Bismillahirrahmanirrahim,
“Bu, suka daur ulang sampah plastik enggak? Ini kan Ibu banyak banget kemasan plastiknya,” komentar mamaku pada sang ibu penjual minuman yang sedang berkeliling mencari nafkah di pinggir pantai.
“Saya mah enggak bisa, Bu. Enggak terampil. Tapi suka saya kumpulin bungkusnya ke sekolahan. Di sana nanti ada yang bikin-bikin. Cantik-cantik deh, Bu. Jadi tas, dompet, wadah termos, ah sagala rupa pokoknya mah,” jawabnya.
“Bagus atuh, kalau begitu mah. Yang penting mah jangan banyak numpukin sampah ya, Bu.”
“Sumuhun (iya).”
Sambil menikmati kopi panas aku mengamati percakapan mama dan ibu pedagang minuman itu seputar daur ulang sampah plastik. Sampah memang sebuah masalah yang menurut aku cukup pelik, complicated, tapi harus bisa diatasi. Terutama soal sampah plastik yang susah untuk hancur, dan tak sedikit ditemukan dalam tubuh hewan-hewan yang mati. Miris.
Seandainya saja semua orang sama seperti ibu pedagang itu, meski tidak melakukan daur ulang sampah plastik sendiri, tapi paling tidak ia tidak menyampah, ia mengumpulkan sampah tersebut untuk di daur ulang. Ingatanku melayang pada event yang aku hadiri beberapa hari lalu, sebuah acara dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional yang diadakan oleh Bukalapak.
Trash To Treasure, Daur Ulang Sampah Plastik Bersama Bukalapak dan WEWO
Tahu kah kamu kalau 21 Februari diperingati sebagai Hari Peduli Sampah Nasional? Hari Peduli Sampah Nasional ini lahir atas ide dan desakan dari sejumlah pihak untuk mengenang peristiwa di Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat, 21 Februari 2005. Sampah sudah menjadi mesin pembunuh yang merenggut nyawa lebih dari 100 jiwa. Itulah sebabnya kenapa kita harus lebih peduli lagi terhadap sampah.
Kamis pagi itu aku sudah berada di kantor Bukalapak yang berada di Gedung Plaza City View, Kemagn Timur, Jakarta. Dengan tema acara Trash to Treasure, Bukapakak mengajak untuk mengurangi volume sampah dengan bijak dalam mengelola barang tak terpakai dan sampah rumah tangga.
Bukalapak menaruh perhatian pada keberlanjutan lingkungan. Kami melihat bahan sampah-sampah seperti sisa bubble wrap atau plastik pembungkus pengiriman dapat dimanfaatkan secara lebih baik dengan didaur ulang menjadi sesuatu yang lebih berguna.
Evi Andarini, Corporate Communications Manager Bukalapak
Bekerja sama dengan Weekend Workshop (WEWO), Workshop Bukalapak Trash to Treasure ini dihadiri oleh Tasya Kamila selau Duta Lingkungan Hidup. Jadi agenda hari itu, aku dan beberapa teman blogger, juga peserta lainnya bakal seru-seruan belajar daur ulang sampah plastik. Kira-kira mau bikin apa nih?
Daur Ulang Sampah Plastik, dari Sampah Menjadi Barang Kece
Lihat deh pouch binatang ini. Lucu ya? Percaya enggak kalau aku kasih tahu bahwa pouch ini terbuat dari kantong plastik? Kece bukan? Ini adalah bukti kalau daur ulang sampah plastik itu bisa jadi barang yang kece.
Kalau ditanya susah enggak untuk daur ulang sampah plastik, aku bakal jawab, ternyata enggak loh. Mudah. Simple. Cepat lagi. Apalagi buat aku yang memang terbiasa jahit pouch dan semacamnya sih. ehehehehe
Langkah pertamanya tentunya yang harus dilakukan adalah memilih materi alias bahan. Namanya juga mau daur ulang sampah plastik, jadi tentunya memilih kantong plastik untuk diubah menjadi pouch.
Langkah kedua adalah menyetrika kantong plastik. Eh emang enggak lengket nanti kalau disetrika? Enggak dong, kalau disetrikanya dialasi dulu dengan kertas roti. Iya, jangan langsung disetrika.
Tujuan untuk menyetrika kantong plastik adalah agar kantong plastik jadi agak kaku. Kalau di rumah punya bubble wrap boleh banget bubble wrap ini dijadiin satu sama kantong plastik. Nantinya si klantong plastik jadi punya tekstur kaya kulit jeruk gitu. Lucu banget.
Setelah kantong plastik sudah kaku, saatnya kita potong plastik tersebut dengan pola. Karena kemarin aku latihannya bikin pouch simple, jadi cuma dibentuk persegi panjang. Kalau sudah, tinggal dijahit deh. Gampang kok jahit pouch atau clutch itu. Kalian bisa nonton di Youtube banyak tutorialnya.
Gemes banget aku lihat kantong plastik ini bertransformasi jadi pouch-pouch cantik. Kok rasanya aku jadi ingin bikin juga di rumah. Mungkin suatu saat Tjampernik bisa berkereasi daur ulang sampah plastik dan kain perca batik.
Pakai Hasil Daur Ulang itu Keren
Kembali berada tepi pantai. Matahari sudah semakin tinggi. Kakak-kakak mama yang tadi ikut menikmati sunrise sudah beranjak kembali ke penginapan. “Kita balik ke hotel yuk. Sarapan,” ujar mama padaku.
Aku mengangguk. Sudah cukup puas aku mengabadikan pagi ini. Sambil berpamitan pada ibu pedagang minuman tadi, tak lama aku menangkap sosok pedagang lainnya. Mataku tertuju pada termos air panas yang dibawa ibu tersebut. Ada hasil daur ulang melingkari termos tersebut. Aku tersenyum sambil berucap dalam hati: Semoga semakin banyak orang yang peduli akan sampah, terutama sampah plastik yang susah untuk dihancurkan.
2 Comments
Add Yours →kreatif banget orang2 yg bisa menyulap plastik jadi barang2 bernilai yg bermanfaat buat dipake sehari hari
Waaah… Hasil kerajinannya kelihatan bagus & rapi juga ya ternyata. Waktu event-nya, pola udah ada dari panitianya ya mbak?
Jadi pingin nyoba juga deh. Beberapa bulan terakhir klo ada botol dll pasti kukumpulin, nggak sembarangan dibuang.
Tapi klo udah kekumpul, paling kukasihkan ke pengumpul sampah di lingkungan sekitar rumah. Kemarin2 belum kepikiran bikin kerajinan kaya gitu hehehe