Event

Peduli Hutan Bersama HCS Approach

Bismillahirohmanirohim,


Sebagai warga Indonesia, aku bersyukur bahwa negeri ini memiliki kekayaan alam yang begitu besar. Hutan tropis di Indonesia menduduki urutan ketiga terluas di dunia. Hal ini tentu sangat membanggakan. Sejak masih berseragam putih-merah aku sudah diajarkan bahwa hutan memiliki peranan penting dalam kehidupan. Ada banyak peranan hutan bagi kehidupan kita, diantaranya adalah:

1. Sebagai paru-paru dunia

Paru-paru dalam tubuh kita berfungsi untuk membantu oksigen dari udara yang kita hirup masuk ke dalam sel darah merah serta menyingkirkan karbon dioksida ketika kita bernafas. Hutan sebagai paru-paru dunia juga memiliki peranan yang serupa namun terbalik, yaitu menghasilkan oksigen dan menyerap karbon dioksida. Jelas sekali ini menggambarkan adalah saling membutuhkan antara kita sebagai manusia dengan hutan.

2. Tempat tinggal bagi flora dan fauna

Namanya juga hutan, terdiri dari banyak pohon-pohon yang tinggi menjulang. Tapi tumbuhan di dalam hutan bukan hanya pohon-pohon yang tampak semata. Hutan merupakan habitat bagi berbagai jenis tanaman serta hewan. Keberadaan hewan-hewan ini berperan dalam peremajaan hutan melalui biji tumbuhan. Ada hubungan timbal-balik yang saling menguntungkan antara hewan dan tanaman-tanaman ini.

3. Tempat penyimpanan air

Meskipun dua per tiga bagian bumi adalah lautan, tapi sumber air bersih yang dikonsumsi manusia justru berasal dari hutan. Air hujan yang turun ke bumi akan diserap oleh pohon dan disimpan pada akar-akarnya. Jadi kebayang kan betapa pentingnya hutan itu bagi kehidupan kita?

4. Mengurangi polusi dan pencemaran udara

Hutan menyerap gas-gas yang beracun bagi bumi, seperti karbon dioksida, karbon monoksida, serta gas-gas lainnya. Dengan menyererap gas-gas ini, hutan membantu mengurangi polusi dan pencemaran udara. Kita harus berterima kasih pada hutan, kebayang tanpa hutan mungkin kita akan terus menghirup racun.

5. Mencegah bencana alam

Bencana alam seperti longsor, banjir, dan erosi  dapat dicegah dengan pelestarian hutan. Bencana itu terjadi akibat ketidakmampuan tanah dalam mengendalikan air. Jadi, di sinilah pohon-pohon di hutan berperan, air yang jatuh ke tanah akan diserap oleh akar-akar pohon, sehingga selain menjadi tempat untuk penyediaan air bersih, tapi juga agar terhindar dari berbagai bencana alam

6. Sumber ekonomi

Bukan rahasia lagi, kalau hutan merupakan sumber ekonomi. Dari jaman dahulu nenek moyang kita bergantung pada hasil hutan untuk kehidupan. Hasil pohon diambil untuk kebutuhan pangan, pohon-pohon ditebang untuk diolah menjadi berbagai bentuk komoditi seperti furniture, kertas, tisu, dan lainnya sebagainya. Hutan mulai ditebang untuk dijadikan lahan perkebunan.

Sayangnya karena alasan sumber ekonomi inilah hutan menjadi rusak. Hampir setiap musim kemarau aku akan menonton berita tentang kebakaran hutan yang tiada henti hingga menimbulkan polusi sampai ke negeri tetangga. Penyebab utamanya jelas bukan karena musim kemaraunya, tapi karena keserakahan manusia dalam membuka lahan untuk perkebunan kelapa sawit dengan cara membakar lahan. Belum lagi berita tentang hewan-hewan yang masuk ke perkampungan karena hutan tempat tinggal mereka sudah habis dibabat. Telah  terjadi eksploitasi terhadap hutan oleh sejumlah perusahaan yang tak bertanggung jawab.

