Bismillahirohmanirohim,
pic source: unsplash.com , edit by me
Waktu terus berputar. Aku menatap kalender di meja kerjaku, sebentar lagi tahun ini akan segera berakhir. Aku menarik napas dalam-dalam. 2017 akan segera tiba. Itu artinya beberapa bulan lagi usiaku akan segera berganti ke angka 35.
Biasanya aku tak pernah merasakan kegelisahan di hari ulang tahunku. Justru aku selalu bersemangat menyambut umur baru. Tapi angka 35 ini rasanya beda. Sebuah angka yang menunjukkan kematangan. Bahkan katanya usia 35-45 tahun adalah #usiacantik. Sementara aku? Di usia menjelang 35 aku masih gagal menjadi seorang ibu. Karir pun aku tak ada, karena memang sejak menikah aku menyiapkan diri untuk menjadi seorang ibu yang senantiasa berada di rumah. Tapi kenyataannya, sampai usia pernikahanku hampir menginjak usia ke 13 pun, kehadiran buah hati masih tak nampak tanda-tandanya. Aku ragu auraku menunjukkan kecantikan.
Minder? Perasaan itu jelas ada. Meski tak selalu menguasai diri, tapi sesekali aku pun merasakan rasa rendah diri kala sedang berkumpul bersama teman-teman atau keluarga. Cerita mereka soal perkembangan anak, belum lagi pertanyaan soal, “Kok masih belum hamil juga sih?” atau “Udah coba ini belum (sambil menyebut segala rupa program hamil)?”
Melihat teman-teman dan sepupu yang sudah memasuki #usiacantik, rasanya kehidupan mereka begitu penuh kebahagiaan. Bukannya aku tak merasa bahagia, sebenarnya aku cukup menikmati keseharianku menulis di balik layar laptop, sesekali kala tabungan dirasa cukup aku dan suami akan pergi bertualang. Ada kalanya hati kecilku sebenarnya merasa semua ini cukup. Aku bahagia. Tapi ketika dunia luar kembali melontarkan pertanyaan soal anak dan karir, hatiku pun akan kembali menciut.
Untungnya, belakangan ini banyak cerita mengenai usia cantik beredar. Aku jadi banyak membaca kisah-kisah mereka. Dari mereka aku banyak belajar, bahwa kehidupan tidak ada yang sempurna. Setiap individu pastinya memiliki masalahnya sendiri. Yang harus dilakukan adalah mengubah pola pikir kita dikala masalah itu datang. Alih-alih aku merasa semakin minder memasuki usia cantik, lebih baik aku menjadikan usia cantik ini sebagai langkah awal untuk lebih menikmati hidup ini. Lewat tulisan mereka aku mengerti, bahwa:
Bahagia di usia cantik adalah menerima keadaan apa adanya. Ikhlas. Menikmati hidup tanpa harus disertai kekhawatiran akan kekurangan dalam diri kita.
Memang tak mudah untuk menjalani itu. Tapi kalau diniatkan insya Allah pasti akan bisa menjalaninya. Aku harus menyiapkan diri memasuki usia cantik dengan hati yang juga cantik. Bersih dari sifat iri atau pun rasa rendah diri. Berdasarkan tulisan-tulisan yang aku baca juga hasil curhatan dengan kakak sepupu, aku membuat kesimpulan ada beberapa langkah yang harus dijalani agar semakin bahagia:
- Berdamai dengan masa lalu. Lupakan soal kegagalan-kegagalan yang pernah aku alami sebelumnya. Hargai perjuangannya, tapi tak usah risaukan dengan hasil akhirnya. Bukankah kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda?
- Apa yang orang lain pikirkan mengenai diri kita bukanlah urusan kita. Berhenti mendengarkan komentar-komentar orang lain. Tutup telinga rapat-rapat, dan fokus pada diri sendiri dan orang-orang tersayang. Karena orang-orang yang sayang pada kita, pasti tak akan menyakiti perasaan kita.
- Time heals. Percayalah. Saat ini mungkin aku masih merasakan rasa sakit akibat bayi tabung yang lagi-lagi dinyatakan gagal. Tapi seiring waktu berjalan, cepat atau lambat, rasa sakit ini pasti akan hilang.
- Hanya diri kita yang bertanggung jawab atas kebahagiaan kita. Tak usah mengharapkan kebahagiaan dari orang lain. Katakan pada diri sendiri bahwa “Aku bahagia”. Tunjukan bahagiamu.
- Berhenti membandingkan diri kita dengan orang lain. Syukuri apa yang ada pada diri kita. Katakan kalau ini semua cukup.
- Berhenti berpikir terlalu banyak. Buang pikiran-pikiran negatf. Berhenti berpikir “seandainya…” Nikmati hari ini, momen ini.
- Jangan lupa tersenyum.
- Gunakan L’oreal Revitalift Dermalift.
Langkah terakhir ini pesan dari dua kakak sepupu yang usianya sudah memasuki kepala empat. Cantik itu harus luar dalam, kata mereka. Apalagi mengingat kulit mukaku belakangan ini kusam karena pengaruh obat-obat hormon yang aku minum. Aku sempat mempertanyakan kenapa harus L’oreal Revitalif Demalif. Rupanya produk rangkaian dari L’oreal ini memang diformulasikan untuk mengatasi tanda-tanda penuaan dini yang umumnya sering dialami wanita yang sudah beranjak usia 35 tahun.
Ada 3 rangkaian yang bisa digunakan untuk sehari-hari. Mulai dari Milky Cleansing Foam yang berfungsi untuk membersihkan wajah dari kotoran seperti debu, sisa make up, serta sebum lemak yang bisa menghambat pori-pori. Untuk pagi hari sebelum beraktivitas gunakan Revitalift Day Cream agar kulit wajah tetap lembab dan terlindung dari sinar UVA dan UVB yang bisa mengakibatkan kerutan, flek hitam, juga kulit wajah kendur. Sebelum tidur, untuk perawatan intensive, jangan lupa gunakan Revitalift Night Cream. Karena pada saat kita tidur regenerasi kulit terjadi 2 kali lebih cepat. Sehingga krim malam ini akan terserap di kulit, bekerja untuk menyemarkan kerutan halus dan flek hitam.
Sepertinya aku sudah siap untuk menyambut usia cantik-ku. Tarik nafas yang dalam, jalani hidup ini dengan apa adanya. Syukuri semua nikmat yang Allah telah berikan padaku, pada keluarga kecilku. Karena dengan bersyukur insya Allah kita akan selalu merasa tercukupi.
Apakah kalian juga merasakan aura cantik di #usiacantik? Yuk ceritakan juga cerita #usiacantik kalian di Lomba Blog Usia Cantik. Hadiahnya menarik semua loh, mulai dari kamera mirrorless, smartphone, serta puluhan voucher belanja.
Lomba blog ini diselenggarakan oleh BP Network dan disponsori oleh L’Oreal Revitalift Dermalift
3 Comments
Add Yours →Wahjh yang rntar lagi masuk usia cantik..
Tetap semangat yah Mbak
Semoga segera diberikan momongan ya mbak, otherwise stay positive 🙂
Jika persiapan menyambut usia cantik lebih baik, saat masanya datang, jadi lebih mudah. bagiku, usia 35 juga titik balik, saat aku memutuskan harus BERUBAH.