Traveling

Main ke Maribaya Natural Hot Spring Resort

 

2016-07-18 12.12.37 1

Almarhum kakek aku pernah mengusulkan agar aku main-main ke Maribaya bersama teman-teman. Waktu itu aku masih SMA, kebetulan lagi liburan caturwulan dan mengajak beberapa teman berkunjung ke rumah Mamih-Apa (panggilan aku buat nenek-kakek). Tapi sampai akhirnya kami pulang kembali ke Jakarta, kami ga mengunjungi Taman Wisata Maribaya. Bahkan sampai tahun-tahun berikutnya pun aku masih ga pernah mengunjungi Maribaya. Dalam hati kecil aku penasaran, ada apa sih di Maribaya. Karena kalau aku bertanya sama sepupu-sepupu yang tinggal di Bandung pasti jawabnya sekedar, “Cuma ada curug sama air panas, Di. Biasa aja.” 

Baru akhirnya pas sweet escape beberapa bulan lalu yang ceritanya bisa dibaca disini, aku sampai ke Maribaya Natural Hot Spring Resort. Maribaya ini jelas sudah jauh berbeda dengan Maribaya yang pernah dikunjungi almarhum kakekku. Setelah ditutup hampir 2 tahun lamanya untuk memberikan wajah baru pada Maribaya ini. Pertengahan 2015 lalu, Maribaya kembali dibuka, dengan nama Maribaya Natural Hot Spring Resort. Pengelolanya pun kini ditangan pihak swasta. 

Buat yang mungkin belum tahu dimana itu letak Maribaya Natural Hot Spring Resort, Maribaya itu berlokasi di desa Langensari, kecamatan Lembang, Jawa Barat. Kalau lewat jalan Raya Lembang, ikuti saja jalannya sampai nanti ketemu perempatan arah Subang, Bandung, atau Maribaya. Dari perempatan itu masih terus sekitar 6 km. Jalan lainnya adalah dari Dago Giri. Jalan ini relatif lebih sempit namum tidak terlalu semacet jalan Raya Lembang, terutama di akhir pekan atau hari libur nasional. Kalau bingung atau takut nyasar, bisa menggunakan google maps atau waze. Insyaallah ga akan nyasar. Karena aku pun pakai bantuan google maps.

Untuk masuk ke tempat wisata air panas ini dikenakan biaya sebesar Rp 35.000 per orangnya dan dapat air mineral. Agak mahal sih. Apalagi itu hanya tiket masuk saja dan sekedar menikmati pemandangan di dalam (belum tiket untuk pemandian air panas atau taman bermainnya). Oh iya, dilarang membawa makanan dan minuman ke dalam (kecuali air mineral dari pembelian tiket masuk). Food court terdapat di area depan. Persis di sebrang pintu pemeriksaan tiket. 

2016-07-18 12.12.41 1

Food court Langlang Buana

2016-07-18 12.12.44 1

Pemeriksaan barang bawaan di gerbang tiket 

2016-07-18 12.12.57 1

Setelah menunjukan tiket masuk kepada petugas di pintu gerbang dan pemeriksaan barang bawan, aku  menyebrangi sungai melalui gerbang Eyang Raksa Dinata. Jangan lupa siapkan kamera dan pasang aksi. Karena jembatan ini cukup instagramable. Apalagi kalau lagi sepi. Aku gagal mendapatkan gambar keren, karena mood kalah duluan melihat keramaian yang ada. 

2016-07-18 12.13.02 1

Usai menyebrang sungai, diorama yang mengisahkan legenda Maribaya menyambutku. Konon nama Maribaya itu diambil dari nama seorang putri petani miskin, Eyang Raksa Dinata. Maribaya ini terkenal akan kecantikannya, dan sang bapak khawatir terjadi malapetaka akibat rebutan kaum lelaki di daerahnya. Eyang Raksa pergi ke Gunung Tangkuban Perahu untuk bertapa meminta petunjuk. Saat bertapa Eyang Raksa didatangi seorang kakek yang memberikan dua bejana air dengan pesan satu bejana dibawa ke arah barat dan satunya ke arah timur. Air yang ditumpahkan sang bapak menyebar dan menjadi Situ Lembang. Sang bapak juga  meminta Maribaya menumpahkan air tak jauh rumahnya. Beberapa hari kemudian air yang ditumpahkan Maribaya menjadi mata air panas dan dipercaya berkhasiat bisa menyembuhkan berbagai penyakit kulit.

