Event Traveling

Pesona Painan yang Tak Terlupakan

Bismillahirohmanirohim,

“Selamat pagi, Bu, Mbak, Dek,” sapaan dari Uda Indra menyambut aku, mama, dan adikku Nina ketika kami melangkah keluar dari lobi hotel. Seperti yang sudah diagendakan, di hari kedua kami di Sumatera Barat ini, kami akan ke Painan, ibukota dari Kabupaten Pesisir Selatan. Menurut Uda Indra yang akan mengantar kami berkeliling, jarak dari kota Padang ke Painan memakan waktu sekitar 2 jam lebih.  Karenanya, kami sudah berjanji untuk bertemu di depan lobi hotel jam 8 pagi.

Liburan ke Sumatera Barat di  2015 lalu itu adalah hadiah kelulusan adikku sekaligus mewujudkan mimpi mama. Sudah sejak aku masih duduk di bangku sekolah mama selalu bercerita ingin sekali bisa jalan-jalan ke Sumatera Barat. Jadi kebayang betapa senangnya mamaku ketika akhirnya kami akan menghabiskan waktu bersama di Sumatera Barat selama enam hari.

Aku pikir perjalanan Padang-Painan akan dihabiskan dengan tidur sepanjang jalan, mengingat aku masih diserang rasa kantuk. Adikku malah sudah membungkus aneka cemilan agar tidak bosan. Mama dengan gaya yang lebih extreme lagi, membawa laptop dan berencana bekerja di dalam perjalanan. Tapi tidak ada satu pun dari kami yang melakukan rencana-rencana itu. Pemandangan yang cantik sepanjang perjalanan dari Padang ke Painan membuat kami berdecak kagum.

Lebih dari sekali aku terpaksa meminta Uda Indra untuk menghentikan laju kendaraan. Bukan karena mabuk perjalanan, tapi karena mabuk pemandangan. Pemandangan di Sumatera Barat ini benar-benar memesona. Rancak bana, kalau orang Minang menyebutnya. Kami bisa melihat laut dari atas bukit, melihat air terjun di sisi jalan, belum lagi sawah dan jembatan kayunya. Uda Indra sampai bercanda: “Kalau sebentar-sebentar berhenti begini, tak sampai-sampai kita ditujuan.”

melipir foto-foto sepanjang jalan

Aku hanya punya waktu sekitar setengah hari saja untuk menikmati kecantikan kota Painan ini. Ada beberapa tempat yang memang sudah aku rencanakan sebelumnya berkat bantuan mbah google untuk kami kunjungi. Painan, sebuah kota kecil yang menjadi ibukota Kabupaten Pesisir Selatan. Secara geografis kota ini diapit oleh dua aliran sungai, yaitu sungai Batang Pinang Gadang dan sungai Batang Pinang Ketek. Sungai ini berasal dari Timbulun yang memiliki air terjun sebanyak tujuh tingkat. Aliran sungai ini akan bermuara pada pantai Carocok dan pantai Muaro Painan. Dari bayangan geografisnya saja sudah terbayang kalau Painan ini memiliki wisata alam yang tidak boleh dilewati ketika kita sedang di Sumatera Barat.

Jembatan Akar

Tempat pertama yang kami singgahi adalah Jembatan Akar. Jembatan yang sudah berumur lebih dari 100 tahun ini menyeberangi sungai Bayang. Sesuai dengan namanya, jembatan ini terbuat dari akar dua buah pohon beringin. Dengan panjang 25 meter dan lebar 1,5 meter, kami pun harus bergantian untuk berada di atas jembatan untuk foto-foto.

Saat ini jembatan sudah dimodifikasi dengan tali besi yang berfungsi untuk melindungi akar agar tidak rusak saat debit air yang tinggi di musim hujan. Aku tak bisa berhenti mengagumi hasil karya alam yang cantik ini. Meski takut-takut saat menyeberangi jembatan, tetap saja aku berusaha menikmati kecantikan alam ini.