Bila pohon terakhir ditebang, tetes air terakhir telah tercemar, dan ikan terakhir telah ditangkap, barulah manusia sadar bahwa uang tidak bisa dimakan.

(sumber: Kaskus)

Quotes itu aku temui secara tak sengaja ketika sedang berselancar di Google. Rasanya miris dan bikin sedih. Begitu serakahnyakah kita sebagai manusia? Sebenarnya menjaga hutan bukan berarti tidak menggunakan hasil hutan sama sekali. Tapi menjaga kestabilan hutan, mengatur seberapa banyak hasil hutan yang kita ambil, dan didukung dengan penanaman kembali.

Alhamdulillah, ternyata tidak semua manusia itu serakah. Ada sebuah kolaborasi yang melibatkan berbagai perusahaan, organisasi non-pemerintah (LSM), dan pihak lain yang peduli terhadap lingkungan untuk menjaga kelestarian hutan. HCS Approach Steering Group, itu namanya. Terbentuk pada tahun 2014 agar dapat mengawasi pengembangan metodologi untuk menjaga kelestarian hutan. Termasuk juga untuk penyempurnaan terhadap definisi, objektif, dan hubungan dengan pendekatan-pendekatan lainnya, agar menghentikan praktek penggundulan hutan. HCS Approach sendiri merupakan  sebuah metodologi yang digunakan untuk mencegah kerusakan hutan.

Pada 3 Mei 2017 lalu telah diluncurkan sebuah metodologi gabungan baru yang berlaku secara global untuk melindungi hutan alam dan mengidentifikasi lahan-lahan yang dapat diolah sebagai areal produksi komoditas yang bertanggung jawab. Bertempat di Bali, peluncuran ini dilakukan oleh  koalisi antara industri dan Organisasi Non-Pemerintahan (LSM).

High Cabon Stock (HCS) Approach Toolkit Versi 2.0 merupakan sebuah terobosan bagi berbagai perusahaan, masyarakat, institusi, dan praktisi teknis yang memiliki komitmen bersama untuk melindungi hutan alam sekunder yang telah mengalami regenerasi, yang menyediakan cadangan karbon penting, habitat bagi keanekaragaman hayati, dan mata pencaharian bagi masyarakat lokal. Dengan kata lain, metodologi ini berfungsi untuk menjaga kelestarian hutan kita.

Membiarkan deforestasi atau pembabatan hutan alam demi perkebunan sudah merupakan suatu hal di masa lalu. Hari ini, kami meluncurkan sebuah toolkit dengan metodologi yang memberikan panduan teknis yang praktis dan terbukti kuat secara ilmiah, untuk mengidentifikasi dan melindungi hutan alam tropis.

Selama dua tahun, para pemangku kepentingan telah menyatukan berbagai upaya untuk menyepakati satu-satunya pendekatan global untuk menerapkan praktek ‘Non-Deforestasi’. Metodologi yang dihasilkan telah memperluas persyaratan sosialnya, pengenalan dan penerapan terhadap data cadangan karbon,yang mencakup teknologi baru termasuk penggunaan LiDAR, untuk mengoptimalisasi konservasi dan hasil produksi serta dapat diadaptasi bagi petani-petani kecil.

Koalisi yang unik ini telah bersatu, dalam menanggapi meningkatnya kekhawatiran akan dampak pembabatan hutan alam tropis terhadap iklim, satwa dan hak-hak masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada hutan. Kami menyambut positif atas diterapkannya metodologi ini dalam skala yang luas untuk mendukung hak-hak dan mata pencaharian masyarakat lokal, menjaga kadar karbon hutan dan keanekaragaman hayati serta kegiatan pengembangan terhadap lahan-lahan olahan secara bertanggung-jawab

-Grant Rosoman, Co-Chair dari High Carbon Stock (HCS) Steering Group

HCS Approach Toolkit Versi 2.0 ini merupakan penyempurnaan dari versi sebelumnya yang telah dirilis pada April 2015. Versi 2.0 ini meliputi penelitian ilmiah terbaru, evaluasi dari percobaan lapangan, serta topi-topik baru dan masukan-masukan dari berbagai kelompok kerja HCS Approach Steering Group.