Melangkah masuk terus ke dalam, aku melewati beberapa toko-toko kecil. Ada yang menawarkan makanan ada juga yang menawarkan sayuran organik. Berhubung perut masih terasa penuh, aku urung berhenti. Jalanan mulai bercabang dengan beberapa petunjuk arah. Mulai melangkah dari mana ya? Aku memutuskan untuk memulai dari sky brige Halimun terlebih dahulu. Mumpung agak sepi. 

2016-07-18 12.13.08 1

2016-07-18 12.12.56 1

area bermain anak dilihat dari atas

2016-07-18 12.12.55 1

Jembatan Halimun ini selain cantik untuk foto-foto, cocok juga untuk mengamati area. Karena lokasinya paling atas. Kita bisa melihat area bermain anak, mini zoo, juga amphitheatre. Loh, terus mana air terjun dan pemandian air panasnya? Ternyata mereka berdua ada di sisi yang lain. Aku pun lanjut menuruni anak tangga yang merupakan bangku amphitheater menuju air terjun.

Sebenarnya di Maribaya ini ada 3 curug, Curug Cikawari, Curug Cigulung, dan Curug Omas. Tapi Curug Omas lokasinya berbeda dan dikelola oleh pemerintah Jawa Barat, untuk bisa menikmatinya harus melalui Hutan Raya Juanda, yang sebenarnya kalau secara geografis memang punggung-punggungan dengan Maribaya.

2016-07-18 12.12.52 1

Agak susah untuk memoto Curug Cigulung ini. Selain ramai, posisi nya pun rasanya “nanggung”. Kita hanya bisa melihat dari samping soalnya. Tapi ada cara lain untuk menikmati curug yang satu ini, di Twig Cafe. 

2016-07-18 12.12.43 1

Sementara di Curug Cikawari kita masih bisa bermain-main air. Area ini juga dinamakan Pancuran Salapan. Karena ada pancuran bambu yang ngalirin air hangat. Kalau mau bisa tuh nyicipin air hangat gratisan.

 

2016-07-18 12.12.49 1

Air panas di sini memiliki kandungan belerang yang cukup tinggi. Katanya bisa menyembuhkan aneka penyakit kulit.  Ada beberapa jenis kolam yang bisa dipilih sekarang ini dengan aneka harga yang pastinya bervariasi. Mulai dari deluxe pool Rp 75.000, kamar rendam private Rp 90.000, sampai VIP seharga Rp 150.000 tapi sudah termasuk handuk, bandrek, dan ikan bakar. Kalau sekedar ingin berendam kaki aja juga bisa. Biayanya sebesar Rp 30.000. Lagi-lagi aku harus mengakui kalau rasanya harga yang dikenakan memang ga ramah dengan dompet. Tapi mengingat tempat ini dikelola dengan cukup baik, terawat, dan bersih, mungkin pada akhirnya harga tersebut menjadi sepadan. Semuanya tinggal dompet kita yang memilih. Mau berendam atau engga. Aku sih engga. Karena memang tujuannya hanya lihat-lihat.

Fasilitas lainnya yang ditawarkan adalah kolam pancing ikan dan kura-kura. Iya, bisa mancing kura-kura. Anti mainstream kan?

Lumayan capek juga keliling-keliling. Apalagi countur tanah yang ga selamanya rata, alias naik turun. Untungnya disediakan tempat duduk untuk istirahat. Setelah satu putaran, aku dan mas Met memilih duduk-duduk di bangku amphitheater sambil menanti adzan duhur. Kebetulan musholanya pun ga terlalu jauh. Setelah shalat kami pun langsung menuju mobil. Pulang? Enggalah. Kami masih akan satu malam lagi di Bandung, tapi kali ini besama sepupu-sepupu.

