Belajar Menjadi Kata Kunciku dalam Resolusi 2018

Bismillahirohmanirohim,

Para penjaja terompet mulai marak di pinggir-pinggir jalan ketika aku beranjak keluar rumah. Lewat berita TV pun aku sempat menonton kalau polisi mulai mengadakan razia petasan dan kembang api. Ah, aura tahun baru semakin terasa. Belum lagi ditambah naiknya harga bahan makanan yang membuat aku harus ektra cermat dalam melakukan pengeluaran sehari-hari.

Tahun baru hanya tinggal hitungan hari. Bahkan bukan lagi minggu. Rasanya baru kemarin aku duduk menatap layar laptop 14 inch-ku menuliskan resolusi 2017, dan kini, di tempat yang sama, layar yang sama, aku kembali memikirkan langkah ke depannya, memikirkan bagaimana menjalani 2018 agar lebih baik lagi.

Tentunya setiap menjelang pergantian tahun, bukan cuma mempersiapkan resolusi untuk tahun berikutnya saja, tapi juga kilas balik, mengukur sejauh mana kita melangkah di tahun ini. Sudahkah resolusi kita terpenuhi semuanya? Kalau belum dimana letak masalahnya. Semua itu agar ke depannya kita tidak melakukan kesalahan yang sama.

Menoleh mundur di tahun 2017 ini, meski kemajuan yang aku alami, terutama sebagai blogger, tapi justru hanya sedikit resolusi yang berhasil aku penuhi. Penyebabnya aku tahu pasti, aku terlalu banyak bermain di tahun ini.

Jika 2016 lalu aku konsentrasi untuk program hamil, 2017 lalu aku berharap bisa banyak berkarya. Tapi kenyataannya, ternyata aku masih sering larut dalam kesedihan paska gagalnya kehamilan terakhir di 2016. Aku jadi lebih banyak melarikan diri dari kenyataan.

Tapi aku sadar, mau sampai kapan aku terus larut dalam kesedihan. Sudah saatnya aku untuk bangkit. Karena itu, mumpung momennya pas menjelang tahun baru, maka mari kita membuat resolusi untuk lebih baik lagi.

Belajar, Menjadi Resolusi 2018 Aku

New year means we have another 365 chances to make it right. Use it well.

-Unknown

Jika 2016 aku konsentrasi pada program hamil dan beberapa operasi yang harus aku jalani dan 2017 aku malah kebanyakan main dan bersenang-senang, maka 2018 ini adalah saatnya aku kembali belajar mengejar ketertinggalan. Jadi apa saja yang menjadi resolusiku untuk 2018 yang tinggal hitungan hari?

Belajar Fotografi

Bermula dari sebulan lalu ketika aku bilang ke Mas Met kalau aku menginginkan sebuah lensa baru. Lensa fix dengan titik api 1.8 agar bisa menghasilkan foto depth of field. Reaksi dari Mas Met saat itu seperti tamparan buat aku, “Alaaaah, kamera cuma disetting auto focus aja kok mau main-main lensa.” Hicks, sedih. Tapi benar.

Semenjak jaman serba digital dan meninggalkan kamera analog sekitar 7 tahun lalu, aku mulai males ngutak-ngatik kamera. Tahunya cuma jepret dengan auto focus. Bahkan ketika camera handphone bisa disetting manual pun, aku tetap memilih auto. hehehe Mengedit pun begitu, rasanya sudah lama aku meninggalkan photoshop dan termanjakan oleh aplikasi yang ada di telepon genggam.

Well, rencananya di 2018 nanti aku harus kembali mengulik kamera. Biar restu untuk beli lensa idaman bisa dikantongi. Biar koleksi foto-fotoku bisa bagus dan enggak cuma mupeng lihat foto-foto teman yang keren-keren.

Selain ngulik kameranya, aku juga harus belajar flat lay. Menata gaya itu penting. Foto bagus bukan cuma karena faktor kamera semata, tapi juga layout yang bagus.

Belajar Bahasa

Dari SD aku tergila-gila sama bahasa asing. Bahasa Jepang lebih tepatnya saat itu yang ingin sekali aku kuasi. Mungkin karena faktor aku termanjakan oleh komik-komik Jepang. Saat kelas 3 SMA aku masuk jurusan bahasa. Bahasa Jepang, Jerman, Perancis menjadi bahasa lain yang harus kami kuasai selain bahasa Inggris kala itu. Seiring waktu berjalan, aku mulai lupa akan bahasa-bahasa itu.

Beberapa bulan lalu, tiba-tiba aku mendadak rindu untuk kembali belajar bahasa asing. Tapi aku masih bingung mau bahasa apa ya. Gara-gara nonton Coco sepertinya bahasa Spanyol menjadi pilihan bahasa yang ingin aku pelajari berikutnya. Enggak perlu sampai benar-benar bisa fasih sih, tapi paling tidak, aku bisa menyapa dalam bahasa Spanyol.

Bahasa lain yang harus aku kuasai adalah kemampuan bahasa Indonesia. Rasanya malu kerap kali mengaku sebagai blogger yang kesehariannya adalah menulis tapi justru kemampuan bahasa Indonesia khususnya dalam menulis aku rasanya masih kurang. Aku masih sering lupa pada kaedah EBI.