Yang pasti jadi pertanyaan adalah, bagaimana sih cara kerja HCS Approach Tookit Versi 2.0 ini?

Ada 3 tahapan HCS Approach Toolkit Versi 2.0 ini. Tahap pertama adalah melakukan pemetaan HCS Forrest. Ada 4 langkah dalam tahap pertama ini, yaitu pendahuluan mengenai HCS Approach, mengenal kearifan penduduk setempat, mengintegrasikan HCS Approach terhadap penduduk setempat, dan yang terakhir yaitu mengklasifikasikan hutan berdasarkan vegetasinya via satelit.


klasifikasi hutan berdasarkan vegetasinya

Setelah tahapan pertama, tahap kedua dan ketiga adalah menganalisa HCS Forrest Patch, mengusulkan peta konservasi dan penggunaan lahan terpadu, serta perlindungan terhadap hutan.  Ada 3 langkah yang dilakukan pada tahap ini, yaitu:

  1. Manganalisa HCL Forrest
  2. Menyampaikan isu-isu kepada smallholder dan komunitas yang berpartisipasi mengenai lanskap hutan
  3. Kontrol kualitas HCS Approach yang transparansi

Wow, lumayan rumit juga ya untuk menjaga kelestarian hutan ini ternyata. Masih belum terlalu paham? Simak dulu deh video High Carbon Stock Approach ini, siapa tahu bikin makin jelas:

Sudah jelas? Atau masih ingin bertanya-tanya lebih lanjut soal HCS Approach ini bisa langsung kontak via twitter mereka di @Highcarbonstoc Yuk semakin peduli pada lingkungan. Selamatkan bumi kita. Buang jauh sifat serakah. 

*** Tulisan ini diikutsertakan dalam Kompetisi Blog Peluncuran HCS Approach Toolkit Versi 2.0***

Sumber data dan foto: http://highcarbonstock.org/

33 thoughts on “Peduli Hutan Bersama HCS Approach”

  1. setujuu, aku suka sedih kalo liat foto2 kekinian di ig yang rata2 di gunung dan kalo di tilik lebih teliti banyak bngt bukit teletubbies, ijo aja tp gundul jarang pohonnya. sediih

  2. jangan sampai hutan kita habis, terlalu sakit rasanya satwa liar masuk ke pemukiman lalu di bunuh, padahal mereka itu tersesat tak ada lahan buat ekosistem mereka

  3. Keren nih aplikasinya. Semoga berguna khususnya bagi para pecinta lingkungan dan keselamatan ekosistem pada umumnya. Alhamdulillah, masih ada NGO yg peduli pada deforestasi dan perubahan iklim yg terjadi di bumi kita.

  4. Lumayan rumit juga dengan tahapan HCS Toolkit ini ya mbak, hhee untungnya ada videonya, wehehee
    Nggak dipungkiri, dengan watak manusia yang serakah. Padahal ada makhluk lain di bumi ini untuk tempat tinggal. So, kalau mungkin para fauna asli hutan berang dan menyerang tempat tinggal warga, jangan salahkan binatangnya, tapi mungkin ulah manusianya yg kurang menghargai keberadaan si fauna. Huuu menyedihkan sekali.
    Syukur banget ada bagian lembaga non pemerintah dan teman-temannya yang tergerak untuk menjaga kelestarian alam hutan.
    Sukses Mbak ^_^

  5. Alhamdulillah, masih ada orang-orang yang sadar bahwa alam itu untuk dijaga bukan untuk dirusak… Semoga program ini bisa dikembangkan di seluruh wilaah hutan tropis di bumi pertiwi yang kita cintai

  6. Memang yang namanya hutan itu sangat penting ya mbak? Makanya dijuluki sbg paru2 dunia.
    Kalau hutannya rusak kasihan bumi ini, bakal banyak bencana. Hiks. Moga2 makin banyak yg sadar pentingnya kehadiran hutan di bumi ini
    TFS

  7. Beberapa waktu lalu pernah berbincang dengan aktivis lingkungan juga. Dia sedang menggerakkan kegiatan “Carbon Trading.”

    Artinya, setiap perusahaan yang mengeluarkan gas emisi/carbon yang berpotensi merusak kualitas udara, wajib membayar sejumlah uang untuk penghijauan.

    Tujuannya agar Indonesia juga tidak latah membangun industri/gedung di mana-mana dengan memangkas lahan hijau. Hutan dan penanaman pohon pun bisa menghasilkan nilai ekonomis.

    Semoga kegiatan penyelamatan hutan/pohon makin nampak hasilnya dan sukses ya. Aamiin

  8. Toolkit ini toolkit apa yang dimaksud? Aku gak faham mbak. Apakah aplikasi mobil, software pc, atau satelit?

    Saya juga sedih kejadian hebohnya mesti kebakaran melulu. Tapi saat kuliah ini jarang taunya, soalnya gak ada tv di timelinepun jarang dibahas

  9. Toolkit ini toolkit apa yang dimaksud? Aku gak faham mbak. Apakah aplikasi mobil, software pc, atau satelit?

    Saya juga sedih kejadian hebohnya mesti kebakaran melulu. Tapi saat kuliah ini jarang taunya, soalnya gak ada tv di timelinepun jarang dibahas

    Btw mbak, komenku kena duplikat kah?

    1. iya kena duplikat 😀 toollkit ini sebenarnya medotologi aja, lebih ke langkah-langkah seperti apa untuk menjaga kelestarian hutan. Untuk lebih fokus menjaga jumlah pohon agar seimbang ketika ditebang.

  10. setuju mba Dian, gw baca sambil rada deg -degan gmn nasibnya nanti kl tetes terakhir air dan makanan terakhir yg bs dimakan. bs bs apa aja bs jd makanan termasuk binatang semut, lalat dan lainnya yg mgkn saat ini kita ga bakal mau makan itu.

    jd tertatik pingin ikut komunitasnya mba. Mulai dr keluarga kcl kali ya, alhamdulillah gw skrg sdh mulai menanam sayur bayam, pepaya, cabe, buat dimasak sayur, dan pisang. paling tdk ga smua lahan rmh dibangun.

  11. sering pengen ke hutan tapi susah nemuinnya. Sedih kalai banyak penebangan tanpa ada penanaman. Sayang banget kalau jadi tandus khan asri banget kalau banyak pohon

  12. Ngeri ya, membayangkan kehancuran hutan-hutan di bumi ini. Flora dan fauna juga akan ikut punah. Selanjutnya tinggal menunggu kepunahan manusia. Hiii…jangan sampai, deh.
    Untung masih banyak yang peduli dengan kelestarian hutan ya…

  13. Hutan di Indonesian itu seperti masalah sepele tapi cukup serius.. apalagi semakin banyak hutan yang mulai ditebangi pepohonannya.
    Semoga dengan HCS Toolkit maka pelestarian hutan dapat terjaga dengan baik

  14. Artikel cukup berat ya, tapi memang semua ada sebab akibatnya. Bumi itu kita yang duduki, sewajarnya harus dirawat. Kalau sudah bencana datang, yang disalahkan alam. Itu tidak bijaksana sama sekali.

    Btw, ulasannya keren, semoga beruntung ya Dian.

  15. Lingkungan khususnya hutan memang harus dijaga supaya biodiversity terus dijaga. dunia emang sekarang sudah banyak berubah dan perlu penanganan khusus untuk masalah lingkungan. semoga dengan adanya teknologi ini semuanya bisa berjalan semakin baik

  16. Meski cuma 3 langkah doang, namun penerapannya pasti butuh waktu dan kelihatannya nggak mudah ya mbak. Tapi apapun itu, usaha-usaha untuk kelestarian alam memang wajib didukung. Dan kita sebagai penghuni bumi memang sudah seharusnya ikut serta menjaga kelestariannya.