Overall apa bakal balik lagi ke tempat ini? Hmm…Sementara ini kayanya ga akan dulu main-main ke sini lagi. Cukup satu kali. Kecuali mungkin kalau ramai-ramai ya. Kalau cuma berdua aja, rasanya agak-agak bosan juga. Tapi kalau bawa ponakan mungkin bakal seru. Meskipun artinya rupiah yang bakal keluar dari dompet lebih banyak lagi (kan bayar masuk tempat main anak-anak dan mini zoo). Oh iya, barusan buka webnya sekarang ada fasilitas baru lagi: glamping alias glamour camping. Harga? Aku cuma bisa nyengir deh. Silahkan langsung aja ke webnya.

Maribaya Hot Spring Resort

Jl. Maribaya No.105/212 Lembang

Web: Maribaya Resort

 

64 thoughts on “Main ke Maribaya Natural Hot Spring Resort”

  1. Setelah dibenahi Maribaya jadi tampak sangat cantik sekarang. Raffi dan terlihat adem kalau duduk duduk santai di dalam. Semoga tetap terjaga terutama kebersihannya, ya Mbak Dian 🙂

    1. Sama mba, aku pikir juga ada penginapannya. Kayanya sih nantinya bakal ada. Yang baru buka lebaran kemarin glamour camping nya

  2. Tempat wisata yang indah, saya jadi pengen untuk merasakan kehangatan dari pemandian air panasnya. Kira2 disana ada fasilitas penginapannya juga ga mbak?

    1. Penginapan nya mungkin bisa di sekitar daerah Lemabang. Atau mau coba glamour camping nya di Maribaya ini? Baru buka lebaran kemarin, mas. Kayanya seru juga

  3. Saya ke maribaya waktu kecil bersama keluarga. Sudah banyak perubahan rupanya. Semoga bisa mengajak keluarga besar ke sana. Bandung memang kota yang memiliki magnet tersendiri..ulasan yang menarik Mba

  4. Wah, beda tiket masuk beda tiket mandi ya.

    Tapi memang keren sih tampaknya mbak.
    Apalago ada kayak air terjunnya gitu.

  5. Saya kalau ke maribaya pasti lewat dago, dulu rumah di dago, dan jalanannya belum sebagus sekarang. Dulu hutan brlantara banget… jadi pengen ke Maribaya lagi lewat arah yang lain, tapi nunggu yang ngajak 🙂

  6. Satu yang kugarisbawahi dari cerita Mbak Dian di atas, yaitu tempat wisata akan menjadi lebih menarik ketika dikelola oleh pihak swasta. Memang sih jadinya lebih mahal, tapi benar kata Mbak Dian, sepadan dengan fasilitas yang tersedia.

    Di tempat saya sendiri, wisata air panas di kaki gunung dikelola oleh pemerintah. Hingga sekarang fasilitasnya ya begitu-begitu saja, hanya mengandalkan keindahan alam tanpa perawatan dan peningkatan kualitas layanan yang maksimal.

    1. Boleh. Tapi emang mesti liat-liat. Kalau lagi musim hujan aliran airnya lebih deres. Untuk amannya main di pancurannya aja. Anget lagi airnya

    1. yang deluxe itu Rp 75.000, per orang bentuknya kaya kolam renang, kayanya sih muat banyak.
      kalau VIP Rp 150.000, per orang bisa muat sampai sekitar 10 orang. Kolamnya out door, ditutupi bambu-bambu sekitarnya, mba

  7. Terakhir kali saya main ke Maribaya, sekitar beberapa tahun yang lalu. Ternyata banyak perubahannya? Jembatan gantungnya juga makin instagramable. Kapan-kapan main ke sana lagi ah…
    Makasih sharingnya 🙂

    1. mini zoo nya cuma ada kelinci dan ayam, mas 😀 Sebenarnya masih lebih asik binatang-binatang di Farmhouse. Cuma karena emang di tengah hutan, suasanya jadi terasa beda

  8. mungkun karena baru renovasi mbak makanya biayanya mahal. dan memang kalau dilihat dari foto emang beraih dan tertata rapi ya. oya, itu mancing kura-kura trus kalau dapat kura-kuranya mau diapain ya

  9. mungkun karena baru renovasi mbak makanya biayanya mahal. dan memang kalau dilihat dari foto emang beraih dan tertata rapi ya. oya, itu mancing kura-kura trus kalau dapat kura-kuranya mau diapain ya xixiixii..