Belajar Lebih Rajin Lagi Membaca

Tidak sedikit yang tahu, beberapa minggu lalu aku menangis, curhat pada seorang dosen. Alasannya sepele, aku merasa tulisanku mandek. Tulisanku enggak enak dibaca. Aku kehilangan gaya menulis. Rasanya saat itu aku berada di titik terendahku.

Aku bersyukur, memiliki dosen yang bisa diajak berdiskusi soal tulis-menulis. Melalui nasihatnya, beliau hanya bilang, “Di, rajin-rajin saja membaca.” Keesokan harinya aku langsung melahap buku bacaan. Alhamdulillah setelah beberapa aku selesaikan aku merasa lebih tenang. Aku mulai bisa kembali menulis, meski rasanya tulisan aku masih dirasa kurang.

Harapanku aku bisa terus membaca buku setiap harinya. Bukan hanya saat aku merasa senggang, atau saat aku merasa ingin membaca. Tak perlu menargetkan sekian buku pada satu tahun, yang penting aku terus membaca.

Belajar Menulis

Tentu saja aku ingin menulis lebih baik lagi. Aku juga masih ingin menulis fiksi lagi, seperti yang pernah aku tulis dalam resolusi 2017 ini. Aku ingin bisa mengisi blog ini secara teratur. Aku tahu aku bisa. Buktinya aku sempat menantang ODOP di tahun ini.

Selain menulis blog dan fiksi, aku ingin belajar menjadi content writter. Selama ini aku masih ragu, bukan saja pada kemampuan menulisku, tapi juga apakah aku sanggup menulis banyak artikel dalam satu hari? Di 2018, aku ingin menjawab tantangan ini, insya Allah aku sanggup. Doakan saja akan ada yang menawarkan aku menjadi content writter ya, kawan.

Belajar Jalan Kaki

Target aku adalah 5000 langkah sehari. Aku tahu aku sanggup. Masalahnya adalah, apakah aku mampu melakukannya secara rutin? Aku tipe yang cukup senang berjalan kaki sebenarnya. Tapi aku berjalan kaki karena ada perlu, bukan khusus untuk olahraga.

Desember ini aku cukup banyak melangkah. Mengingat aku memang lebih banyak pergi menggunakan kendaraan umum yang harus disertai dengan jalan kaku keluar masuk komplek, serta menyeberang jembatan Trans Jakarta. Lewat aplikasi di telepon pintar, aku tahu, aku bahkan bisa melangkah sampai 12.000 langkah. Tapi itu tadi, tidak setiap hari.

Belajar untuk Move On

Ikhlas adalah sebuah kata yang mudah diucapkan tapi kenyataannya tak mudah untuk dilakukan. Ada kalanya aku merasa sudah ikhlas, tapi tiba-tiba aku seperti berjalan mundur dan kembali dihempaskan pada kenangan yang tidak menyenangkan itu.

Menerima kegagalan, menerima kehilangan memang bukan hal yang mudah. Tapi aku tahu, aku pasti bisa melewatinya. Aku memang tak berani berjanji akan bebas baper di 2018 nanti, tapi aku berjanji akan berusaha untuk move on dan legowo menerima jalan yang Allah tentukan untuk aku.

Jaga Kesehatan dengan Theragran-M

Percuma adalah ketika kita sudah bikin resolusi sebagus apa pun, tapi ternyata kesehatan kita berkata lain. Badan kita malah rentan terhadap penyakit.

Aku penah merasakan itu. Ketika 2016 aku terpaksa menjalani beberapa operasi kecil. Opreasinya memang kecil, bahkan tak butuh waktu lama untuk bisa pulang ke rumah. Tapi bukan berarti pemulihannya secepat proses operasinya.

2017 ini pun aku lewati bukan tanpa sakit. Akibat konsumsi obat hormon, imunitas tubuhku cenderung turun. Bentar-bentar aku sakit. Memang bukan sakit berat sih. Tapi tetap saja mengganggu aktivitas yang seharusnya aku jalani.

Saat aku memeriksakan diri ke dokter, aku hanya diberi resp multivitamin dan mineral. Menurut dokter, aku hanya harus menjaga daya tahan tubuh saja.

Aku jadi teringat ketika usai menjalani operasi, aku pun membawa pulang multivitamin dan mineral yang sama. Theragran-M. Kapsul merah marun dengan kemasan nuansa biru putih ini memang bagus untuk mempercepat masa penyembuhan.

