bismillahirrahmanirrahim,
Hei, Desember! Ini kok tahu-tahu udah menjelang akhir tahun lagi saja ya. 2020 tahun yang menarik menurut aku, sangat nano-nano. Ketika memasuki awal masa pandemi dan pemerintah menghimbau untuk di rumah saja selama dua minggu, aku termasuk yang menyambut gembira. Hei, kapan lagi aku bisa menikmati waktu di rumah bersama suami yang cukup lama? Memang sih dia tetap sibuk, tapi kan paling tidak di jam-jam istirahat kami jadi bisa menikmati we time.
Memasuki bulan Juni, perasaan senang harus di rumah saja mulai berubah wujud menjadi jenuh. Apalagi penghasilan aku yang mengandalkan dari meliput event mulai terasa dampaknya di masa pandemi ini. Belum lagi rasa bosan akibat keterbatasan aktivitas sebatas: rumah dan supermarket saja. Ditambah enggak bisa mudik ke mertua, aku menjadi manusia yang hobi mengeluh. Beberapa kali aku mulai merengek minta untuk bisa liburan setitik, tapi setiap kali rencana sudah dibuat, aku juga yang membuatnya batal karena masih merasa ragu melihat kondisi pandemi ini.
Sekitar satu bulan yang lalu, aku tersadar, kondisi pandemi ini pasti tidak akan terjadi selamanya. Cepat atau lambat, aku yakin kita semua bisa kembali beraktivias kembali seperti biasa. Tapi itu juga berarti suamiku akan kembali bekerja di kantor setiap harinya, dan waktu aku bersama suami akan kembali terasa kurang. Padahal kami mulai bisa menikmati kebersamaan kami di tahun ini.
“Mungkin udah saatnya kita fokus punya usaha sendiri kali ya,” tutur suamiku suatu hari.
Perbincangan seputar membangun usaha sendiri sudah beberapa kali terjadi selama di masa pandemi ini. Alasan pertama untuk jaga-jaga. Di masa pandemi ini enggak sedikit perusahaan yang mengalami kerugian dan berakhir dengan mengurangi jumlah karyawan. Alasan lainnya, kami sama-sama menikmati kebersamaan kami di masa pandemi. Ternyata kami bisa kok bekerja sama dengan baik sejauh ini, kenapa enggak sekalian punya usaha sendiri yang dijalankan bersama?
5 Langkah untuk Memulai Usaha Sendiri
Tapi tentunya ada banyak hal yang harus dipertimbangkan untuk membangun sebuah usaha. Mungkin pembaca Dian Ravi ada yang sedang mempertimbangkan untuk membangun usaha sendiri? Aku mau berbagi tips seputar hal-hal yang harus dipersiapkan sebelum memulai usaha sendiri. Yuk disimak, semoga saja bisa bermanfaat.
1. Persiapkan mental
Ini yang bolak balik aku pastikan dulu ke suami ketika dia mulai tertarik untuk memiliki usaha sendiri dan berencana untuk resign. Yakin siap, Mas? Karena pastinya akan ada banyak hal yang berubah, seperti biasa menerima gaji setiap bulannya, nanti yang ada malah mungkin harus memikirkan memberi gaji. Belum untuk pengeluaran usaha lainnya. Kebetulan aku punya beberapa teman yang mengalami shocked paska memutuskan untuk memiliki usaha sendiri, makanya aku harus memastikan banget agar suamiku benar-benar siap secara mental.
2. Jenis usaha
Jenis usaha di bidang apa perlu dipikirkan dengan matang. Aku dan suami sepakat untuk tidak terjun di bidang kuliner atau produk yang saat ini sebenarnya sangat menggiurkan sih. Tapi aku tahu ini bukan usaha yang bakal cocok dengan suamiku. Jadi daripada kami hanya mengikuti trend, kami mencari jenis usaha yang memang cocok dengan kriteria kami. Sepertinya sih kami akan memilih jenis usaha di bidang perkebunan dan peternakan.
Buat kalian yang sedang bingung menentukan jenis usaha, coba deh buat list pro dan kontra-nya. Jangan semata-mata melihat keberhasilan orang lain, tapi pastikan juga apakah usaha itu benar-benar bisa kalian jalankan?
3. Strategi usaha
Setelah menentukan jenis usaha yang ingin dilakukan, langkah selanjutnya adalah membuat strategi. Bagaimana sistem usahanya nanti, lokasi dimana, butuh karyawan atau tidak, dan sebagaimanya. Salah satu pertimbangan aku dan suami adalah membagi waktu di sela-sela kesibukan kami saat ini. Karena sepertinya untuk sementara waktu suami masih akan tetap dengan pekerjaannya saat ini. Paling tidak sampai usaha ini bisa berjalan lancar.
4. Modal usaha
Yang namanya usaha tentunya erat kaitannya dengan modal. Buat perhitungan yang cermat untuk investasi yang diperlukan, termasuk gaji karyawan (bila perlu karyawan) sampai beberapa bulan. Karena biasanya usaha enggak langsung memberikan keuntungan, tapi butuh waktu untuk bisa berjalan stabil dan menguntungkan.
Setelah hitung-hitungan seputar modal didapat, pikirkan juga darimana sumber modal itu. Apakah dari tabungan kamu atau dengan melakukan pinjaman modal usaha? Kamu juga bisa mencari rekan bisnis untuk meringankan modal usaha.
5. Pahami resiko
Tidak ada yang namanya usaha tanpa resiko. Enggak perlu takut, yang diperlukan adalah memahami segala kemungkinan resiko yang bisa terjadi dan mempersiapkan diri. Berani lebih baik, harus berani juga dong menghadapi resiko.
Salah satu yang harus dipertimbangkan dalam menghadapi resiko ini adalah memilih asuransi untuk proteksi usaha. Aku tertarik dengan Tugu Insurance yang memiliki banyak pilihan asuransi untuk memberikan jaminan perlindungan yang ditujukan baik untuk korporasi, personal, maupun syariah. Apalagi Tugu Insurance ini sudah terdaftar dan diawasi oleh OJK, sehingga insya Allah lebih aman dan terpercerya.
Mengingat besar kemungkinan aku dan suami harus melakukan pinjaman untuk modal usaha, aku tertarik dengan Asuransi Korporasi Kredit dan Penjaminan yang ditawarkan oleh Tugu Insurance. Ini tuh asuransi untuk melindungi tertanggung apabila terjadi hal-hal buruk sehingga tidak mampu membayar pinjaman yang dimiliki.
Nah itu dia 5 tips langkah untuk memulai usaha sendiri dari aku. Gimana? Sudah mulai siap untuk memulai menbangun usaha sendiri? Aku doakan semoga usaha kalian berjalan lancar ya. Doakan aku juga agar bisa segera memulai usaha impian aku dan suami ini. Aamiin.
2 Comments
Add Yours →Aamiiin semoga impiannya untuk memiliki usaha sendiri bareng suami segera terkabul kak. Seru lho, aku mengalami sendiri soalnya hihi
bener banget kak, mental adalah poin penting apalagi jika ingin bertahan lama dengan bisnis sendiri 😀 semangatttt ya kak!