Assalamu’alaikum,
Anak kita nanti tiga. Yang pertama perempuan, kedua perempuan, baru yang ketiga laki-laki.
Kalimat yang meluncur dari mulut mas Metra itu diucapkan usai membuka mata pagi itu. Sesaat aku terdiam. Jujur, aku terharu. Air mata meluncur membasahi pipiku sebelum akhirnya aku mengucapkan sebuah kata, “Aamiin yaa robbal’alamin.”
Hari itu usia ku genap 34 tahun. 1 tahun lagi berkurang sisa hidupku. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya dimana aku selalu bersemangat menyambut hari kelahiranku, bahkan dari jauh hari sebelumnya, tapi tahun ini aku justru ogah-ogahan. Rasanya kalau bisa memilih, aku akan meminta tanggal 12 Juni tahun ini untuk tidak usah tiba. Kenapa? Karena aku merasa gagal meraih mimpi apa pun tahun ini. Dan yang pasti, aku masih gagal menjadi seorang ibu, atau pun calon ibu.
Entah karena faktor umur, atau karena pengaruh hormon yang masih blom stabil, rasa rindu memiliki buah hati belakangan ini semakin sering muncul lagi. Aku pikir aku sudah melewati fase dimana aku suka menangis tiba-tiba hanya karena aku menginginkan kehadiran seorang anak, tapi ternyata fase itu hanya hilang sementara waktu dan akan datang lagi sesekali.
Mungkin mas Met pun merasakan apa yang tengah aku rasakan. Tak ada ucapan ulang tahun, atau perayaan apa pun tahun ini. Tapi aku sudah sangat bersyukur dia memimpikan anak-anak kami. Seakan mengingatkan aku untuk tidak patah semangat. Harapan itu masih ada. Terlebih setelah operasi kemarin, rahim ku pun sudah dinyatakan bersih.
Jadi ingat beberapa minggu lalu, aku menemukan kalimat di instagram Lulu Elshabu yang rasanya pas buat menyemangati aku:
I still have a long way to go. But I’m already so far from where I used to be. And I’m proud of that.
Iya, aku mungkin masih belum menjadi seorang ibu, perjalanan ku pun mungkin masih memakan waktu yang aku tak tahu kapan itu akan terjadi. Tapi dengan kembali mepersiapkan diri untuk mencoba IVF untuk kedua kalinya, aku sudah ada kemajuan.
Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh.
(As-Shaffat : 100)
6 Comments
Add Yours →Mba diaaaan,, ikutan melow ney aq bacanya..
Samaan qt mba,, merasakan melow galau lg menunggu kehadiran anugerah itu..
Padahal setahun belakangan ini aq udah ga terlalu mikirin hal itu, tp ntah kenapa akhir2 ini jadi kepikiran lagi..
Smg impian2 qt bisa terwujud di tahun ini ya mba, Insyaallah Kun Fayakun.. amiiiin ya rabbal’alamin..
Risma, kangen deh. Ternyata yaaaa rasa rindu itu kambuhan. Ga peduli setegar apa, mewek mah mewek aja. Apalagi hormon aku masih berantakan pasca operasi kemarin, bikin pengen kembali ngurung diri di kamar. Tapi insyaallah ga lama lagi ya, ris 🙂
Jangan putus harapan… Jangan patah semangat… Semoga Allah SWT menjawab semua doa Dian dan suami… Insya Allah… Amiiin
Semoga doanya lekas terkabul.
Tiga puluh empat masih sangat mungkin. Ada dua teman yang baru dikaruniai momongan setelah belasan tahun menikah. Suamiku pun dilahirkan ketika ibu melewati usia empat puluh.
Semoga hati diberi ketenangan & tubuh diberi kesehatan 🙂
Dian terus semangat yahh..Insyallah diksh diwaktu yg tepat.Aminn.Jangan brenti berusaha dan berdoa
Aku jadi melow bacanya… tetep semangat yaa Mbak