Bismillahirohmanirohim,
Tik tok tik tok, waktu terus berputar tanpa terasa. Lebaran sudah mendekati hari ke 20. Topik seputar mudik sudah mulai mendominasi hampir dalam setiap percakapan. Berita di TV pun sudah mulai membahas soal persiapan mudik.
“Di, nanti mudiknya pakai mobil?” Seolah tak ingin ketinggalan topik yang hangat diperbincangkan, mamaku pun menanyakan perihal mudikku ke rumah mertua.
“Pakai mobil? Enggaklah, Ma. Habis di jalan nanti yang ada. Macet. Capek aja yang terasa,” begitu jawabku.
“Oh gitu? Pakai apa kalau begitu nanti?”
“Pakai pesawatlah. Cepat. Cuma sekitar 1 jam sudah sampai Surabaya. Nanti tinggal sambung travel ke timurnya. Hari itu juga udah bakal sampai di rumah ibu.”
Bukan tanpa alasan aku selalu memutuskan untuk menggunakan jalur udara ketika mudik lebaran. Selain faktor waktu yang lebih singkat, faktor kenyamanan dan keselamatan juga menjadi pertimbangan aku dalam merencanakan persiapan mudik.
Hampir setiap tahun hati kecilku selalu dibuat miris setiap kali melihat berita yang menayangkan info mudik saat lebaran. Sampai sekarang masih terekam terus dalam ingatan bagaimana seorang istri bisa tertinggal di sebuah warung ketika perjalanan mudik, hal itu tentu saja hanya bisa terjadi akibat sang suami yang terlalu lelah akibat menyetir kendaraan selama berjam-jam. Belum lagi kejadian di Tol Brexit tahun lalu, dikabarkan sekitar 12 orang meninggal akibat kelelahan terjebak dalam tol hampir sekitar 12 jam.
Tujuan mudik itu kan untuk merayakan hari raya bersama keluarga tersayang. Sudah selayaknya kondisi badan juga prima. Masa kita datang ke rumah keluarga dengan muka kusut akibat kelelahan? Maka dari itu selain keselamatan, kenyamanan juga harus menjadi pertimbangan dalam memilih armada untuk mudik. Kalau bisa jangan sampai libur lebaran yang cuma beberapa hari justru harus dirayakan dengan masuk angin.
Itu sebabnya aku selalu memilih menggunakan pesawat untuk pulang ke rumah mertua. Tapi naik pesawat pun tidak berarti akan selalu merasa nyaman. Itu sebabnya aku sebagai #SobatAviasi, sebuah komunitas yang dibentuk oleh Direktorat Jendral Perhubungan Udara Kementrian Perhubungan, ingin berbagi beberapa tips agar mudik terasa nyaman dengan pesawat. Tips dasar yang mungkin sederhana, terkesan sepele, tapi justru menjadi fatal ketika dilupakan. Apa saja tipsnya, yuk disimak.
5 Hal yang Harus Diperhatikan Agar Mudik dengan Pesawat Terasa Nyaman
1. Pastikan bandara dan terminal keberangkatan
Mungkin ada yang bakal berkomentar “Masa sampai harus memastikan bandaranya sih?” Well, bagi kota yang memiliki dua bandara seperti Jakarta, hal ini jelas enggak boleh disepelekan. Baru beberapa waktu lalu seorang teman mengalami kejadian salah bandara. Dia sudah berangkat menuju bandara Soekarno-Hatta dan ketika hampir tiba di sana baru menyadari kalau ternyata penerbangannya dilakukan dari bandara Halim. Padahal jarak Soekarno-Hatta ke Halim itu ujung ke ujung. Bisa dipastikan paniknya seperti apa. Alhamdulillah temanku ini masih bisa sampai bandara tepat waktu.
2. Datang lebih awal
Kondisi hari-hari biasa saja kita diminta datang paling tidak 1-2 jam sebelum jadwal keberangkatan. Karena mudik, bandara akan lebih padat dari biasanya. Kalau bisa usahakan tiba 3 jam sebelum jadwal keberangkatan agar lebih nyaman.
