Blogging Collaboration

Sebuah Kisah Tentang Pojok WB

bismillahirrahmanirrahim,

yuk belajar seo

Bulan Oktober adalah bulan perayaan para bloger. Karena di bulan ini, tepatnya pada tanggal 27 Oktober merupakan Hari Blogger Nasional. Tahun ini tanpa terasa tahun ke-5 aku jadi bloger. Dan seperti tahun-tahun sebelumnya, bagi aku berkah ngeblog paling utama adalah punya banyak teman-teman bloger se-Indonesia.

Hal yang paling menyenangkan adalah ketika bisa berkumpul sama orang-orang yang punya kesukaan kurang lebih sama. Itu yang aku rasakan ketika akhirnya bergabung dengan komunitas blogger. Setelah sering kali disindir karena rajin menulis blog, dan dianggap “wartawan tanpa surat kabar” oleh sepupu-seputu, akhirnya aku berkenalan dengan orang-orang yang juga menulis di blog. Dan yang kurasakan adalah: Aku senang sekali….. (baca pakai nada lagu Shinchan)

Ternyata ada banyak banget komunitas blogger di Indonesia. Kebetulan yang pertama kali aku tahu dan gabung adalah Warung Blogger. Awalnya enggak sengaja lihat di twitter. Waktu itu Warung Blogger rajin banget nge-RT blog-blog yang dishare orang-orang. Itu adalah masa-masa gue mulai mikirin blog Dian Ravi ini. Jadi begitu akhirnya gue bikin blog ini, aku pun langsung mencari tahu cara untuk bergabung ke komunitasnya di Facebook.

Apakah setelah itu aku langsung berkenalan dengan para blogger? Tentu tidak. Aku cuma mulai bisa kepoin beberapa nama bloger yang suka ­share-share artikel aja di Facebook maupun di Twitter. Tapi belum ada satu pun bloger yang kukenal. Sampai pada suatu waktu ada informasi tentang kuota untuk gabung di Line Warung Blogger. Aku ikut gabung. Tapi tetap sih, rasanya belum kenal siapa-siapa juga. Dari Line itulah tahu-tahu ditawarin untuk gabung di WAG-nya. Aku pun minta ikutan.

Mbak Mas Wanda, admin yang saat itu mencemplungkan aku ke dalam WAG Warung Blogger yang ternyata punya nama Pojok WB. Masuknya juga enggak langsung begitu aja dong, tapi aku dibawa masuk ke grup lain untuk untuk penataran. Hah? Penataran? Kok kaya mau kuliah ya? Hahahaha…. Tapi memang harus kuakui, pada awalnya Pojok WB ini punya banyak peraturan yang berat cukup bikin jantung ketar-ketir. Soal peraturan di Pojok WB pernah aku tulis di Berkah Ngeblog beberapa tahun yang lalu. Dari situlah awal perkenalan aku dengan teman-teman bloger lainnya. Alhamdulillah, sekarang temanku semakin banyak, dan sebagian dari mereka memanggil aku: TETEH. Senang sih, serasa punya keluarga baru yang memahami kesukaan aku dalam menulis blog.

Anyway, di tulisan yang pembukaannya cukup panjang ini sebenarnya aku mau bercerita soal Pojok WB. Tulisan yang seharusnya sudah dipublished saat Hari Blogger Nasional kemarin. Tulisan dalam rangka OWOP Warung Blogger ke-6 yang temanya dari aku, tapi justru bikin aku bingung harus menulis apa, harus menulis darimana.

Tema Pojok WB ini bikin perasaan aku berantakan. Ada banyak yang rasanya ingin aku ceritakan tentang WAG dimana sekarang aku menjadi adminnya. Tapi ya itu, saking banyaknya aku jadi bingung, harus mulai darimana. Baiklah, mari kita mulai satu-satu, mohon maaf kalau tulisan ini akan menjadi tulisan yang cukup panjang, aku mau berdoa dulu biar kalian enggak pada ketiduran atau justru menutup tab karena malas lanjut membaca.

Kesan Pertama: Pojok WB yang Menakutkan Unik

Horor. Itu pertama kali aku rasakan ketika akhirnya gue bergabung di Pojok WB ini. Seperti yang pernah aku tulis dulu, WAG ini memang punya peraturan yang agak ketat yang cenderung bikin orang ketakutan kalau belum biasa. Termasuk aku.

Dasar apes, di Senin pertama aku bergabung, aku bolak-balik melakukan kesalahan dalam penulisan. Senin itu hari berbahasa Indonesia sesuai EBI. Mbak Susi, salah satu adminnya terus menerus menegur aku melakukan kesalahan tanpa memberitahu aku salahnya apa. Aku harus mencermati ulang kalimat yang sudah aku ketik, mencari tahu dimana kesalahan aku. “Oh iya, maaf ya, mba.” Aku pun meminta maaf, yang ternyata lagi-lagi dijawab dengan “Masih ada kesalahan.” Mau nangis rasanya, setiap aku merasa berhasil menemukan satu kesalahan dan berusaha memperbaikinya, justru Mbak Susi akan bilang masih ada kesalahan.

Pada tahu enggak salah aku apa? Hahahahaha….. Berulang-ulang aku masih menulis MBA SUSI, bukannya MBAK!!! Astaga…. Tapi lihat hasilnya, sampai sekarang mau itu hari Senin atau hari apa pun, mau itu di Pojok WB atau grup manapun, aku selalu menulis MBAK dengan benar.

Menakutkan? Sekarnag sih enggak. Malah bersyukur  jadi membuat kebiasaan-kebiasaan baru dalam memperhatikan penulisan. Hei, kita penulis, meski tidak selalu menggunakan bahasa baku, tapi tetap saja, cara penulisan harus diperhatikan dengan baik.

Pojok Wb, Tempat Bersantainya Bloger

Setelah begabung dengan Pojok WB, bukan saja aku bertambah teman-teman baru, tapi aku juga mulai banyak bergabung dengan komunitas blogger lainnya. Semuanya unik, semuanya keren, tapi semuanya punya ciri khas masing-masing.

Belakangan ini semakin banyak bloger yang fokus ngeblog untuk mencari tambahan rezeki. Yes, aku termasuk golongan itu. Biasanya kalau urusan mengisi form job atau list job, pasti ramai, rusuh, rebutan. Tapi hal ini justru tidak terjadi di Pojok WB. Ada sih yang nge-list, yang ngisi form (gue pastinya), tapi enggak sampai rusuh.

Apakah WAG ini sebegitu sepinya sampai abai terhadap job? Justru tidak. Ada memang kalanya Pojok WB begitu sepi, tapi tak jarang grup ini justru ramai tak jelas. Ada yang curhat soal kejombloannya, ada yang saling ledek-ledekan, ada yang  hanya ikut tertawa. Sementara percakapan seputar blogging seperti cara meningkatkan DA, PA, DR, keluhan PV kecil, dan lain sebagainya justru jarang terjadi.

Aku, Mbak Susi, dan mungkin anggota lainnya mungkin sepakat kalau Pojok WB justru merupakan tempat bersantainya para bloger yang sudah lelah dengan dunia bloging-nya. Di tempat ini, meski kami sama-sama bloger, tapi kami lebih ingin bersantai, bercengkrama seperti saat sedang menikmati kopi panas dan bala-bala di sebuah warung kopi.

Dulu, aku sempat waswas, apa pojokan seperti ini tidak akan membuat anggota lainnya terganggu? Terus terang, tak jarang percakapan yang terjadi itu hanya bisa dimengerti oleh sebagian orang saja. Tapi ternyata, justru ini menjadi semacam “tebang pilih”, yang tidak nyaman akan pamitan dari Pojok WB, yang masih tetap nyaman, meski tetap belum tentu nyambung, akan tetap bertahan.

Ada cerita lucu, Mbak Ruli, seorang bloger dari Banjarmasin tiba-tiba menjapri aku untuk ijin left sementara dari Pojok WB. Rupanya Mbak Ruli tengah mempersiapkan dan takut merasa terganggu dengan kehadiran Pojok WB. Dalam hati aku sempat berkata: “Nah kan, ada yang enggak nyaman tuh dengan canda-canda anak Pojok.” Tapi ternyata aku salah, Mbak Ruli justru merasa sangat nyaman dengan canda-canda yang ada sampai enggak tahan untuk enggak buka WAG. Makanya akhirnya memilih ijin left sesaat. Dia sampai menegaskan, “Nanti begitu selesai ujian aku minta masuk lagi pokoknya ya.” Lah Mbak, kukira dirimu enggak nyaman sama Pojok WB sampai minta keluar.

Perasaan Bersalah sama Pojok WB

Sudah 2 tahun terakhir ini aku resmi menjadi admin di Warung Blogger dan menjadi juru kunci di Pojok WB. Satu tahun terakhir ini aku merasa diliputi perasaan bersalah. Beberapa kegiatan di Pojok WB yang sudah lama ada, mulai pudar. Senin Hari Berbahasa Indonesia, Rabu Diskusi, Kamis Bahasa Inggris nyaris  menghilang.

Senin Hari Berbahasa Indonesia awalnya hanya aku kendorkan. Perarturan ini tetap ada, tapi tidak lagi ada hukuman karena yang sebelumnya justru membuat grup jadi sepi karena takut membuat kesalahan. Justru tadinya aku berharap Senin tetap bisa ramai, sambil saling mengkoreksi agar lebih baik. Begitu juga dengan Kamis Inggris.

Aku harus mengakui, membuat grup ramai dan meriah, ternyata bukan hal yang mudah. Di 2020 aku mulai merasa jenuh dengan dunia bloger yang saling sikut dan saling sindir. Aku meninggalkan beberapa komunitas, menghilang dari kegiatan bloger, tapi tanpa sadar, aku jadi ikut menghilang dari Pojok WB. Padahal, menghilang dari Pojok WB sama sekali enggak ada dalam niatan. Terjadi begitu saja. Buat warga Pojok WB yang baca tulisan ini, kalau merasa belakangan ini Pojok WB berubah, aku mohon maaf ya.

Beberapa kali aku mulai berpikir untuk mengundurkan diri dari admin Warung Blogger. Konsultasi ke Ucha, kami sama-sama merasa enggak enak dengan Warung Blogger. Tapi lagi-lagi ada perasaan mengganjal, kalau aku pamit dari Warung Blogger, nanti bagaimana dengan Pojok WB? Bagaimana dengan teman-teman yang sudah begitu loyal dan betah.

Akhirnya aku pun berkonsultasi ke Mbak Susi, dan ini potongan jawabannya:

Kalau sekarang WB lebih ke Pojok WB, ya gapapa.

Selama ada yang masih merasa punya WB ya kita masih ada.

Gapapa kok. Sesanggupnya saja

Teman-teman Pojok WB, aku akan coba menjalankan Pojok WB dengan perlahan-lahan ya. Mohon maaf kalau dirasa ada banyak kekurangannya.

Pojok WB Jadi Tema OWOP Warung Blogger

Aku bilang aku akan nulis paling akhir. Bilangnya mau baca tulisan teman-teman yang lain dulu. Padahal ya ini alasan utama aku, aku tuh bingung mem-break down semua perasaan aku untuk membuat tulisan ini. Pojok WB terlalu istimewa dan penuh kisah.

Last but not least aku mau mengucapkan terima kasih banyak buat teman-teman semua yang sudah meramaikan OWOP Warung Blogger selama ini, yang sudah berpartisipasi menuliskan tema Pojok WB ini. Bahkan aku merasa terharu saat mengetahui Mbak Rahmah ikut serta, mengingat dia member termuda di Pojok WB saat ini.

OWOP Warung Blogger ke-6 ini adalah edisi spesial. Edisi dalam rangka memeriahkan Hari Blogger Nasional. Edisi mengeluarkan keluh kesah bukan cuma buat aku, tapi sepertinya bagi yang lainnya. Edisi memilih 3 tulisan terfavorit admin Warung Blogger. Totalnya ada 12 tulisan, 2 diantara admin. Tulisan-tulisan yang sukses bikin aku cirambay saat membacanya. Dan inilah 3 tulisan terfavorit kami, para admin yang diam-diam ikut terharu di pojokan:

Rindang

https://www.rindangyuliani.com/2020/11/pojok-wb-bukan-sekadar-pojok.html

Diah DeKa

https://www.dekamuslim.com/2020/10/pojok-wb.html

Marfa

https://www.umimarfa.web.id/2020/11/menjadi-bagian-kecil-dari-pojok-wb.html

Selamat buat kalian bertiga. Terima kasih buat semuanya yang sudah berpartisipasi dalam OWOP Warung Blogger ke-6 ini. Semoga kedepannya aku bisa pelan-pelan kembali menata Pojok WB. Semoga kedepannya, kami para admin Warung Blogger bisa kembali hadir untuk Warung Blogger secara keseluruhan. Berbeda dengan Andhika mungkin akan yang pamit dari Warung Blogger, sepertinya aku masih akan ada untuk Pojok WB.

Sampai ketemu di Pojok WB!

4 thoughts on “Sebuah Kisah Tentang Pojok WB”

  1. Ya Allah akhirnya aku terharu juga baca tulisan mbak Dian ini. Apalagi baca pesannya mbak Susi,
    “Selama ada yang masih merasa punya WB ya kita masih ada. Gapapa kok. Sesanggupnya saja.”
    Hiks.
    Semoga kita semua masih betah di Pojok WB ya, Mbak. Dan kita ramaikan bersama, berbahagia bersama sebagai narablog.
    Btw makasih atas apresiasinya 🙂

  2. Pertama, selamat buat yang terpilih!

    Aku ingat dulu pas masuk Pojok WB tuh emang ada semacam penataran. Waktu itu aku sama Mbak Ajen kayanya. Pojok WB tuh emang tempat santai tanpa mikir job dan kawanannya

  3. dan aku nggak keburu buat nulis hahaha
    seneng waktu pertama kali mengenal warung blogger dari awal, dari terbitnya majalah e-book juga. kenangan banget pokoknya
    sayangnya waktu ada acara meet up di jakarta, aku ga bisa ikutan, nasib tinggal jauh di Jember
    biasanya pas hari kamis yang edisi bahasa inggris itu mbak, kagok rasanya mau nulis panjang panjang di pojok WB hehehe

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *