assalamu’alaikum,
Banyak hal yang bisa menjatuhkanmu. Tapi satu-satunya yang benar-benar dapat menjatuhkanmu adalah sikapmu sendiri.
-R.A Kartini
Jam sudah memasuki waktu shalat duhur ketika akhirnya aku dan mas Met tiba di kota Rembang, saat liburan pulang kampung Desember 2015 lalu. Aku pun otomatis mengusulkan untuk berhenti di masjid agung kota ini sambil beristirahat sejenak. Diam-diam aku sambil membuka google map, karena seingat aku di kota ini ada Museum RA Kartini. Kalau memang lokasinya ga jauh kan kenapa ga sekalian mampir aja, pikirku dalam hati. Liat dari google map, seharusnya lokasinya ga jauh dari masjid agung. Baiklah, mari menunaikan shalat terlebih dahulu, baru nanti bertanya sama penduduk setempat lokasi persisnya.
Usai menghadap Bos Besar (mengambil istilah yang digunakan Ika Nastassa dalam bukunya Critical Eleven), mas Met malah ngajak makan bakso di pinggir jalan. Itung-itung makan siang sambil santai, katanya. Akhirnya pertanyaan dimana letak Museum RA Kartini pun jatuh kepada mas-mas pedagang bakso yang dijawab dengan: “Itu mba, disebrang ada gerbang, masuk aja, nanti belok kiri masuk dalem ada tulisannya Museum RA Kartini.” Ternyata, bukan deket lagi ya, tapi justru sudah satu areanya.
Museum ini ternyata menempati sebagian ruangan Rumah Dinas Bupati Kepala Daerah Tingkat II Rembang. Berbeda dengan museum RA Kartini yang di Jepara yang mengisahkan kisah Kartini kecil hingga dewasa, museum yang di Rembang bercerita mengenaik kehidupan Kartini setelah menikah dengan Djojo Adiningrat yang merupakan Bupati Rembang pada saat itu.
Museum ini tertelak di kawasan Kantor Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora). Waktu masuk ke dalam area museum aku sempat bingung dan celingak-celinguk. Ada beberapa bangunan dan tak satu pun yang menunjukan yang mana museum-nya. Malu bertanya sesat di jalan. Sempet beberapa kali bertanya sampai akhirnya aku menyadari bahwa bangunan museum RA Kartini yang juga rumah dinas bupati Rembang (sekarang bupati-nya orang Rembang asli jadi ga tinggal di rumah dinas ini), berada persis dipojokan. Bangunan yang di dominasi warna putih dan hijau ini dari luar yang terlihat jelas adalah pendoponya yang sepertinya ditujukan sebagai ruang tamu. Tapi lagi-lagi aku harus celingak -celinguk ketika mendapati bangunan ini sepi. Apakah tutup? Sampai akhirnya aku didatangi oleh seseorang yang berseragam pns (maaf lupa namanya), yang kemudian menjadi guide kami di museum ini.
Jadikan museum sebagai history masa lalu, kreativitas kekinian dan inspirasi masa depan
Aku suka sekali dengan tulisan yang tertera di spanduk di pintu depan itu. Kadang kita suka lupa untuk mengunjungi museum, dengan alasan museum kurang keren. Padahal sebenarnya mengunjungi museum itu asik loh. Kita jadi tahu sejarah. Lebih asik mendatangi tempat sejarahnya langsung daripada sekedar baca di buku kalau menurut aku.
Jadi ada apa sajakah di museum ini? Museum RA Kartini ini biasa disebut juga sebagai Museum Kamar Pengabdian Kartini. Kartini memang ga lama tinggal disini. Karena Kartini meninggal beberapa hari setelah melahirkan anak pertamanya, RM Soesalit.
Di museum ini kita bisa melihat koleksi barang pribadi milik Kartini, seperti tempat tidur, bathtub, mesin jahit, meja makan dan piring-piringnya, lesung, sampai tempat perawatan bayi. Selain itu ada juga foto-foto Kartini bersama kedua saudaranya.
Kayanya koleksi di museum ini cukup komplit juga. Selain barang-barang pribadi ada juga foto-foto sampai surat-surat tulisan tangan Kartini. Buku Habis Gelap Terbitlah Terang yang merupakan kumpulan surat-surat Kartini kepada sahabat-sahabatnya juga ada di museum ini. Tapi yang paling aku suka adalah satu ruangan yang isinya adalah quotes-quotes RA Kartini.
Overall, tempat ini recomended untuk di kunjungin. Kalau bukan kita yang mulai menghargai sejarah, siapa lagi coba? Lagian, tempat ini bukan sekedar museum RA Kartini tapi juga menjadi museum situs. Karena tempat ini merupakan kediaman asli RA Kartini saat itu. Lokasinya pun ga jauh dari jalur pantura. Jadi kalau seandainya lagi melintasi jalur pantura, lewat kota Rembang dan ga buru-buru, belok sebentar ya ke Jl Gatot Subroto no 8. Ga usah takut nyasar, karena lokasinya gampang banget ditemuin. Kalo misalkan masih ragu, ini ada petunjuknya:
Selamat hari Kartini buat semua para wanita Indonsia,
LIhat Pariwisata di Rembang di web kami
Oiya ya karena jadi istri bupati rembang jadi barang2 beliau ya ada di sana. Bath tubnya bagus ya pada zaman itu sudah moderen
Sejarah min,,harus di jaga dengan baik,,serta di kenalkan ke anak2 dari usia dini tentang sejarah,,so,,jalan2 ga harus ke mall,,ke tempat seperti itu dapat pembelajaran,,heee
Rembang ini dekat banget dari Blora kota kelahiranku. Dulu suka diajak keluarga main ke pantai rembanh
Wow keren kamar mandi Ibu Kartini ada bathub nya khas2 org londo ya mbak 😀
Masih terawat apik semua yaaa
Tenyata mbak Dian udah pernah ke sana. Aku jg pengen sekali ke sana. Kudu diagendakan nih, supaya bisa belajar sejarah juga ttg RA Kartini khususnya ya 😀
cusss mampir, ketika ke surabaya lewat jalan darat. ini aku menuju Bondowoso lho mampir mampirnya
Iya, museum Rembang itu museum khusus yang berisi kehidupan Kartini selama di Rembang dan benda miliknya selama jadi gusti ayu Rembang.
Beda banget dengan yang di Jepara. Museumnya jenis umum. Namanya saja yang Kartini.
aku justru makin penasaran ingin ke museum yang di Jepara. duh kapan ya bisa terwujud
Seketika pengen ajak anak perempuan aku kesini, biar tau kisah aslinya seprtti apa. Lebih real. Menelisik kisah RA kartini ini ga ada habisnya menurutku, segala tentang beliau selalu menarik
Seketika pengen ajak anak perempuan aku kesini, biar tau kisah aslinya seprtti apa. Lebih real. Menelisik kisah RA kartini ini ga ada habisnya menurutku, segala tentang beliau selalu menarik
Wah museum Kartini ternyata juga ada di Rembang ya. Aku pengen ke sini juga ah. Sosok beliau memang luar biasa. Harus kita teladani sbg wanita.
Wuah barang2 peninggalannya tetap ada ya. Jadi tau sedijit suasana kehidupan beliau jaman dulu kayak apa
Aku suka banget museum.
Walau dulu saat sekolah gak begitu suka dengan pelajaran sejarah.
Tapi kalau langsung menyaksikan ke lapangan begini, aku terkagum-kagum.
Karena semua peninggalannya masih tersimpan dengan rapih dan apik.
Btw,
Tulisan tangannya itu ejaan yang diperbaruikah, teh?
Mungkin ejaan lama, gak begitu yaa…?
Dan zaman dulu doonk…Kartini mewah banget kamar mandinya yaa…
**pakai bathtub.
Aku baru tahu kalau ada museum RA Kartini ini. Kalau ke sana pastilah jadi kerasa pesan dari sejarah di masa lalu terutama perempuan, kerasa perjuangannya akan emansipasi wanita. Kalau semuanya sudah baik2 saja, aku mau ke sini pastinya
baru tau ada museum ra kartini, dan baru lihat tulisan tangan kartini rapi dan cantik yaa