuk ikut nyanyi-nyanyi lagu Tompi terpaksa menelan kecewa. Karena penampilan mereka tak lama. Teng jam 12, Tompi selesai menyanyi hanya mengucap kata “sekian” kemudian acara pun dianggap selesai. Berasa digantungin rasanya. Ending nya ga enak banget.
Tapi overall, acara Prambanan Jazz ini bisa dibilang keren lah. Bagus banget buat mempromosiin pariwisata Indonesia. Semoga aja bakal ada tiap tahunnya. Ga mesti jazz juga kok (harapan dari yang bukan pecinta jazz). Tapi semoga kedepannya, panitianya bisa lebih siap lagi. Ga perlu ada acara menonton kru hilir mudik dalam jangka waktu lama.
Salam musik,
7 Comments
Add Yours →Yeayyy pemandangan festival Candi Prambanannya amazing.. hee
perjuangan ngedapetin tiketnya itu lhoooo sungguhh berharga,, hee
Salam kenala ya ^_^
Salam kenal Cantik bgt candi prambanan itu.
Woww.. Kenny G di Prambanan.. Kok nggak denger kabarnya yaaa…
Salam kenal Mbak.
Salam kenal juga aku juga tahu nya dari temen. Kalo di jogja posternya dimana2.
wogh? kapan ini? Kalau ada lagi jazz di prambanan pengen nonton deh 😀
Sayang banget nggak bisa hadir dievent keren ini. 🙁
Keren.. Aku selalu bermimpi ikut festival2 kayak gini, sayangnya nyali ciut kalo gda temennya. Kmrin aja pengen ke dieng festival gk jadi lagi, semoga aku bisa nonton prambanan jazz festival ini.. Aamiin