Upaya Kimin Tanoto Dalam Menerapkan Strategi Industri Baja Ramah Lingkungan!

bismillahirrahmanirrahim,

Indonesia telah menjadi penyumbang global terhadap perubahan iklim yang terjadi di dunia. Menurut data dari World Bank dan Global Forest Watch, Indonesia mengeluarkan 240 hingga 447 jutaan ton karbon dioksida (CO2) setiap tahun dari dampak sektor pertanian, perkebunan, infrastruktur dan penggunaan lainnya.

Jika Indonesia tidak bisa mengurangi penggunaan emisi dan membangun life cycle yang ramah lingkungan, dunia tidak bisa bekerja secara maksimal memenuhi tujuan membenahi sistem iklim di dunia. Maka dari itu, sebagai salah satu cara pengurangan emisi gas rumah kaca dan mitigasi perubahan iklim sebanyak 43%. Sejak tahun 2020 Indonesia telah mulai mengintegrasikan Pembangunan Rendah Karbon ke dalam rencana pembangunan nasional dari tahun 2020 hingga 2024.

Hal itu disadari pula oleh Kimin Tanoto selaku komisaris PT. Gunung Raja Paksi untuk berkomitmen dan berupaya dalam pencegahan perubahan iklim di dunia dengan mulai menerapkan strategi ramah lingkungan di PT. Gunung Raja Paksi sebagai salah satu pemimpin industri baja nomor satu dari Indonesia. Untuk memaksimalkan upaya dalam mengurangi gas emisi dan perubahan iklim, Kimin Tanoto mencoba menerapkan beberapa strategi pada bisnisnya untuk menjaga kelestarian lingkungan.

Strategi Kimin Tanoto Dalam Mengurangi Perubahan Iklim

Saat dipercaya sebagai komisaris PT. Gunung Raja Paksi, Kimin Tanoto mulai menerapkan strategi baru yang inovatif untuk membawa perusahaan GRP melangkah lebih jauh lagi. Terlebih lagi, Kimin Tanoto menyadari bahwa industri baja dikenal sebagai aktivitas yang berpengaruh pada perubahan emisi udara, menimbulkan limbah beracun
yang dapat merusak lingkungan dan kualitas hidup ekosistem lingkungan hidup.

Oleh karena itu, Kimin Tanoto mulai menerapkan strategi yang imbang antara bisnis dan lingkungan dengan menjadikan GRP sebagai perusahaan yang berpartisipasi dalam memerangi perubahan iklim melalui proses life cycle yang ramah lingkungan pada manufaktur pembuatan baja.

Tidak hanya mulai memperhatikan dari proses manufakturnya saja, tetapi Kimin Tanoto juga menyusun strategi jangka panjang mulai dari melakukan investasi di pabrik kokas kemudian juga menggunakan pabrik untuk peleburan nikel agar terintegrasi secara maksimal dengan konsep ramah lingkungan. Alasan Kimin Tanoto memilih berkonsentrasi penuh terhadap proses manufaktur yang terjadi di pabrik adalah sebab ia ingin berupaya secara maksimal untuk lebih memilih teknologi dengan teknik pembakaran canggih, dengan cara mengubah panas limbah menjadi tenaga listrik saat meleburkan nikel. Strategi inilah yang dilakukan Kimin Tanoto untuk dapat memproduksi baja kualitas terbaik namun tidak berpengaruh pada lingkungan. Sehingga nantinya, emisi “net zero” dapat terpenuhi dengan memperhatikan green supply chain pada proses manufakturnya.

Upaya Kimin Tanoto Mencapai Net Zero Energy

Tidak mudah untuk menjadi bagian dari misi menyelamatkan dunia. Namun, Kimin Tanoto tetap berupaya menerapkan strategi ramah lingkungan pada bisnisnya yang nantinya akan berujung pada kondisi net zero energy.

Sebelum tujuan tersebut tercapai, perusahaan GRP harus berhasil memenuhi beberapa poin dibawah ini, mulai dari:

  • Melakukan daur ulang kembali pada sisa-sisa baja.
  • Menggunakan teknologi ramah lingkungan yang nol emisi saat memproduksi baja.
  • Mulai membuat laporan berkelanjutan yang jujur dan bertahap.
  • Menerapkan strategi yang meminimalisir kerusakan lingkungan.
  • Mengembangkan strategi dan inovasi yang ramah lingkungan.

Dengan upaya yang Kimin Tanoto lakukan, ia yakin dapat meminimalisir perubahan iklim yang terjadi di Indonesia dan dunia dan berharap perusahaan besar lainnya dapat melakukan hal yang sama.

About The Author


dianravi

Dian Safitri, travel and lifestyle blogger muslimah yang berdomisili di Jakarta, Indonesia. Pecinta kopi dan makanan. IVF Surviver.

Leave a Comment