Karena buatku kebahagiaan adalah ketika kita bisa membuat orang lain bahagia
-Surga yang Tak Dirindukan
Nampaknya rumah bernuansa biru putih itu menjadi pemandangan yang ga biasa di Jogja, tepatnya di jalan Parangtritis. Gimana ga, disaat sekitarnya umumnya adalah rumah-rumah bergaya Jawa, rumah ini justru berani tampil beda dengan menyuguhkan gaya country America. Rumah Paris, bed & breakfast, begitu yang tertera di papan yang terpampang di halaman depan.
Mobil sewaan kami berhenti di persis di pintu depan halaman Rumah Paris pagi itu. Foto-foto di Rumah Paris memang menjadi agenda pertama kami di Jumat pagi itu sebelum berjuang mencari tiket Prambanan Jazz. Wait, ada yang bingung kenapa aku bilang foto-foto tapi di bed & breakfast?
Biar aku cerita sedikit tentang Rumah Paris yang belakangan ini lagi marak di instagram. Rumah Paris ini memang masuk kategoti bed & breakfast, alias penginapan. Cuma ada tiga tema kamar dengan tema, Beach Cottage suite, World Traveler suite, serta Shabbylicious suite. Selain bisa menginap per kamar, bisa juga satu rumah, ataupun sekedar sewa untuk foto-foto. Seperti yang hari itu aku lakukan. Menyewa untuk foto-foto di Rumah Paris selama dua jam seharga Rp 200.000.
Untuk mencari Rumah Paris ini ga sulit kok, arahkan kendaraan ke jalan raya parangtritis, sampai di km 8,5 akan terlihat papan namanya, belokan kendaraan ke kiri (kalau dari arah kota Jogja), ikutin jalan ga lama akan terlihat jelas bangunan biru ini. Lokasinya ga jauh dari Rumah Budaya Tembi.
Mungkin banyak yang familiar dengan Rumah Paris lewat video klip Sheila on 7 juga film Surga yang Tak Dirindukan. Seperti Mba Shinta yang begitu sampai langsung komentar “Ihhh ini kan rumahnya Pras sama Arini.” Aku cuma tersenyum, karena meski aku belum nonton filmnya tapi aku tahu siapa yang dimaksud. Sementara Aya yang emang ga terlalu suka nonton film balik bertanya, “Itu siapa?”. Dan akhirnya Mba Shinta pun sibuk menceritakan film Surga yang Tak Dirindukan.
Area untuk foto-foto di Rumah Paris adalah seluruh rumah yang menempati dua lantai kecuali kamar, karena kamar adalah privacy tamu yang menginap. Mulai dari ruang depan, ruang makan, dapur, halaman, juga di lantai dua ada area duduk-duduk santai. Padahal kalau liat foto-foto kamarnya lucu-lucu loh. Mungkin kapan-kapan bisa dijadiin alternatif untuk menginap. Sambil main-main ke pantai.
Yuk mari kita mulai foto session 😀 Awalnya aku masih bingung mau foto dimana, bergaya apa. Cuma ngeluarin tripod andalan, dan memilih memoto Aya dan Mba Shinta yang nampaknya terlahir dengan bakat pose. Tapi lama-lama aku mulai pede juga ikutan berpoto ria. Demi kenyamanan bersama aku harus kerja keras memilah foto-fotonya. Bukan apa-apa, kan kasian kalian para pembaca kalau kebanyakan liat poto-poto naris kami :p
Meskipun hanpir semua sudut di Rumah Paris bisa dijadikan objek foto yang, akhirnya kami bahkan ga sanggup menghabiskan waktu dua jam buat poto-poto. Dua jam itu lama ya kalo buat gegayaan. Tapi kalo buat ngobrol ngalor-ngidul sih ga kerasa. Lagian kami masih harus mengadu nasib ke Candi Prambanan demi mencari tiket Prambanan Jazz buat malam itu. Ironis saat kami pamit ke resepsionis yang jaga, dia cerita kalau dia sempat jual tiket Prambanan Jazz, bahkan baru sehari sebelumnya dia mengembalikan tiket yang belum terjual ke panita. Hmmm……tahu gitu beli di Rumah Paris deh. Well, emang belum rejeki bersantai ria.
Buat yang mau menginap di Rumah Paris atau pun sekedar poto-poto bisa langsung menghubungi ke:
Rumah Paris Bed & Breakfast
Jl. Parangtritis KM.8,4, Daerah Istimewa Yogyakarta
Telp: 02746463042
IG : @RumahParis
Salam gegayaan,
apik tenan rumahnya *jadi pengen punya hehe.
wow, tempat yang menarik, jadi pengan ke sana.
Yogyakarta ngangeni memang, aku yang pernah disana saat SMA, merasa sering kangen.
Belum pernah sampai ke Rumah Paris
Waaah, dulu waktu ke Tembi sy belum tahu rumah ini, coba kalo sudah tahu, kemungkinan mampir deh, hehehe
Emang masih baru kok, blom ada setahun kalo ga salah 🙂 Lain kali mampir aja
ini trend bgt buat foto prewed soalnya bagus rumahnya.