  10. Oh jadi maribaya dibuka kembali? Iya dulu terkenal akan air panasnya, dan sempat ditutup..
    Wah lumayan mahal jg tiket masuknya, tapi menurutku ya maklum kan yg jadi pengelola pihak swasta, ya wajar..

    Jembatan halimun instgramable X)

  11. Tempatnya asyikk bgt kak buat hangout dan wisata bareng keluarga besar, emang bener2 rekomended bgt dah

    Salam kenal kak Dian X)
    Pertama kali berkunjung

  12. Wisata di daerah situ memang sedang berkembang ya, Kak. Semoga kedepannya akan lebih baik. Sayang kalau potensi wisata dikelola ala kadarnya 🙂

  13. Merinding lihat harganya. Hehehe…

    Kalo fasilitas kayak gini dikelola swasta jadinya tinggi ya tarifnya. Tapi kalo dilihat dari foto di atas, tempatnya jadi lebih bersih. Beda kalo dikelola oleh non-swasta, katakanlah pemerintah.

    Ya wajar juga, fasilitas dan kebersihan juga butuh dana buat ngelolanya. Oh iya, mungkin bisa jadi pembanding Wanawisata Guci di kaki Gunung Slamet yah.

  14. tempatnya menyenangkan dan sepertinya tersusun dengan rapi. cocok juga untuk dijadikan wisata keluarga. Pasti seru bisa ada di sana. Tapi mbak….. topinya keren…. kekinian

  15. wah kak indah sekali pemandangan maribayanya dan kayanya enak tuh pemandian air panasnya. bisa bikin nyaman dan bikin hilang rasa capek seharian beraktifitas.

  16. Lumayan mahal ya Mbak. 35 ribu dan cuma pintu masuk. Huhuhu… apalagi sampai ketat gitu pemerikasaannya.
    Kalau main ke tempat semacam ini tidak ajak anak kecil memang bikin bosen. Jadi… siap siap ajak anak ya.

  17. I, ini maribaya yang jadi jalur untuk ke tangkuban parahu ?? Jadi seperti ini sekarang ?? astaga, ketinggalan zaman banget aku.

    Dulu sering banget hiking ke tangkuban parahu lewat maribaya

  18. Entah kenapa tempat wisata ketika dikelola oleh pihak swasta atau pemerintah terlihat berbeda ya dari segi apapun itu dan banyak yang lebih dinyamankan oleh pihak swasta 😀

    jadi selain tiket masuk untuk setiap wahana perlu mengeluarkan biaya lagi ya, lumayan butuh kantong tebal tapi tetap memuaskan kan kak yg didapat?

    Dari fotonya masih seger kanan kiri pohon banyak dan pasti dingin ya 😀

    Bisalah kapan-kapan kalo ke bandung lagi mampir 😀

  19. Sudah saatnya memang pemerintah berkolaborasi dengan swasta. Karena swasta yang punya modal, pemerintah yang punya tempat. Hehe

    Tetapi semoga tetap dikelola swasta WNI ya mbak, kalau WNA sayang nanti tambah mahal. Hahaha

  20. Mantabp ni tempatnya, apik tenan cuma agak merogoh kocek & perlu persiapan matang.

    Bagus utk wisata bersama keluarga, terkesan nyaman utk family gathering. Lumayan utk bisa direkomend ke keluarga/tmn” lain nya.

    Thanks yaa .