Namanya juga multiviamin dan mineral sudah tentu vitamin dan mineral yang terkandung di dalam Theragran-M ini bisa dibilang cukup komplit. Coba kita simak dulu komposisinya ya:

Vitamin:

  • Vitamin A (sebagai asetat)
  • Vitamin D (cholekalsiferol)
  • Vitamin B1 (tiamina mononitrat)
  • Vitamin B2 (riboflavina)
  • Vitamin B6 (piridoksina hidroklorida)
  • Vitamin 12 (sianokobalamina)
  • Vitamin C (sebagai natrium askorbat)
  • Vitamin E (sebagai dl-alfatokoferil asetat)

Mineral:

  • Iodium (sebagai kalium iodida)
  • Besi (sebagai fumarat)
  • Tembaga II (sebagai sulfat)
  • Mangan II (sebagai sulfat)
  • Magnesium (sebagai karbonat)
  • Seng (sebagai sulfat)

Beberapa kali diberikan Theragran-M oleh dokter, sepertinya aku merasa cocok. Apalagi Theragran-M sudah mengantongi sertifikat halal dari MUI. Tentunya aku sudah enggak perlu takut-takut lagi untuk menenggaknya 1 tablet sehari atau sesuai aturan dokter.

Karena kandungannya hanya vitamin dan mineral, Theragran-M ini cenderung aman untuk dikonsumsi harian, termasuk untuk ibu hamil dan menyusui. Tapi sudah tentu, ada baiknya kita tetap menjaga asupan makanan dan minuman harian kita agar badan lebih sehat lagi. Jangan hanya mengandalkan Theragran-M saja.

2018 tinggal hitungan hari. Sepertinya aku sudah cukup siap untuk menghadapi tantangan-tantangan di tahun baru natni. Apalagi aku sudah sedia Theragran-M agar asupan vitamin dan mineral dalam tubuhku tercukupi. Bagaimana dengan kalian? Sudah siap menghadapi tantangan di 2018 nanti? Apa pun resolusi kalian, jangan lupa untuk tetap menjaga kesehatan ya.

disclaimer: Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network dan Theragran-M

assalamu alaikum,

dian ravi

DianRavi

 

About The Author


dianravi

Dian Safitri, travel and lifestyle blogger muslimah yang berdomisili di Jakarta, Indonesia. Pecinta kopi dan makanan. IVF Surviver.

30 Comments

  1. Semangat buat resolusi 2018 nya yaaa.. gw jg banyak bgt ni yg mesti dipelajari.. sehat terus ya kalian ber2.. Happy Holiday !!!

  2. Kalau ho aku juga masih pake auto hehehe.. wah jadi inget dulu aku sempet belajar hiragana katakana dan bahasa jepang lainnya, sekarang mah udah lupa ^^ cemungudh mba, semoga terwujud

  3. Belajar jalan kaki lebi sering bagiku susah. Aku juga mau lebih banyak belajar bahasa asing mba, tapi bahasa kalau gak dipraktekin jadi lama-lama lupa 🙁

  4. Aku juga pengen beli kamera tahun depan. Gak mau terlalu belajar gimana seh. Pengen kamera yang ada wifinya aja. biar bisa langsung ditransfer ke HP waktu traveling. Jadi gak pegang dua

    1. Kalau pun kameranya ga ada wifi-nya, tapi ada SD card yang sudah ada wifi-nya, Mbak. Aku begitu kok. Karena kamera ber-wifi merk yang aku punya terlalu mahal, jadi aku akalin di SD Cardnya

  5. Hahahaha aku juga pengen belajar fotografi, Mba. Masa cuma bisa pake auto dan ngeditnya VSCO. Bahkan auto pun sering hasilnya gelap dan nggak tau gimana benerinnya. Semoga resolusinya tercapai ya 🙂

  6. Resolusi 2018 nya kerenn mbak , Belajar … tapi bener juga sih yaa ,belajar itu adalah sebuah proses awal dr langkah apa yg akan kita kerjakan . Sehat selalu ya mbakk menyambut tahun baru dengan bahagiaa

  7. Wah, keren banget resolusinya belajar. Belajar ini memang fundamental ya Mbak, ga boleh ditinggalkan karena proses seumur hidup. Semoga bisa makin rajin jalan kaki dan tambah bahasa asing, mungkin Mandarin? Yang paling penting, tetap sehat dengan Theragran ya.

  8. aku sejak hamil kalo sakit dikasi tau temen minum theragran aja soal nya gak berani makan obat macem macem… atau kalo gak ya udah dibiarin hahah. smeoga semua resolusi nya tercapai mba..

  9. Ngomong-ngomong belajar bahasa, aku juga lagi kepikiran belajar Bahasa Inggris lagi. Udah lama gak praktik, jadi mesti diasah.

    Semoga tercapai ya semua resolusinya di tahun 2018 🙂

  10. Belajar jalan, menampar aku banget itu Mbak Dian. Aku mager banget akhir-akhir ini. Di rumah aja, padahal kan gak bagus buat kesehatan. Ngenesnya di rumah juga ada treadmill yang udah aku beli 4 tahun lalu. Tetep aja jadi pajangan

    Mudah2an aku juga rajin olahraga tahun depan, biar bisa turun ke air terjun Sipiso Piso

  11. Belajar sepanjang hayat dikandung badan ya mbak. Menurut saya yang paling susye itu belajar move on huehehehee

  12. Yee, semangat dan selamat untuk terus belajar mbak. Semoga semua targetan belajarnya tercapai ya. saya juga sama, lagi pengen belajar dan dalemin skill fotografi

Leave a Comment