3. Rajin telepon call center soal info jadwal penerbangan
Bukan rahasia lagi, akibat padatnya arus mudik, pesawat pun cenderung mengalami keterlambatan. Kalau telat mesti nunggu asal sudah di bandara masih mending. Tapi bagaimana bisa ternyata jadwal penerbangan dimajukan. Aku pernah mengalami hal ini beberapa tahun lalu. Beruntung pihak maskapai menelepon memberitahu soal ini. Tapi kejadian serupa yang dialami mamaku beberapa bulan lalu justru sebaliknya, pihak maskapai gagal memberitahu mama soal perubahan jadwal ini. Akibatnya sudah dipastikan kalau mamaku ketinggalan pesawat. Untung saja karena bukan cuma mama penumpang yang merasa tidak menerima pesan perubahan jadwal ini, jadi mama masih bisa berangkat dengan jadwal berikutnya.
4. Pastikan jatah bagasi
Umumnya penerbangan domestik menginjinkan kita membawa bagasi 15-20 kg (tergantung dari maskapainya). Untuk berangkat mungkin tak jadi masalah. Tapi persiapkan jatah bagasi untuk untuk pulang. Biasanya ketika pulang bawaan kita cenderung lebih banyak.
5. Matikan gadget dalam pernerbangan
“For all passengers, please switch off your phone,” kira-kira seperti itu instruksi pilot sesaat sebelum take off. Larangan menyalakan dan menggunakan telepon genggam selama penerbangan ini bukanlah tanpa alasan. Semua ini semata-mata demi keselamatan semua penumpang. Sinyal pada telepon genggam dapat membuat sistem navigasi terganggu. Karena itu, matikan segera handphone kita sebelum take off. Dan apabila melihat ada penumpang lain yang masih berkomunikasi diam-diam dengan telepon genggamnya selama penerbangan, jangan ragu untuk menegur. Ini kan untuk keselamatan bersama.
Nah itu tadi 5 tips dasar soal bagaimana agar penerbangan mudik kita terasa nyaman berdasarkan pengalaman aku dan lingkungan sekitarku. Semoga meski ini tips sederhana tapi bisa membantu membuat penerbangan kita semua menjadi masalah. Jangan lupa selalu berdoa agar selamat sampai tujuan.
29 Comments
Add Yours →datang lebih awal biasanya selalu menjadi budaya buat saya. Paling enggak satu setengah jam sebelum terbang harus udah ada di bandara :”)
Aku was-was kalo naik pesawat, ngeri ketinggalan, meskipun baru sekali naik pesawat, tp memang bner garus prepare lebih buat maslah waktu min 2jam harus udah di bandara.
Tpi kalo rajin2 nelepon call center sih malesin mbak. Harusnya kan udah prepare ya kapan berangkatnya, jam berapa, nah dari situ bisa prepare deh perjalanan dr rumah ke bandara berapa jam dan harus sampe bandara jam berapa biar tepat waktu…
Justru buat jaga-jaga jam penerbangan berubah, Ben. Aku pernah kondisi lebaran tahu-tahu penerbangan dimajukan. Mamaku juga kmarena ngalamin gitu, tanpa pemberitahuan.
Apalagi ke Padang yg makan waktu banget di jalannya ya mba hihi.. Tapi ya itu kudu beli tiket jauuuh hari kalo ga dapet harga super melonjak *nasib perantau heu
Ahh senengnya yang bisa mudik pakai pesawat yaa, aku mauu nebeng maak,
Kalau melihat kondisi mudik tahun lalu, yang macetnya sampai memakan korban jiwa, kayaknya memang lebih aman pakai pesawat terbang ya…
Tapi, memang harus memperhatikan banyak hal juga, seperti yang disebutkan oleh Teh Dian…makasih tipsnya ya…
Klo di Jakarta wajib banget berangkat dr rumah lbh cepat apalagi klo bawa anak2… Klo tiba2 macet..bisa panik klo smp bandara keburu2
Noted mba. Tp aku mudik kali naik kereta or bus soalnya Deket Cirebon mba,,
Aku lebih milih nunggu lama di bandara daripada datang mefet. Duh, resiko ketinggalan pesawat bisa berabe
Datang terlambat dan masalah over bagasi ini yang sering bikin perjalanan jadi gak nyaman ya mbak :))
Pernah sekali saya “dikerjai” maskapai. Padahal ini maskapai yang saya cintai setengah mati, hahaha. Tiap mudik berusaha pake ini terus. Pas itu jadwal terbang harusnya jam 11.00 WIB. Eh, pas kami otw bandara dapet sms kalo penerbangan ditunda sampe jam 16.00 WIB. Wew! Kalo kami orang Jakarta aja mending puter balik, berangkat sore. Lha, saya orang daerah yang udah berangkat dari rumah malamnya je. Ya sudah, nikmati sajalah π
Aku kudu ketawa bayangin istri ketinggalan di warung π
Mudikku cuma dari SBY ke Malang, tak mungkin naik pesawat. Naik helikopter aja apa ya? Haha
Kalau dari rumah ortu di Sby atau rmh mertua di Banjarbaru, bandara lumayan deket, jd berangkat msh bisa santai. Yg di Jkt ini bandaranya jauh dr rumah, jd emang kudu datang awal banget, krn lalu linta sJkt gk bisa diprediksi hehehe
Bawaan emang penting banget diperhatikan, jangan sampai kebeban kebanyakan bisa kena denda mahal. Hehehhe pengelaman.
Iya bwner tipsnya mbak. Alhamdulillah rmh saya cuman 1 jam aja buat mudik. Hehe. Ikut donk mak naik pesawat
Setuju Mba, kalau rumah jauh lebih baik berangkat lebih cepat 2-3 jam. Kalau perlu lakukan early checkin via web. Lebih praktis deh.
Noted: perhatika jatah bagasi.
Pengalaman pribadi, over load bagasi dan harus bayar lumayan mihil bangettttt (mending dikirim ekspedisi )
Sy pernah bayangin kalau telat datang gmn? Nangis paling. Haha… Makanya naik moda apapun sy hadir 1 jam sblum keberangkatan. Soalnya pernah hampir tertinggal. Hehe
cuma sekali naik pesawat, itupun bareng temen jadinya gak ngerti alurnya gimana cara naik pesawat hahaha
Ternyata poin nomer 3 itu penting bgt ya
Tapi masih sering orang bandel tetap idupin hp didalam pesawat padahal bisa menganggu penerbangan
Bandara Soeta terminalnya banyak sih yaa, mbakku juga pernah ketinggalan pesawat gara2 salah terminal
Itu yg salah baca bandara yg harusnya Halim malah ke CGK sepertinya saya tau mba hahaha… Kebetulan besok saya jg mudik pake pesawat mba dan pilih Halim biar dekat dari kost
Alhamdulillah nggak kerasa udah mau lebaran lagi π
Ati2 buat yang pada mudik, kalau ane mah kalau mudik pasti bawa sepeda motor karena nggak jauh-jauh amat kampung halamanya . Hehehe
kalau mudik naik pesawat memang harus prepare banget makanya aku sehari sebelum berangkat cek in via web biar dapat seat nya bareng sama suami dan nggak terlalu di belakang dapatnya hehe
Wahhhhh yang matikan gadget banyak yang gak lakuin nih, saya waktu itu pernah melihat di instagramm dia story gitu pake hapenya , masih aktif sinyal nya, ngerti banget,kalo 1 hape apakah masih mengganggu ya? saya masih penasaran sama yang handphone itu,
Untuk jadwal penerbangan, untung sekarang sudah terkoneksi dengan android, jadi tahu pasti kapan berangkatnya. Tapi tetap saja harus update infonya ya. Jangan sampai salah datang.
btw, kapan ke bondowoso?
di jember udah ada bandara loooh… jember surabaya
di banyuwangi juga udah ada bandara… banyuwangi jakarta
haaayuks pulang
hahaha
maaf lahir batin ya mbak diaaaan
maafin aku yang sering luput dalam bertutur kata
semoga kita masih isa dipertemukan lagi di ramadhan selanjutnya
dan semoga kita meraih kemenangan