Assalamu alaikum,
Spend a little more time trying to make something of yourself and a little less time trying to impress people. The Breakfast Club
Mama tahun ini ulang tahun nya mau dirayain dimana?” “Mama pengen piknik dong. Ke Kebun Raya Bogor kayanya asik.” Hmmm merencanakan pesta ulang tahun ke 60 mama ini rasanya pengen sesuatu yang spesial tanpa harus nyusahin. Tanggal 13 September itu jatuhnya pas di hari minggu. Cocok buat kumpul-kumpul kami berlima. Aku tahu sebenernya tahun lalu mama memimpikan sebuah pesta di Taman Bunga Nusantara bersama kakak-kakaknya. Tapi apa daya nampaknya aku belum sanggup mewujudkan mimpi itu. Maafin anakmu ini ya ma. Jadi pilihannya adalah liburan keluarga kecil kami aja yang berjumlah lima orang. Waktu cerita ke Mas Met soal mama kepengen piknik ke Kebun Raya Bogor disambut dengan tatapan kaget. Aku tahu, pria kesayangan aku ini paling anti ke Bogor, karena macet. Makanya pas ulang tahun aku aja aku bela-belain wujudin mimpi main ke Bogor itu tanpa dia. Kemudian aku melontarkan ide “Ya udah, kita ke Puncak aja yuk. Nginep disana.” Langsung disambut dengan kaget tiga kali lipat dengan komentar “Ga punya ide yang ga pake macet ya?” Ahahahahaha Akhirnya aku pun kembali brosing-brosing mencari ide tempat wisata yang ga jauh dari Jakarta, ga pake mahal. Sampailah ke sebuah desa bernama Wanayasa di Purwakarta. Udah agak lama penasaran sama Wanayasa. Sebenarnya ada apa sih di Wanayasa? Dan mbah google pun mempertemukan aku denganGiri Tirta Kahuripan. Kalau liat ulasan di web-nya, Giri Tirta Kahuripan ini merupakan sebuah agro wisata resort. Wah, cocok banget ini sama mama yang punya cita-cita bikin agro wisata. Tapi yang bikin agak sebel, mbah google ga berhasil memperlihatkan agro wisatanya seperti apa. Justru yang banyak adalah gambar sky pool-nya yang emang jadi tujuan utama wisatanya. Pas aku tunjukin hasil temuanku, mama langsung seneng. Ikut brosing sendiri (untung aja mama ini juga suka berenang). Jadi akhirnya diputuskanlah untuk 12-13 September 2015 kami akan menginap di Giri Tirta Kahuripan. Horeeee liburan!! Sayang, ketika booking kamar, yang tersisa hanya tinggal tipe wooden house, yang sebenarnya kami menginginkan tipe villa biar satu tempat aja. Ya sudahlah, masih untung daripada ga dapat kamar sama sekali. Menjelang weekend itu aku baru sadar kalau aku masih kurang info soal wisata lainnya di Wanayasa. Efek mood yang lagi ga bersahabat (salahkan aja selalu mood ya), juga laptop yang lagi ngambek suka mati sendiri. Aku pikir, ya udahlah, mungkin nanti orang resort nya bisa bantu kasih-kasih pilihan tempat wisata. Aku tahu sih ada Situ Wanayasa juga air terjun. Tapi lokasi air terjun itu ga tahu dimana. Hari keberangkatan pun tiba. Kami terbagi jadi 2 rombongan dari arah yang beda. Aku, mas Met, mama, dan papa sama-sama dari Jakarta. Sementara Nina terpaksa ditemenin supir dari Bandung. Kami janjian ketemu setelah keluar tol Ciganea. Jam 10 kami berangkat. Dengan harapan makan siang di sekitar situ Wanayasa. Karena kalau menurut google map, dari rumah ku ke situ Wanayasa itu sekitar 106 km, sekitar 2 jam 30 menit. Tapi kenyataannya kami baru berhasil sampai di situ Wanayasa jam 13.30. Kenapa? Karena jalan ke Wanayasa yang harusnya keluar Ciganea ke arah kota Purwakarta, susurin jalan Kapten Halim, kami malah terus ke arah Subang lewat jalur Bojong-Sawit, yang artinya menjauh, meski bonusnya adalah jalanan besar dan bagus. Ketika akhirnya sampai di Wanayasa, cacing-cacing di perut udah pada bernyanyi. Milih tempat makan pun ga konsen. Pilihan kami (aku sih lebih tepatnya yang ngarahin) ke Saung Bang Jo yang parkirannya saat itu tampak lenggang dan menghadap ke situ Wanayasa.
Sate kambing, sate kambing tanpa lemak, dan sate maranggi jadi pilihan kami sebagai menu makan siang itu. Matahari lagi terik lucu sekali saat itu, niatan jalan-jalan di sekitar situ terpaksa aku urungkan. Selain itu, ga ada juga yang mau nemeninnya. Jadi selesai makan, kami pun langsung melanjutkan perjalanan ke penginapan. Nanya sama pegawai di Saung Bang Jo sih harusnya sekitar 7 km lagi. Tancap gas buat leyeh-leyeh…. Google map kali ini sukses menyesatkan kami. Ada 3 jalan menuju Giri Tirta Kahuripan yang ditunjuk sama google map. Kami melintasi ke 3 jalur yang ditunjuk sama google map. Kenapa sampai 3-3 nya? Karena yang 2 sukses menyesatkan kami ke jalan kecil (bahkan berakhir jalan tanah) yang ga mungkin dilalui lagi.Thankyou, google map! Tips buat yang mau ke Giri Tirta Kahuripan, ikutin aja jalan besar sampai ADA PETUNJUK ARAH MASUK KE GIRI TIRTA KAHURIPAN. Kalau belum nemu papan petunjuk, jangan coba-coba belok!
Sampai juga di Giri Tirta Kahuripan. Mobil kami dilarang langsung masuk. Aku diminta check-in terlebih dahulu di front office-nya. Kalau udah selesai urusan check-in baru deh boleh masuk ke dalam menuju penginapan.
Ada kabar gembira. Tipe villa mendadak available. Alhamdulillah, rejeki anak soleh. Langsung upgrade ke tipe villa. Harga kamar umumnya termasuk sarapan, fasilitas kolam renang, dan keliling wahana argo wisata. Untuk tipe villa dan cottage masih ada tambahan welcome drink. Selama di area Giri Tirta Kahuripan ini kami diminta pakai gelang kertas yang anti air. Tujuannya untuk menunjukan kalau kami adalah tamu hotel.
Ngaso-ngaso sejenak sebelum berenang sore. Kolam renang di Giri Tirta Kahuripan ini emang jadi daya tarik utamanya. Kolam renang dengan konsep sky pool sambil memadang pemandangan dari atas bukit. Sayang, mas Met ga bisa ikut berenang. Dari beberapa hari sebelum berangkat dia terserang biduran. Jadi cuaca di Wanayasa yang agak-agak sejuk sukses membuat dia kambuh dan terpaksa teler akibat obat. Berenang sampai berapa kali? Dua kali dong. Ogah rugi kami. Pertama sore hari pas dateng. Kemudian lanjut minggu pagi setelah tiup lilin ulang tahun mama. Kami jadi keluarga pertama yang nyebur di kolam pagi itu. Ahahahaha Beneran berenang sampai puas judulnya. Selesai berenang, sarapan, kemudian kami mencoba agro wisatanya. Saking takutnya ngantri naik kereta ceria, yang ada kami, lagi-lagi jadi yang paling pertama.
Ada apa aja yang bisa diliat di agro wisata ini? Justru aku pun penasaran. Karena hasil gogling rasanya ga memuaskan. Jadi ketika kereta ceria itu membawa kami sekeluarga untuk melihat-lihat, akuexicited luar biasa. Jawaban dari rasa penasaran aku adalah: ada koleksi binatang. Ga banyak memang. Seperti buaya, kambing, burung kakak tua, dan yang paling menarik buat kami adalah ikan araipama dari amazon. Ada juga tempat buat piknik (kalau kesini coba deh bawa persiapan piknik), kolam pancing, dan kolam seluncur.
Ga kerasa udah menjelang siang hari. Saatnya kami untuk berkemas dan kembali ke ibukota. Liburan hampir usai. Kami masih akan mampir makan siang di Kampung Sate (review nya aku pisah ya) dan bergegas pulang lewat jalan Kapten Halim yang ternyata macet!! Jalan ini emang lebih pendek. Tapi cenderung sempit dan lagi ada perbaikan jalan yang mengakibatkan antrian panjang.
Berikut ini adalah beberapa bukti keeksisan kami:
Overall menurut aku, liburan di Giri Tirta Kahuripan ini boleh juga lah. Ga untuk sering-sering karena pasti bosan. Tapi sekedar jadi alternatif liburan yang ga jauh dari ibu kota sangat recomenden. Jangan lupa bawa aneka cemilan biar makin seru.
Resort Giri Tirta Kahuripan
Jl. Raya Wanayasa, Desa Taringgul Tonggoh RT 13 / RW 04, Wanayasa, Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia
No hp: 0877-7879-3168
web: http://resortgiritirta.com/
Happy holiday!
Kolam renang dan view lembahnya bagus, hanya saja rate penginapannya relatif cukup mahal.. Tidak jauh dari situ, ada pilihan alternatif yg lebih ekonomis dan gak bikin dompet jebol.. Bisa dicari di Google Map : Penginapan Pondok Asri. Harga sekitar 250ribu / kamar. Contact : 0818139476.
Mudah2an membantu.. Trims
Terimakasih info nya 🙂 Lain kali kalo ada kesempatan ke Wanayasa lagi coba deh menginap di Pondok Asri