Assalamu’alaikum,
Once the travel bug bites there is no known antidote, and I know I shall be happily infected until the end of my life.
-Michael Palin
Salah satu yang paling aku nantikan sepanjang tahun adalah liburan akhir tahun. Dua tahun terakhir tanpa disadari aku membuat sebuah kebiasaan baru, road trip selama satu minggu. Kalau biasanya mas Met menghabiskan sisa cuti di akhir tahun dengan berleyeh-leyeh di rumah atau sekitar Jakarta, dua tahun terakhir kami mulai kecanduan yang namanya traveling jalan darat.
Akhir 2015 kemarin sebenerarnya kami berencana untuk di Jakarta aja. Tapi tiba-tiba mas Met mencetuskan ide yang susah aku tolak. “Mau ga kita pulang kampung bawa si Icho?” celetuk mas Met sekitar November lalu. Icho adalah panggilan kami untuk ecosport putih kami. Dan pulang kampung disini artinya jauh ke timur pulau Jawa, Bondowoso.
Aku bingung harus menjawab apa. Satu sisi, menikmati jalan panjang Jakarta-Bondowoso adalah petualangan yang pastinya sangat menyenangkan. Banyak tempat yang bakal bisa kami singgahi. Aku bakal puas mengambil gambar. Tapi disisi lain, kalau hanya kami berdua artinya hanya mas Met yang akan mengemudi. Dan aku blom yakin apakah benar ia sanggup? Akhirnya setelah mas Met bolak balik meyakinkan aku bahwa dia sanggup menyetir Jakarta-Bondowoso sendiri, tentunya dengan berhenti-berhenti ya, aku pun mulai menyusun itinerary. Browsing sana browsing sini. Sampai akhirnya hari itu datang.
Salah satu yang bikin aku semangat adalah akhirnya aku bakal ngelewatin tol Cipali. Itu loh, tol Cikopo-Palimanan, yang baru diresmikan bulan Juni 2015 lalu. Tol yang menjadikan jalur pantura ga semacet sebelumnya, dan ga selama sebelumnya. Masih keinget banget beberapa tahun lalu kejebak macet di simpang Jomin berjam-jam dikarenakan ada kecelakaan.
Awalnya aku sama mas Met ga ada bayangan gimana arah Cipali itu. Sebelumnya kami pikir kami bakal mengarah ke gerbang Cikampek terlebih dahulu. Tapi ternyata engga. Akan ada jalur pemisah antara menuju Cikampek dan Cikopo. Ikutin aja petunjuk Cikopo. Memang akan keluar gerbang tol dulu, sebelum masuk lagi ke gerbang Cikopo, untuk ambil kartu tol.
Menjelang arah Cikopo aku sama mas Met mulai merasa ngantuk. Mungkin ini akibat malamnya kami susah tidur, terlalu excited mau berangkat. Tapi begitu bayar tol, masuk gerbang Cikopo, kami berdua kembali excited. Ini pengalaman pertama kami melintasi tol yang disinyalir tol terpanjang di Indonesia sejauh ini. 116 km Cikopo-Palimanan, dan nantinya dilanjutkan dengan tol Palimanan-Kanci, dan Kanci-Pejagan.
Aku menikmati sekali perjalanan tol Cipali ini. Lenggang. Nyaris kosong melompong rasanya. Bolak balik aku mengabadikan gambar melalui kamera kesayangan. Rasanya seumur-umur baru kali ini liat jalanan sekosong ini. Mas Met juga sempat komen, “Itu rest area nya di foto juga. Foto yang banyak. Norak juga ga pa-pa kok. Ini kan pengalaman pertama.”
Sebelum berangkat sempat baca tulisan teman saat melintasi tol Cipali ini. Katanya membosankan. Pemandangan kurang menarik. Tapi pagi itu justru aku merasa pemandangan Cipali cukup menarik. Emang sih ga ada gunung atau bukit seperti saat melintasi tol Purbaleunyi. Tapi Cipali tetap punya daya tarik sendiri. Cuma efek panjangnya tol ini membuat yang duduk di kursi penumpang harus rajin-rajin menghibur pak supir. Karena memang cukup membosankan terlalu lama melintasi tol.
Total rest area di masing-masing jalan ada empat. Tapi ga semuanya ada SPBU. Aku dan Mas Met karena blom yakin memilih mengisi bahan bakar di rest area Cikampek.
Ada pemandangan yang menurut aku menarik. Sepanjang jalan aku melihat kupu-kupu hijau. Ironisnya mereka terbang ke arah mobil. Dan karena kecepatan mobil sangat maksimal, nasih kupu-kupu itu pun terpaksa ga berumur panjang.
Gerbang tol Palimanan akhirnya terlihat. Saatnya mengeluarkan uang sebesar Rp 96.000. Mahal memang. Tapi mengingat jarak yang cukup jauh dan waktu yang bisa kita hemat, cukup adillah menurut aku.
Oh iya, saat browsing untuk tulisan ini aku jadi tahu kalau awalnya CIPALI itu singkatan dari CIKAMPEK – PALIMANAN. Tapi Bupati Purwakarta, Pak Dedi Mulyadi memprotes, dikarenakan lokasi hulu ruas tol berada di Cikopo, yang merupakan wilayah Kabupaten Purwakarta, bukannya Cikampek yang masuk wilayah Kabupaten Karawang. Akhirnya saat peresmian tol Cipali diganti menjadi CIKOPO – PALIMANAN (sumber: Wikipedia, Jalan Tol Cikopo Palimanan)
Total Biaya tol:
Jakarta-Cikampek Rp 13.500
Cikopo-Paliman Rp 96.000
Palimanan-Kanci Rp 4.500
Kanci-Pejagan Rp 24.000
Happy traveling semuanya,
akibat malamnya kami susah tidur, terlalu excited mau berangkat. << hahahaa. Kebiasaan anak kecil
Undeniably imagine that that you said. Your favourite justification seemed to be on the net the simplest thing to
be aware of. I say to you, I definitely get irked even as people think about issues that they plainly do not know about.
You managed to hit the nail upon the top and also defined out the whole thing with no
need side effect , other folks could take a signal. Will probably be again to get more.
Thank you
It’s perfect time to make some plans for the future and it’s time to be happy.
I’ve read this post and if I could I desire to suggest you some interesting things or suggestions.
Perhaps you can write next articles referring to this
article. I want to read even more things about it!