Assalamu’alaikum,
Selamat hari lebaran! Mohon maaf lahir dan batin.
Lebaran tahun ini aku ga mudik ke mertua. Cuma sampai Bandung aja. Itu pun cuma di rumah nenek seharian di hari pertama. Ga kaya biasanya masih nyempetin ke makam dan keluarga papa yang ada di Cijerah. Akhirnya begitu saudara-saudara yang lain pamit pulang, aku tinggal santai-santai sambil nonton tv. Kebetulan di salah satu stasiun TV ada film yang belum sempat aku tonton, Hijab.
Film bergenre drama komedi ini yang dibintangi oleh Carrisa Puteri, Zaskia Adya Mecca, Tika Bravani dan Natasha Rizky bercerita tentang 4 sahabat, Bia, Tata, Sari dan Anin (3 diantaranya sudah menikah) yang menginginkan memiliki penghasilan sendiri. Akhirnya mereka memutuskan untuk membuka usaha hijab secara online. Ternyata usaha mereka disambut dengan baik di pasaran, hingga akhirnya menjadi sebuah butik. Sayangnya, baik Tata, Bia, dan Sari merahasiakan usaha ini dari suami-suami mereka, yang akhirnya menjadi konflik dalam cerita ini.
Aku ga mau cerita detail soal film Hijab-nya. Nanti diamuk massa yang belum sempat nonton, dianggap spoiler. Pokoknya yang pasti happy ending-lah.
Waktu nonton, aku bertiga aja sama mama dan mas Met. Seperti biasa deh kita suka sok-sok ngebahas gitu begitu film-nya selesai. Mama malah kebiasaan ditengah-tengah film udah pengen ngebahas. Intinya kami bertiga ngerasa terhibur sama film yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo ini. Ceritanya ringan, namanya juga drama komedi, tapi tetap ada pesan-pesannya. Khususnya buat kaum muslimah. Makanya aku semangat pengen ah jadi bahan tulisan pas udah sampai Jakarta nanti.
Eh tapi, begitu akhirnya aku sampai rumah, browsing ke mbah google, aku agak kaget karena ternyata review film Hijab ini kok banyak negatifnya ya. Mau nulis pun aku jadi agak-agak takut. Bukan apa-apa, rasanya malas kalo sampai nantinya ada komen-komen yang ga enak. Padahal tujuan aku cuma pengen berbagi dari sudut pandang aku aja. Makanya aku tegasin dulu ya disini sesuai judul yang akhirnya aku bikin: Lihat Sisi Baiknya Aja.
Ada dua hal yang pengen banget aku bahas dari film Hijab ini.
Yang pertama gara-gara nonton film Hijab, aku justru berasa diingetin lagi bahwa kita sebagai seorang istri punya kewajiban untuk taat terhadap suami, selama tidak bertentangan dengan agama ya pastinya. Tidak ada salahnya seorang wanita bekerja dan memiliki penghasilan sendiri, selama dalam ridho suami.
Berkah isteri itu dari imamnya. Ridho Isteri ridhonya Suami
(Kang Epi, Film Hijab, 2015)
Yang kedua soal hijab. Memang di film ini ada kesan bahwa hijab itu hanya sekedar fashion belaka. Padahal jelas-jelas menutup aurat merupakan kewajiban bagi seorang muslimah. Tapi kalau aku mikirnya ga apa-apa awalnya kita berhijab karena ikut-ikutan, sekedar trend. Tapi doain aja, semoga hijab ini akan terus digunakan dan ga dilepaskan. Semoga makin hari cara berhijabnya pun semakin sesuai dengan syariat Islam.
Hijab itu bukan hasil. Seperti kata kalian, hijab itu perjalanan. Gue liat sendiri perjalanan ketiga sahabat gue, naik turunnya kalian sebagai pribadi, bagian dari keluarga, dan bagian dari masyarakat. Gue liat kalian berperan, mencoba melakukan yang terbaik. Dalam usahanya nggak mungkin nggak bikin salah, bikin dosa, tapi tetap selalu berusaha.
(Anin, Film Hijab, 2015)
Akan selalu ada hal-hal baik apabila kita berniat mencarinya.
I see a lot of interesting posts here. Your blog can go viral
easily, you need some initial traffic only. How to get initial traffic?
Search for: masitsu’s viral method