Bismillahirohmanirohim,
Libur akhir tahun kemarin, aku memutuskan untuk berdiam diri di rumah aja, alias ga kemana-mana. Selain karena Mas Met jaga kantor menjelang akhir tahun, aku pun males untuk menikmati kemacetan jalanan kalau berangkatnya udah mepet hari libur. So, we decided the best thing to do at the end of the year is just stayed at home. Ceritanya aku juga mau rapih-rapih blog, aku masih punya utang ingin mengganti tagline (yang sampai sekarang masih belum kepikiran juga mau tagline apa). Tapi setelah 2 hari berdiam diri di rumah, akhirnya aku bosan juga. Mulailah mencari-cari alasan untuk keluar rumah.
1 Januari 2017 aku sukses minta diajak Mas Met ke sebuah mall di Jakarta Utara. Tadinya mau nonton, tapi ngeliat keramaian di mall aku malah pusing. Akhirnya aku cuma masuk toko buku dan jajan bakso malang kesukaan Mas Met. Karena masih pengen main, besoknya aku minta diajak ke mall dekat rumah buat nonton. Ga tanggung-tanggung, dua film sekaligus yang aku tonton hari itu, Cek Toko Sebelah dan Hangout. Nonton tanpa ekspektasi apa-apa karena memang niatnya murni karena bosan di rumah. Ga disangka ternyata aku suka banget sama film Cek Toko Sebelah, totally recomendeed, dan pengen cerita soal filmnya di blog.
Film garapan Ernest Prakasa ini bercerita tentang Koh Afuk (diperankan oleh Chew Kin Wah), pemilik toko kelontong, yang sudah memasuki usia senja, mulai sakit-sakitan, serta ingin mewariskan toko kelontongnya ke putra bungsunya, Erwin. Erwin yang diperankan oleh Ernest ini sebenarnya justru ga berminat untuk mengelola toko kelontong, karena ia sudah memiliki karir yang cukup gemilang. Hal ini berbeda dengan Yoan (Dion Wiyoko), anak pertama Koh Afuk, yang justru berminat meneruskan usaha toko kelontong bapaknya. Koh Afuk merasa Yoan ini mengurus diri dan istrinya saja belum sanggup, bagaimana kalau nanti harus ditambah beban tanggung jawab karyawan toko. Erwin yang bimbang akhirnya setuju untuk mengelola toko selama satu bulan, dengan syarat setelah satu bulan itu dia bebas menentukan pilihannya kembali bekerja atau mengelola toko kelontong.
Permasalahan dalam film ini sebenarnya masalah yang sering terjadi dalam lingkungan keluarga. Bagaimana seorang anak berusaha ingin menunjukan kalau ia patut dibanggakan oleh orangtuanya, atau seorang anak yang justru sangat dibanggakan oleh orangtuanya tapi justru larut dalam kesibukan sehingga jarang bertemu dengan orangtuanya.
Rasanya aku ingin terus menceritakan detail film ini sampai akhir cerita. Tapi aku sadar diri harus mengerem karena ga mau diteriaki spoiler, apalagi filmnya masih diputar di bioskop sampai hari ini.
Ada sekitar 20 standup komedian yang tampil di film ini. Ditambah akting dari Astri Welas, Tora Sudiro, Adinia Wirasti, serta Gisella Anastasia, film ini lucunya maksimal. Aku salut sama cara Ernest membuat film ini lucu. Ditengah rasa muaknya aku sama komedi kita yang seringkali memamerkan keseksian tubuh wanita, atau membuat canda-canda bernada mengejek seseorang, tapi komedi yang dibikin Ernest ini justru berbeda. Memang ada tubuh wanita yang diumbar dalam film ini. Tapi justru di akhir cerita kondisi itu menjadi berbalik (inget Dian, jangan spoiler!)
Kewajibanku mewujudkan mimpimu. Bukan orang lain – Yoan, Cek Toko Sebelah
Namanya juga drama komedi. Film ini selain sukses mengocok perut akibat tertawa terbahak-bahak, tapi juga bikin perasaan tersentuh. Aku larut dalam hubungan Yoan dan istrinya, Ayu (Adinia Wirasti), berjuang untuk meraih mimpi. Termasuk impian agar sang ayah mau menerima Ayu sebagai menantu. Juga bagaimana Natalie (Gisella Anastasia) yang merasa ga siap menjadi istri dari pedagang kelontong tapi pada akhirnya pasrah apabila memang takdirnya harus begitu, karena ia percaya pada orang yang dicintainya.
Duh kan aku jadi spoiler. Susah juga ternyata menahan diri untuk ga membocorkan cerita film ini sampai akhir. Hmmm… coba simak trailernya aja untuk semakin meyakinkan kalian agar menonton film ini.
Hal lain yang mungkin bikin aku ngerasa puas sampai rela ngasih 4 jempol (2 jempol tangan dan 2 jempol kaki pastinya) buat film Cek Toko Sebelah ini karena aku nonton tanpa ekspektasi apa-apa. Aku memang sempat baca kicauan seorang teman di dunia maya kalau film Cek Toko Sebelah ini sukses membuat tertawa terpingkal-pingkal. Tapi ya sebatas itu saja bayangan aku tentang film ini. Lucu. Dan ternyata film ini bukan cuma lucu. Mungkin benar yang Koh Afung bilang, bahwa:
Jika kita berharap banyak, maka kita akan kecewa banyak.
Jadi, lupakan semua ulasan aku soal film Cek Toko Sebelah dipostingan ini. Biar kalian buktikan sendiri bagaimana pendapat kalian soal film ini.
Selamat menonton!
Diaann… Daku yg berekspektasi ya, makanya paket dramanya ngga full larut. Aku nuntut peran Ernest n Gisell lbh dalem. haha!!
aku sejak liat iklannya di macro add nya commuterline udah pengen banget nontonnya yakin pasti bakal ngakak..wajib nonton iniii 🙂
Mba.. aku kok malah fokus sama tiket bioskop cipinang mall hahahha.. rumah kita deketaaan, ketemuan yuks 😀
Mbak Sandra dimana?? Iya mall terdekat aku Cipinang Mall. Yuks kita bertemu!!!
Sebagai penggemar Ernest Prakasa, saya wajib nonton. Tapi sayangnya belum punya waktu buat keluar nonton. Nggak ada teman juga kak. 🙁
Wah saya LDR jadi bingung mau nonton sama siapa wkwk
Pas ngajak temen temen, mereka udah pada nonton
Jadi makin mupeng
Wah sepertinya seru tapi di tempatku gak ada cinema 🙁
Ernest aja berkomedinya cerdas. Film buatan dia tentunya juga akan berkomedi cerdas ya. Nice
iya katanya rame beud film cek toko sebelah ini ya.. mupeng sih.. tapi ga demen nnt bioskop gimana doong.. malesnya suka ketiduran di bioskop kan ga banget hahaha..