Air Terjun Bayang Sani

Air terjun yang berada tidak jauh ari Jembatan Akar ini salah satu destinasi wisata yang wajib dikunjungi di Painan. Air terjun ini memiliki tujuh tingkatan, sayangnya kita hanya bisa melihat sampai ketiga tingkatan saja. Pada tingkatan pertama, air terjun ini memiliki tinggi sekitar 80 meter yang kemudian bercabang tiga. Air terjun Bayang Sani ini merupakan air terjun terbesar yang ada di Kabupaten Pesisir Selatan.

Pada masa Hindia Belanda, air terjun ini dikenal dengan nama Well Come dan merupakan tempat mandi pada noni dan mener Belanda. Akibat perbedaan lidah, masyarakat setempat kemudian menyebutnya menjadi Walikum. Ada juga yang menyebut air terjun ini dengan nama Sarasah Ikua Kudo alias Air Terjun Ekor Kuda. Baru pada sekitar 1980-an air terjun ini menjadi Air Terjun Bayang Sani sesuai dengan nama kawasannya.

Pantai Carocok dan Pulau Cingkuak

Puas bermain air di bawah air terjun, aku pun melanjutkan perjalanan menuju pantai. Pantai Carocok, sekitar 10 menit dari pusat kota Painan. Hamparan pasir putih menyambut kedatangan kami. Sayang, hari itu hari Minggu, sehingga suasana pantai tampak ramai. Berhubung hari sudah siang, maka kami pun memilih untuk makan siang dan shalat terlebih dahulu.

Di Pantai Carocok ini terdapat dua pulau kecil yang bisa kita kunjungi. Yang pertama adalah Pulau Batu Kareta, yang dengan mudahnya bisa kita kunjungi dengan jembatan yang tersambung dengan Bukit Langkisau. Yang kedua adalah Pulau Cingkuak. Untuk menuju Pulau Cingkuak ini kita harus menyewa perahu bermotor terlebih dahulu. Di pulau ini fasilitas air yang disediakan cukup lengkap, seperti jetsky dan banana boat.

Baik aku, mama, maupun Nina tidak mempersiapkan diri untuk bermain di pantai sama sekali. Jadi kami memilih untuk jalan-jalan saja menikmati pemandangan. Di Pulau Cingkuak ini juga terdapat Benteng Portugis.

Bukit Langkisau

Tak jauh dari Pantai Carocok, Uda Indra mengemudikan kendaraan menuju sebuah bukit. Bukit Langkisau ini disebut-sebut sebagai titik terbaik untuk menikmati pemandangan kota Painan dari atas. Sepertinya memang tak salah sebutan itu, karena setelah melewati tanjakan yang agak curam dan berkelok-kelok aku pun terpana oleh pemandangan yang sangat elok. Dari bukit ini kita bisa melihat kota Painan dan laut lepas. Waktu terbaik untuk menikmati Bukit Langkisau adalah saat matahari terbenam. Sayang kami tak berani mengambil resiko terlalu malam menuju kota Padang.

Ingin menguji adrenalin? Di Bukit Langkisau ini kita bisa bermain paralayang sambil menikmati pemandangan. Sayangnya aku tidak memiliki nyali itu. Jadi aku memilih menatap para pemain paralayang sambil berkhayal kira-kira bagaimana perasaan mereka di atas sana. Pasti indah sekali.

Sore hari telah datang. Uda Indra memberi isyarat agar kami segera kembali menuju kota Padang. Tapi sekali lagi aku meminta agar saat sunset kami berhenti agar bisa menikmati pemandangan matahari terbenam.

Indonesia memang negara yang memiliki kecantikan alam. Tak perlu ragu lagi. Bukan cuma Sumatera Barat saja. Tapi dari Sabang sampai Merauke, Indonesia itu cantik memesona. Aku bersyukur bisa merasakan indahnya tanah Sumatera Barat. Semoga suatu saat nanti, kakiku bisa terus melangkah jalan-jalan ke wilayah Indonesia yang lain.