  17. saya tuh penasaran sebenernya pelaku pembakaran hutan yg selama ini terjadi di Indonesia sebenernya diadili ga sih? kok ya ga kapok kapok, bahkan anak temanku yg menghisap asap waktu kebakaran hutan terjadi di sumatera satu tahun silam, itu terkena bakteri yang terdapat di asap, dan menyerang otak, sehingga menimbulkan kematian, alasan penularannya remeh.. krn si anak menghirup asap.

    semoga dgn adanya metodologi hsc approach ini, dapat menjaga kelestarian hutan kita, memperbaiki hutan yg sudah rusak, menjaga ekosistem dan habitat, melindungi hutan dr hal hal dan pengaruh buruk.. supaya hal hal yg tidak enak disebabkan tangab org org tidak bertanggung jawab, tidak lagi kita rasakan..

  18. Sedih lihat hutan-hutan di Indonesia yang sudah mulai gundul dan berganti dengan keserakahan manusia.
    Semoga makin banyak orang di bumi ini bahwa lingkungan ini adalah warisan berharga untuk generasi berikutnya.

  19. Betul banget itu mba hampir kebanyakan orang membabat habis hutan pembakaran hutan dan akhirnya hutan kebanyakan sudah mulai gersang.

    Alhamdullilah semoha dengan program hsca ini dapat membantu melestarikan alam terutama hutan

  20. Mbak Dian, berat tapi informatif ini artikelnya! Semoga dengan nulis kaya gini bisa bantu buat nyadarin org juga tentang pentingnya menjaga hutan, dan keseimbangan hewan yang hidup di dalamnya.

  21. Ada beberapa daerah hutan di Lombok. Rasanya kalau masuk sana emang adem banget. Udaranya segar dan suasananya itu lho..jauh bener bedanya sama di kota 😀

  22. sedih yaa dengan hutan yang makin berkurang. Semoga dengan toolkit ini jadi bisa lebih hijau lagi, jadi lebih banyak yang sadar pentignya menjaga hutan

  23. dukung banget sama HSC Approach ini. Pohon dan tumbuha-tumbuhan akan membuat bumi semakin alami, karena bumi seringkali terkena polusi dan hutan juga banyak penebangan. Sedih kalau ada kabar kebakaran hutan juga.

  24. Hutan memang aset penting bagi sebuah negara, bukan saja sebagai paru-paru dunia, tapi lebih penting lagi adalah sbg tempat hidup flora dan fauna, juga sbg sumber air, pencegah bencana, juga sumber rezeki.

    Sayangnya, perambahan hutan seakan tak tercegah, berkembang luas dan merajalela. Untungnya sdh ada program ini, ya, Mba. Semoga berjalan lancar dengan dukungan semua pihak. Aamiin.

  25. aku tuh sediiiih waktu naik pesawat melintasi hutan kalimantan, banyak bolongnya. Ibarat rambut tuh botak di sana-sini. Semoga semakin banyak orang sadar untuk lebih merawat hutan

  26. Sedih banget deh kalau hutan semakin lama semakin berkurang. Aku udah lama nggak masuk hutan dulu pas kuliah di kehutanan seru deh kalau ketemu dengan Sungai , bukit dan pohon-pohon besar

  27. Kalau melihat fungsi hutan yang teramat banyak begini, suka sedih ya pas lihat banyak terjadi kasus pembakaran hutan secara liar atau penebangan pohon yang bisa merusak keberadaan hutan. Semoga hadirnya HCS approach ini bisa membantu ya

  28. Semakin banyak yang peduli terhadap lingkungan, semakin lama juga kita memperpanjang usia hidup hutanseperti metodo di bumi ini. Semoga dengan dukungan adanya metode HCS spt diatas, dapat diterapkan / di implementasikan sbg mana mestinya. Shg mereka makhluk hidup yang tinggal di dalamnya dapat hidup damai dan akan terus lestari selama, lama, lama, lama lamanya 😀

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *