Bismillahirohmanirohim,
Hari terakhir di bulan Agustus. Yeayyy! Besok bulan baru, besok iduladha, besok long weekend. Ada yang mudik? Iduladha tahun ini aku berencana di rumah saja, enggak pulang ke Bandung karena baru minggu lalu main-main ke Bandung.
(please note: cara menulis iduladha yang benar menurut KBBI itu digabung ya)
Dari semalam aku enggak bisa tidur, mikirin tema tulisan hari ini. Hari ini hari terakhir ODOP, kok rasanya pengen nulis yang istimewa. Tapi ah mana bisa aku nulis yang istimewa, aku kan cuma blogger remah-remah kue yang masih terus dan terus belajar memperbaiki diri serta cara menulis. Well, at least aku ingin membuat tulisan yang kiranya bisa bermanfaat buat yang membacanya.
Terus terang aku merasa sebulan ini aku berkembang jauh lebih maju dibanding selama 2 tahun terakhir mulai serius ngeblog. Ternyata aku bisa menulis rajin kalau mau memaksakan diri. Iya, ternyata nulis itu meski hobi dan menyenangkan tetap harus dipaksa. Kesimpulan selama sebulan ini aku merasa menulis itu ternyata gampang.
Menulis itu gampang! Duh kok kesannya aku sombong banget ya kalau bilang begitu. Ini yang baca pada mendelik enggak. Tapi benar deh, menulis itu gampang, karena yang susah adalah semangat untuk terus menulis dan mencari ide.
Beberapa waktu ini aku mendapat pertanyaan soal bagaimana sih biar bisa menulis, bagaimana biar rajin menulis, bagaimana biar bisa menang blog, nyari ide gimana caranya. Setiap ditanya seperti itu aku pun bingung. Tapi ditulisan ini aku mau berbagi sedikit tips seputar tulis menulis ini. Sudah siap untuk membacanya?
Baca doa dan mantra
Sebagai umat beragama tentu saja kita harus selalu mengawali dengan doa dong. Itu sebabnya aku selalu membuka tulisan dengan “bismillahirohmanirohim”. Tapi ya enggak mesti ditulis juga sih, cukup dalam hati. Selanjutnya baca mantra: be positive. Buang jauh-jauh pikiran negatif yang bilang kalau menulis itu sulit.
Baca juga: Kalahkan si Otak Kadal
Aku juga suka banget mencantumkan quotes-quotes buat penyemangat. Makanya jangan heran kalau di tulisan aku suka muncul quotes. Tujuannya ya itu, sebagai penyemangat.
Kumpulkan ide
Ide itu darimana saja kok datangnya. Lihat sekitar kita, curi dengar percakapan, baca status orang, baca buku, nonton film, dan lainnya. Catat langsung semua ide yang muncul. Kembangkan semua itu jadi sebuah tulisan.
Mengikuti lomba-lomba juga jadi sebuah ide loh. Paling enggak kita sudah tahu temanya. Tinggal mengembangkannya saja. Nah, biasanya aku suka baca-baca tulisan peserta lain sebelum menulis. Melihat kelebihan dan kekurangannya untuk dikembangkan di tulisan aku. Enggak jadi ciut lihat tulisan orang? ahahaha kadang iya sih.
Pernah beberapa bulan lalu ketika lagi mengintip peserta lomba lain aku ciut karena tampilan templatenya yang keren. Mau mundur dari lomba tapi sudah terlanjur menerima produk bahan lombanya. Ya sudah, lanjut saja terus menulis. Hasilnya? Alhamdulillah nama aku muncul di list penerima hadiah hiburan.
Gunakan tehnik freewritting
Istilah Freewritting ini aku kenal gara-gara buku Otak Cemerlang dan Hati Riang Berkat Gaya Menulis Freewriting karya Anang YB dan Jubilee Enterprise. Freewriting atau menulis bebas adalah menulis sebebas-bebasnya dalam kurun waktu tertentu. Tehnik ini bagus digunakan untuk mengeluarkan aneka kata yang tersimpan dalam otak kita terhadap sebuah ide.
Caranya bagaimana? Mudah. Tentukan ide yang akan kita tulis terlebih dahulu. Buat target waktu berapa lama kita akan menulis. 5 menit? 15 menit? 30 menit? Sesuaikan dengan waktu yang kita miliki. Nah selama kurun waktu itu teruslah menulis tanpa berhenti. Kehabisan kata? Ulangi lagi kata terakhir. Intinya, teruslah menulis. Hasil dari freewritting ini tentu saja cuma sebatas draft yang masih harus diedit dan dipoles lagi nantinya ya.
Paksakan diri untuk teratur menulis
Katanya hobi, kok harus dipaksa? Yah, segala sesuatu kalau tanpa paksaan hasilnya akan tergantung mood. Selesainya juga kapan mood datang. Buat jadwal harian atau mingguan, kapan waktu untuk menulis. Ikut juga One Day One Post seperti yang aku jalani di bulan Agustus ini. It really help me. Siapa tahu juga akan membantu kalian dalam proses menulis.
Mudah? Jelas enggak. Entah sudah berapa kali rasanya aku ingin menyerah mundur enggak ikutan ODOP ini lagi. Memang akhirnya bolong 4 hari, tapi aku tetap usahakan lanjut menulis. Kalau melihat sekarang, aku malah tersenyum bahagia. Karena rejeki bulan Agustus dari menulis ini sangat sangat harus disyukuri. Aku tahu benar semua ini enggak akan terjadi kalau enggak memaksakan diri untuk menulis.
Baca juga: Tips 30 Hari Menulis Non Fiksi(1) Melakukan Persiapan
Jadi, apa kalian masih menganggap menulis itu susah? Ayo kita sama-sama katakan: GAMPANG!
Sebagai penutup tulisan ini, aku ingin mengucapkan terima kasih kepada Blogger Muslimah Indonesia yang sudah mengadakan program One Day One Post-nya. Tanpa ODOP ini sepertinya enggak akan mungkin aku menulis seserius di bulan ini. Buat para blogger muslimah yang ingin ikutan, katanya ODOP ini akan berlangsung setiap 2 bulan sekali. Yuk pantengin aja FB mereka. Selain ODOP masih banyak ilmu-ilmu yang diberikan dari para admin di Blogger Muslimah Indonesia ini.
A writter is a writter not because she writes well and easily, or because everything she does is golden. A writer is a writer because even when nothing you do shows any sign of promise, you keep writing.
-Junot Diaz, Professor of Writing, Winner of the Pulitzer for fiction, 2008
#BloggerMuslimahIndonesia #ODOP #Day31
Kalao aku suka ngubeg ubeg foto lam eh, ketemu sama momen yang bikin ingatan melayang ke suatu tempat ceile..jadi deh bahan tulisan. Tapi memang hatus ada pemicunya kalau mesti nulis rutin ya mba..
Uwaaaaaa begitu ya rupanya
Kalo lagi mentok nulis, pake kata terakhir untuk dijadikan lanjutan ceritanya. Aku baru tau tentang rumus yg ini
Pengen ODOP juga siih, tapi hmm…. Hmmm… Aku sek kebanyakan alasan mbak hahahaha
Huhuuu Inshaa Allah disegerakan rutin lagi
Nggak bisa menulis setiap hari 🙁
Ku juga gagal, Jung. Sedih…..
kalo aku mah freewriting banget kak. wakakak…. malah sering amburadul jadinya. tp drpd ganulis. wakakak #menghiburdiri