Kalau ke Bangkok jangan lupa mampir ke Grand Palace. Sepertinya Mbak Shinta termasuk yang memegang prinsip itu. Karena ketika aku dan kedua teman baikku ini membuat rencana berlibur ke Bangkok 2014 lalu, dia langsung meminta untuk memasukkan Grand Palace ke dalam itinerary.
Padahal sebelumnya aku dan Soraya sudah saling sepakat untuk tidak perlu mengunjungi komplek istana raja tersebut karena katanya harga tiketnya tidaklah terlalu murah. Tapi begitu akhirnya Mbak Shinta sampai mengatakan “Enggak apa-apa kalau enggak masuk, kita foto-foto di luar saja. Pokoknya yang penting kita sampai di sana. Ada bukti.” Kok rasanya hati ini enggak tega untuk tidak mewujudkan satu-satunya tempat permintaan dia.
Aku sebagai yang bertugas membuat itinerary dan budget pun langsung memasukkan Grand Palace dalam agenda liburan cuti rumah tangga kami yang hanya 3 hari itu. Dan aku bersyukur karena Mbak Shinta telah meminta kami mengunjungi tempat ini.
Grand Palace Bangkok
Aku terpaksa memasukkan agenda mengunjungi Grand Palace di hari terakhir, mengingat agenda utama kami sebenarnya adalah belanja karena Aya ingin mencoba usaha online. Jadi hari minggu pagi sebelum check out kami pun menuju Grand Palace yang jaraknya cukup jauh dari tempat kami menginap di daerah Pratunam.
Semula kami sempat memesan taksi dari hotel. Tapi yang ada kami malah ditawari paket mengunjungi toko perhiasan. Dan kami masih sempat berdiskusi cukup lama sebelum menyadari kalau ini adalah scam yang memang cukup terkenal di Bangkok. Akhirnya kami menyetop taksi di pinggir jalan sambil bersikukuh pakai argo.
Masih sekitar jam 8 pagi akhirnya kami tiba di Grand Palace. Antrian turis yang memiliki agenda sama dengan kami terlihat jelas. Masih ada waktu sekitar 30 menit sebelum Grand Palace dibuka untuk umum.