5 Benda Ini Wajib Disiapkan Agar Tidak Bosan Naik Kereta Api

Bismillahirohmanirohim,

naik kereta api

Naik kereta api tut tut tut… Siapa hendak turut?

Lagu Kereta Api ciptaan Ibu Sud itu selalu memberikan rasa rindu untuk bisa kembali traveling. Apalagi kalau bisa naik kereta api. Pasti sangat menyenangkan.

Dalam  kepalaku bermain bayangan aku dan  Mas Metra duduk berduaan di salah satu gerbong kereta api. Tujuannya tak penting kemana. Yang terpenting kami berduaan, menuju suatu tempat baru. Di sebelah aku terdapat kantung plastik berisi beberapa cemilan untuk mengganjal perut kami berdua. Di kereta api kini memang menjajakan makanan juga, tapi nasihat nenekku untuk selalu membawa makanan saat naik kereta api selalu terekam dalam ingatan.

Jiwa bertualang tampaknya mengalir dalam darahku. Nenek dan kakekku selalu senang pergi-pergi ke tempat wisata yang baru dibuka. Tapi nenekku tidak pernah bisa melupakan pengalamannya naik kereta api ke Surabaya bersama beberapa cucunya belasan tahun lalu.

Kereta berhenti cukup lama entah di mana. Tak ada yang menjajakan makanan. Sepupuku yang diajak pegi pun mulai mengeluh kelaparan berjam-jam. Gara-gara kisah itu, nenekku pun selalu mengingatkan aku agar tak lupa membawa makanan bila naik kereta api.

naik kereta api

Kembali ke dalam angan-anganku. Aku menyandar kepalaku ke bahu Mas Metra. Rasa kantuk masih melanda mengingat hari masih pagi. Tapi aku terlalu bersemangat untuk bisa kembali terlelap. Aku menanti bisa memandangi matahari yang perlahan mulai terbit seperti saat di kereta api Semarang Jakarta beberapa tahun lalu saat kami berdua berlibur ke Lasem.

5 Benda Penting untuk Menemani Perjalanan Naik Kereta Api

Naik kereta api memang menyenangkan. Apalagi sekarang kan beli tiket api jadi lebih mudah, enggak kayak dulu. Cukup dibeli secara online, dan datang satu jam sebelum keberangkatan untuk cetak tiket sendiri. Praktis. Mudah. Tempat duduk pun kita bisa memilihnya sendiri.

Tapi tidak semua orang merasa senang terperangkap dalam gerbong kerera api berjam-jam. Ada beberapa teman yang suka berkomentar : “Kok elo betah banget di kereta selama itu? Apa rahasianya?”

Semuanya memang pasti harus ada persiapan matang. Termasuk agar betah di kereta api, aku pun melakukan persiapan. Ada 5 benda penting yang wajib menemani aku dalam perjalanan naik kereta api.

naik kereta api

1. Obat masuk angin

AC kereta api itu dingin. Apalagi bila naik  kelas eksekutif di pagi hari. Aku dan Mas Metra sama-sama tipe yang enggak terlalu tahan sama AC. Jadi harus elalu siaga oabt masuk angin. Atau obat oles untuk menghangatkan leher agar tidak masuk angin.

2. Buku

Naik kereta api tanpa buku? Wah rugi di kamus aku. Membaca buku di kereta api itu adalah momen yang paling nikmat. Soanya jarang ada gangguan. Ya paling-paling dari petugas pengecek tiket atau yang menawarkan makanan. Tapi seberapa seringnya coba menghampiri.

3. Bantal leher

Di kelas eksekutif memang sudah ada bantal sih. Tapi rasanya lebih enak pakai bantal leher. Biar kepala enggak jatuh-jatuh saat mulai lelap.

4. Cemilan

Seperti yang aku bilang sebelumnya, aku jadi kebiasaan bawa cemilan ketika akan naik kereta api karena nasihat nenekku. Tapi memang penting sih. Coba bayangkan ketika harus beraada di kereta Jakarta – Surabaya. Kalau ada cemilan kan enggak akan merasa bosan.

5. Film

Selain suka baca aku termasuk yang suka nonton film. Makanya sebisa mungkin aku menaruh file film di handphone-ku sebelum berangkat naik kerteta api.

Nah 5 hal itulah yang selalu aku persiapkan untuk menemani perjalanan aku naik kereta api. Jadi enggak akan mati gaya berjam-jam di kereta api. Yang penting, jangan lupa, gerak-gerakan pergelangan kaki ketika naik kereta api. Tujuannya untuk menghindari aliran darah tersumbat. Aku pernah loh sampai di Bondowoso dengan kaki bengkak.

Ngomongin soal naik kereta api ini lagi-lagi aku membayangkan pergi berdua Mas Metra. Sepertinya memang sudah saatnya kami liburan sejenak sebelum bulan Ramadhan tiba. Mungkin mudik ke Bandung naik kereta api seru juga. Kalau begitu, aku mau cek jadwal kereta Bandung dulu ya.

6 Comments

Add Yours →

Leave a Reply