    #Kandida

  21. Jadi maribaya di kelola swasta yah mbak dian? Bukan pemerintah?
    Oh iya mbak, kalau untuk kata ga itu, bacanya nggak ya mbak? Apakah boleh memakai ga? Aku juga belum paham soalnya. Bahasa nulis mbak dian kayak aku. Tapi untuk ga aku pakai nggak. Hehehe gimana yah. Kita tanyakan pada rumput yang bergoyang hehe.
    Cmiiw mbak dian. Salam kenal dari rini :*

    1. Hai Rini.
      Iya Maribaya sekarang dikelola swasta.
      Kata ga yang benar itu enggak kadang kalau baca cerpen jaman sekolah dulu jadi ngga’. Sebenarnya ya ga baik nulis ga itu. Tapi kalau untuk postingan pribadi kayanya boleh-boleh aja. Tapi kalau lagi ikut lomba yang serius biasanya aku ganti dengan ngga’ atau tidak 🙂

  22. 4 tahun sempet tinggal di Bandung tapi belum kesampaian nih ke Maribaya, apalagi baca ulasan mbak Dian seperti ini jadi makin tertarik, kapan-kapan kalo ka Bandung harus agendain kesana nih.. 🙂

  23. Asa pernah ke Maribaya….
    Tapi di foto mba Di kok beda banget yaaa….??

    *taun 2010an ternyata….

    Mau kesana lagi ahh….sama anak-anak.
    oke kayanya niiih….

    Apalagi ada legendanya….jadi main seru.

  24. tempat wisata yang dikelola dengan profesional, pasti akan menarik pengunjung. sekaligus membuat mereka betah berlama-lama untuk menikmati semua fasilitas yang disediakan.

  25. Waaahh, tempatnya keren dan bersih yaa. Sepadan lah dg harga yg ditawarkan. Utk mendapatkan kenyamanan, ada harga yg harus dibayar kan? Di Jakarta aja, wisata pantai Mangrove yg dikelola Pemda DKI, dikenai tiket 25rb/orang, cuma utk masuk. Memang bersih dan terawat. Kalau terlalu murah juga repot, biaya maintenance dan perawat kebersihan kan ga tercapai :).

  26. waah, kereen banget tempatnya. Keliatan asri dan bagus buat anak”.. Sepanjang tulisan yg ku cari penginapannya, sayang bgt ya blm ada. Kalau ada, pas bangu pagi-pagi pasti seger bangeet. Thanks buat infonya, mungkin bisa aku coba ajukan ke kantor, siapa tau pada belum kesana

    Btw, salam kenal saya Andria

  27. Tulisannya bikin ingin dateng ke sana! Sepertinya tempatnya bersih dan cocok untuk acara keluarga ya. Nggak tempat itu jdi berkembang seperti skrg

  28. Tulisannya bikin ingin dateng ke sana! Sepertinya tempatnya bersih dan cocok untuk acara keluarga ya. Nggak nyangka tempat itu jdi berkembang seperti skrg

  29. Ini….maribaya? Ngelewatin aja sih haha tapi kok bagus haha.
    Iya, lumayan mahal harga tiket masuk nya, itu baru htm, belom mandi dkk
    Tapi gapapa, mungkin ada orang tertentu yg siap dompet nya lalu menikmati kenyamanan di maribaya hot spring resort.
    Jujur, aku agak males kalau udh ke daerah tangkuban parahu, dingin

  30. Wah, aku sering ke Bandung tapi baru Denger nih tentang Maribaya! Dan juga baru tau ttg kisah / legendanya.
    Ah, aku Suka banget kalau main air! Kalau kesana harus main di curugnya dan kamar rendamnya!

  31. ahhh jd pingin berendam disana, smg pas waktunya bs escape ke maribaya.

    luas bet ya wilayahnya itu sdh ada penginapaannya ga sih, bacanya kecepetan apa ya gw ga ngeliat tulisan nginep.

    1. Waktu aku kesana blom ada emang mas, penginapannya. Juli kemarin baru buka glamping-nya. Mungkin segera penginapannya juga

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *