Bismillahirohmanirohim,
Setiap hati, memilih cahayanya sendiri
Membaca tagline dari film Meet Met After Sunset itu pikiranku bertanya-tanya. “Hati siapa? Cahaya seperti apa?” Kalimat romantis itu membangkitkan rasa penasaran aku. Apalagi ketika akhirnya aku menonton trailernya via Youtube. Sebuah tanda tanya besar bermain dalam kepalaku. “Ini film apa sih? Kok kayanya penuh misteri gini. Tapi genre-nya drama.”
Terus terang semula aku enggak tahu kalau akan ada film Indonesia baru berjudul Meet Me After Sunset sampai undangan untuk menghadiri press screening Meet Me After Sunset datang minggu lalu. Mari salahkan kesibukan aku jadi tukang main beberapa minggu terakhir ini sehingga aku melewatkan informasi film ini. Padahal ternyata iklan film Meet Me After Sunset ini tayang berulang kali di stasiun TV milik grup MNC. Tak heran mengingat film ini keluaran MNCP Movie.
Meet Me After Sunset Drama Romantis Penuh Misteri
Cerita Meet Me After Sunset ini bermula ketika Vino (Maxime Bouttier) dan keluarganya baru saja pindah ke Ciwidey dari Jakarta. Namanya juga baru pindah, butuh waktu bagi Vino untuk beradaptasi. Ia belum terbiasa tinggal di tempat yang sepi. Namun, semenjak bertemu dengan perempuan cantik bertudung merah, Vino mulai menikmati kembali hidupnya.
Gadis (Agatha Chelsea), nama perempuan cantik bertudung merah itu. Hidupnya penuh misteri. Namun Vino tak peduli. Bahkan ketika Dadang (Yudha Keling), teman sekelas Vino, bilang bahwa Gadis adalah spesies langka, Vino tetap bertekad untuk bisa mewujudkan impian-impian Gadis.
Bagas (Billy Davidson) menjadi salah satu rintangan bagi Vino untuk bisa mendekati Gadis. Ranger yang bekerja di Penangkaran Rusa ini adalah sahabat dan satu-satunya teman Gadis. Pertemanan mereka sejak kecil menjadikan Bagas mengetahui semua jawaban dari kemisteriusan Gadis. Bagi Gadis, Bagas adalah sosok malaikat pelindungnya yang membuat ia selalu merasa nyaman.
Film yang disutradarai oleh Danial Rifki ini baru akan tayang 22 Februari 2018. Masih satu minggu lagi. Sementara aku sudah lebih dulu menontonnya ketika menghadiri press sceeningnya minggu lalu. No worries. Aku enggak akan spoiler kok. Kalian aman melanjutkan membaca tulisan aku ini.
Selain acara press screening, Meet Me After Sunset ini juga melakukan Gala Premiere di beberapa kota. Seperti Cirebon 13 Februari, Bandung 14 Februari, Solo 17 Februari, dan Jogja 18 Februari. Selain Gala Premier, ada juga acara nonton bareng di Jobedatek dan beberapa kota lainnya. Jadi barangkali ada yang ingin nonton duluan atau sebelum tayang serentak di seluruh bioskop Indonesia, silakan cari informasinya di akun @MNCP_Movie.
Selain bintang-bintang muda yang bermain dalam film Meet Me After Sunset ini, ada juga artis-artis yang bikin rindu. Kehadiran Iszur Muchtar, Feby Febiola, Oka Sugawa, serta Marini Soejosoemarno di film ini cukup bikin aku tersenyum melepas rindu.
Lagu Sunset yang Penuh Cinta
Kata-kata yang kurajut dengan pena ini
Itu untuk kamu
Aku yang mulai biasa
mencintai kamu dengan apa adanya
….
Seminggu setelah nonton film Meet Me After Sunset, ada sebuah lagu yang jadi masuk ke dalam playlistku. Sunset. Judul lagu yang menjadi origal sound track film Meet Me After Sunset ini dinyanyikan oleh Agatha Chelsea featuring Maxime Bouttier ini menceritakan tentang perasaan jatuh cinta yang meski tidak dapat memiliki namum akan tetap setia saling mencintai.
Lagu ciptaan Syfha ini bergenre pop yang memanjakan telinga aku. Ditambah dengan liriknya yang romantis rasanya menjadi padanan yang cocok dinimati di bulan Februari ini.
Yang Spesial dari Film Meet Me After Sunset
Beberapa tahun terakhir ini industri film Indonesia bangkit kembali. Sebagai penikmat film karya anak bangsa, aku seperti dimanjakan dengan banyak pilihan. Tentu tidak semua masuk kategori yang ingin aku tonton. Setiap orang punya seleranya masing-masing.
Ada 2 hal yang menurut aku membuat film Meet Me After Sunset ini menjadi berbeda dari film-film Indonesia lainnya. Yang pertama, meski film ini adalah drama romantis, tapi seperti yang aku baca di Wikipedia, film ini masih sesuai dengan norma ketimuran. Ditengah banyaknya film-film remaja yang justru mulai mengadaptasi pergaulan adat barat dan menuai pro dan kontra, film Meet Me After Sunset ini justru menurut aku akan aman dari komentar negatif.
Hal kedua yang menarik dari film ini adalah penggunaan teknologi computer-generated imagery (CGI) dalam pengambilan adegan. Sebagaimana judul film ini, Meet Me After Sunset, sudah jelas scene yang bayak ditampilkan adalah saat malam hari. Tantangan bagi Danial Rifki dalam menyutradari film ini adalah bagaimana membuat tampilan malam hari dengan tidak menghilangkan pemandangan Ciwidey yang cantik juga memberikan efek romantis.
Kalian penasaran sama film Meet Me After Sunset ini? 22 Februari 2018 hanya tinggal hitungan hari. Sementara menunggu hari itu tiba, bagaimana kalau mengintip trailernya dulu. Biar makin penasaran.
3 Comments
Add Yours →Lagunya syahdu ya mba. Pas banget dengan jalan cerita film ini. Saya nontonnya juga jadi senyum-senyum sendiri..
Filmnya bikin baper ya mba
Kupikir drama romantis kaya yg udah2, ternyata ada misterinya jg. Sebenernya gak terlalu suka Maxime, tp ada Billy ya lumayan enak dilihat, hahaha
Kebayang gimana bakal romantis saat malam. Eh, apa tiba2 ceweknya jd hantu? Hahaha