34 thoughts on “Pesona Painan yang Tak Terlupakan”

  1. sumatra barat memang memiliki eksotisme tersendiri oleh setiap wisatawan dalam maupun luar negeri. Meskipun saya belum pernah kesana rasanya some day pengen banget travelling ke sumatra barat. Pantai Carocok dan bukit langkisau kelihatannya sangat waah pemandangannya. Selain itu juga saya merindukan wisata kuliner keripik singkong balado, entah apa namanya yang terkenal dari sumatra barat itu? saya lupa namanya

  2. bagus banget tempatnya Mbak Dian. Padang memang memiliki pesona alam dan pantai yang aduhai ya. aku pingin banget ke sana suatu hari nanti

  3. Itu jembatan akar yang aku kira ada di baduy dulu ya?
    Pas itu aku soalnya abis dr Baduy makanya nanya hehehe
    Senang banget bisa jalan2 ke sumbar, moga suatu saat bisa ke sana

  4. Bagus-bagus ya, aku belum pernah ke Painan. Baru smepat ke Padang dan Bukit Tinggi saja. Semoga nanti bisa ke Painan, aamiin.

  5. subahanallah… itu paralayangnya naik dimana turun dimana

    jembatan akarnya keren banget… pake bangeeeet….
    nggak ambruk kan kalo aku kesana XD

    Inshaa Allah lah yaaa…. suatu hari saya ke Painan… honeymoon di Painan enak juga kali yaaa
    hmmmm

  6. Tiap liat bukit langkisau, jadi teringat bukit di pantai papuma dan teluk Love di Jember mbak. Viewnya hampir sama.
    .
    Itu jembatan akarnya cantik bangt mbak. Syukurlahh ya bisa brtahan lebih dari 100 tahun..

  7. Banyak sekali tempat yang bagus di Sumatra Barat ya, Teh Di …
    Jembatan akarnya bagus, tapi kayaknya perlu berpikir dua kali untuk menyeberanginya, takut juga hihihi…
    Sukaa sekali liat pemandangan pantainya… Subhanallah bagus pisan.

  8. saya malu banget
    sebagai orang yang lahir dan besar di padang belum sampe ke painan hehehe
    ya ialah secara sumbar itu luas
    sampe sekarang blm semua tempat wisata didatangin
    kemarin pulang kampung juga tak sempat jalan jalan jauh….

  9. Sumatera Barat ini tetanggan ama Sumatera Utara, tapi aku belum pernah menginjakkan kaki kesana huhuhuuuu…

    Keren banget ya mbak alam Painan ini. Harus masuk list jalan-jalanku deh ini.

  10. anjir horror banget itu jembatan akar. klo saya yang jalan kesitu ambruk kali ya haha apa ada batasan bobot berat bedannya ya? jadi penasaran pingin kesana deh mba hihihi

  11. Tulisannya Bagus mbak, mengalir, seolah-olah ikut menyeret pembacanya ke dalam sebuah perjalanan, serasa menjadi peserta juga..

    Sejujurnya memang ya, keindahan Indonesia tak hanya sebatas Bali atau Raja ampat saja, jauh di daerah lainnya banyak alamnya menawarkan keindahan yg tak kalah cantiknya..

    Ah semoga saja, suatu saat saya bisa menjelajah alam alam daerah lain di Indonesia, syukur2 bisa mampir juga ke painan dan berjalan di atas jembatan akar yg terlihat menyeramkan terkhusus bagi mereka yg punya phobia takut ketinggian ..

  12. Ya Allah Mbak Dian, bagus sekali….. Mata saya dimanjakan dengan keindahan alam. Mbak Dian dan adik juga sangat cantik.

    Selamat atas kelulusannya…. siap-siap menyongsong satge baru, yuk… yang semangat ya…

    Sukses selalu tuk Mbak Dian dan keluarga.

  13. Aaakk~~
    Teteh ke mana siih…yang belom?
    Ajakiin aku dwoonk..

    Dulu kecil, aku numpang lahir dan besar di Pulau Sumatra. Harusnya kalau aku uda kenal blog, aku bisa bertutur keindahan Pulau ini yaa…

    Eloknyaaa~~

  14. Keren banget ih. Jadi pengen menjelajah ke Sumetera. Saya belum pernah menginjak kaki di sana soalnya. Makasi atas kisahnya ya, Mbak… Masuk daftar travelling di tempat-tempat wisata di Sumbar, khususnya ke bukit Langkisau

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *