Kisah Perjuangan Pantang Menyerah Putra Panjalu, Review Novel Yorick

bismillahirrahmanirrahim,

“Kalau Bibik tahu Emak sakit, kan Bibik bisa obatin, atau bawa ke Puskesmas. Kumaha atuh kalau sudah begini? Harusnya kamu bilang.”

“Pesan Nenek… Jangan ngerepotin orang…”

Yorick, halaman 79

Hati aku terasa dibuat campur aduk ketika membaca novel Yorick sebanyak 321 halaman itu. Terlalu tebal? Tidak, nyatanya aku bisa menyelesaikannya dalam waktu sekitar 3 hari sambil tetap beraktivitas seperti biasa. Cara Kirana Kejora menuturkan kisah Yorick membuat aku ketagihan dan merasa penasaran ingin terus membaca. Apalagi ditambah dengan penasaran kok bisa akhirnya Yorick sampai di Rusia, membuat aku semakin sulit untuk meletakan buku ini.

Sesekali aku dibikin ketawa, tersenyum, saat membaca kisah Yorick yang berdasarkan kisah nyata. Tapi tak jarang aku pun dibuat cirambay, meneteskan air mata, marah, merasa kasihan dengan Yorick. Seperti petikan dari novel yang aku tulis dibagian pembuka tulisan ini. Kok bisa anak seorang anak kecil tetap berjuang seorang diri merawat neneknya, hanya karena neneknya selalu berpesan untuk jangan merepotkan orang lain. Kalau aku, mungkin sudah dari awal akan berteriak mencari pertolongan. But, I’m not Yorick.

Eh, dari tadi aku menyebut Yorick, Yorick, dan Yorick terus. Tapi aku lupa memperkenalkan siapa itu Yorick. Tak kenal maka tak sayang, begitu bukan pepatah mengajarkan kita? Lewat tulisan kali ini, aku ingin me-review novel Yorick, salah satu novel yang diangkat berdasarkan dari kisah nyata, yang menurut aku WAJIB UNTUK DIBACA.

Kisah Putra Panjalu, Review Novel Yorick

Kini karena-Nya… Kakinya telah memijaki berbagai negara bersama karya titipan-Nya. Tapi ia tetap merasa sebagai anak kampung sampai kapan pun.

Yorick. Seorang anak laki-laki yang tinggal di desa kecil di kecamatan Panjalu, Ciamis. Sejak kecil ia hanya mengenal neneknya sebagai satu-satunya keluarga yang ia miliki. Nenek Encum, begitu ia memanggil sosok ibu dari ibu kandungnya. Meski hidup dengan serba kekurangan, Nenek Encum tak pernah patah semangat untuk terus mengajarkan Yorick bahwa setiap orang bisa mengubah hidupnya. “Jangankan hanya mobil-mobilan. Pabriknya pun suatu saat nanti, bisa kamu beli,” begitu salah satu kalimat yang sering ia lontarkan untuk menyemangati Yorick.

Saat usia Yorick 11 tahun, neneknya mulai sakit-sakitan hingga akhirnya membuat mereka harus terpisah. Yorick sempat berpindah-pindah rumah sanak keluarga yang sebelumnya tak pernah ia tahu, hingga akhirnya ia memilih untuk hidup seorang diri karena tak tahan dengan perlakuan yang ia terima. Yorick berjuang dengan mengandalkan segala kemampuan yang ia miliki untuk bisa bertahan hidup juga untuk lebih maju. Ia bekerja serabutan, mulai dari mencuci piring, kuli angkut, juru ketik, servis komputer, hingga akhirnya ia menjadi programer IT.

Segala yang pernah diajarkan oleh Nenek Encum untuk hidup mandiri, jujur, rajin, konsisten, dan pantang menyerah menjadi pedoman hidup yang selalu dipegang teguh oleh Yorick. Yorick juga percaya, tidak ada yang tidak mungkin selama ia mau terus berusaha.

Menjadi sukses bukanlah jalan yang mudah. Kita akan selalu mengalami yang namanya jatuh bangun dalam kehidupan. Begitu juga dengan Yorick. Meski bisa ditebak kalau akhirnya Yorick menjadi orang yang berhasil, tapi bukan berarti ia berhasil dengan mudah. Entah berapa banyak ia mengalami kegagalan, kehilangan sejumlah harta yang yang sudah sempat ia raih.

Pada akhirnya Yorick memang memang tidak sendiri. Ia dikelilingi teman-teman yang begitu perhatian, melebihi perhatian dari keluarganya. Bahkan lewat kisah yang dituliskan oleh Kirana Kejora, ada juga kisah cinta Yorick dengan Nevia yang justru semakin membuat aku penasaran pada kisah Yorick saat ini.

Dulu saya termotivasi untuk maju. Tujuannya untuk membalas semua perlakuan orang-orang terhadap saya. Membalas setiap pukulan yang saya terima. Membalas setiap inajakan yang mereka lakukan. Membalas setiap ucapan dan hinaan yang mereka katakan. Semua harus impas. Saya juga pernah punya rasa iri, dengki, benci, dendam. Dan akhirnya saya lelah sendiri dengan semua itu.

Yorick

Kirana Kejora menuturkan kisah Yorick dengan alur maju mundur. Cerita dibuka dengan menyuguhkan latar belakang di Saint Petersburg, Rusia, dimana Yorick sudah dewasa, sukses secara karir, tapi tengah mengalami kebimbangan kisah asmara dengan Nevia.

Dalam kebingungannya dengan Nevia, pikiran Yorick mulai bermain ke masa lalu, ke masa kecil dimana kenangan tentang neneknya berada, hingga akhirnya membawa kita pada kisah Yorick terus hingga menjadi dewasa.

5 Pedoman yang Diajarkan Nenek Encum pada Yorick

Gado-gado, mungkin itu adalah kata yang tepat untuk menggambarkan perasaan aku ketika melahap novel ini. Ada banyak hal positif yang bisa dijadikan pelajaran lewat kisah Yorick. Bahkan setelah menamatkan buku ini aku hampir tak bisa berhenti bercerita tentang Yorick pada orang sekitar, sampai akhirnya mamaku pun ikut membacanya dan kini giliran beliau yang tak bisa berhenti mengagumi sosok Yorick.

Aku bangga, walaupun aku tak punya apa-apa, tidak punya keluarga seperti yang lain, tidak diajari dan dimentori, tapi aku punya Nenek yang tidak dimiliki orang lain. Nenek, adalah “maha guru” dengan seribu pelajaran.

Yorick

Meski hanya sampai di usia 11 tahun Yorick dibesarkan oleh Nenek Encum, tapi terasa sekali bagaimana semua nasihat dari sang nenek melekat dalam keseharian Yorick. Saat pertama kali Yorick kabur untuk kembali ke Panjalu, ia pantang mengemis. Dia menawarkan tenaganya untuk membantu cuci piring di sebuah warung Soto Ayam untuk ditukar dengan semangkuk soto.

Semua nasihat Nenek Encum terus dijalankan oleh Yorick hingga ia beranjak dewasa. Semua pedoman hidup dari sang nenek-lah yang akhirnya mengantarkan Yorick bukan saja menjadi orang yang berhasil, tapi menjadi sosok dikagumi oleh sahabatnya.

Sepanjang melahap novel ini, aku terus menandai setiap kalimat-kalimat bijak yang tedapat dalam buku ini. Seberapa banyak? Banyaaaak….. Buku aku sampai keriting karena aku terpaksa memberi lipatan kecil di sudut halamannya.

Meski ada banyak pesan bagus, tapi aku cuma berbagi 5 hal yang selalu ditekankan oleh Nenek Encum pada Yorick.

  • Hidup teh kudu dimimitian ku du’a jenung ditutup kurasa syukur. (Hidup itu harus selalu diiringi dengan doa dan ditutup dengan rasa syukur.)
  • Jadi orang teh jangan suka ngeluh, harus semangat. Ulah keok memeh dipacok.
  • Selama kita bisa, jangan sampai merepotkan orang.
  • Jadi jelma ulah sarakah. Nu sarakah moal berkah. (Jadi orang jangan serakah. Karena yang serakah tidak akan berkah)
  • Hirup kudu nungtut elmu, keur kasalamatan dunya akhirat. (Hidup itu harus terus menuntut ilmu, demi keselamatan dunia akhirat.)

Mungkin aku, atau bahkan kita, sudah sering mendengar nasihat serupa dalam keseharian. Hanya saja aku sendiri sering mengabaikannya, tak jarang aku lupa untuk memiliki keyakinan insya Allah pasti akan berhasil, seperti yang selalu diyakini Yorick. Tak jarang aku pun ragu saat ditawari tantangan, berbeda dengan Yorick yang justru berprinsip: dicoba saja dulu.

Masih banyak sederet hal positif yang bisa diambil dengan membaca Novel Yorick ini, seperti filosofi panitih, alias peniti. Dimana meski kecil, namun memiliki manfaat yang besar.

Peniti akan menusuk bila tertekan, ia pemersatu yang terputus, perekat yang terpisah. Lalu ia akan menutup, tak menampakan diri setelah bisa menyambungkan sesuatu.

Yorik, halaman 41

Novel Yorick, Wajib Dibaca

review novel Yorick

Kalau ditanya sesuka apa aku sama novel Yorick ini, aku akan jawab: sukaaaaaa banget! It is a really good book. Gara-gara baca buku ini saat aku mulai merasa enggak bisa dan ingin menyerah terhadap suatu hal, aku akan teringat pada Yorick, bagaimana ia pantang menyerah. I really recomend kalian untuk baca deh. Ditambah gaya penulisan Kirana Kejora yang ringan membuat betah untuk terus melahap buku ini sampai tuntas dalam waktu cepat.

Sayangnya buku ini enggak dilengkapi pembatas. Emangnya kamu ga punya pembatas sendiri ya? Hahaha bukannya butuh pembatas sih, tapi aku tuh selalu suka mengoleksi pembatas buku dari buku yang sudah aku baca.

Oh iya, ada satu hal yang sebenarnya masih bikin aku penasaran sampai sekarang. Soal kisah Yorick dan Nevia? Bukan, aku tuh penasaran sama sosok Yorick yang sebenarnya seperti apa. Di bagian akhir buku ini ada bab “Yorick di Mata Orang-Orang Terdekat”, semua foto teman-teman Yorick ada, tapi tak ada satu pun foto Yorick. Duh, aku kan makin kepo jadinya.

Kisah Yorick ini bukan hanya bukunya saja lho, tapi diangkat juga ke layar lebar. Meski dicovernya tertulis “TELAH DIANGKAT KE LAYAR LEBAR”, tapi baru akan tayang di 2019 ini kok. Kalau bukunya saja sudah semenarik ini, tentunya filmnya pasti enggak kalah keren. Kalian gimana nih? Ada yang sudah baca novel Yorick ini? Ceritain dong pendapat kalian di kolom komentar.

Judul Novel : Yorick
Penulis : Kirana Kejora
Penerbit : PT. Nevsky Prospekt Indonesia
Tahun Terbit : 2018
Ketebalan Buku : 346 halaman
Edisi : ISBN 978-602-528-830-2
Harga : 89.000 (P. Jawa)

20 Comments

Add Yours →

Seriously, reviewnya beneran mendorong rasa penasaranku jadi makin besar buat beli dan baca novel ini. eh atau aku pinjam novelnya mba dian aja? huehehe.. suka sama prinsip Yorick “dicoba aja dulu” iya kalo ga dicoba mana kita tahu apa yg bakal terjadi kan? gagal berhasilnya urusan belakangan. btw aku penasaran sama sosok Yorick, apakah tampan? #eh haha maaf, dasar aku yang selalu lemah sama pria pria gigih nan tampan

Keren banget teh
Udah lama banget aku nggak ke toko buku dan beli buku baru, kecuali dibelikan heheee.
Baru tahu sama Novel Yorick ini, sepertinya emang menarik untuk dibaca,
Semoga bisa baca novelnya dulu sebelum nonton filmnya nanti hehee
TFS Teh Dian ^_^

Bagian awal yang saya baca langsung teringat kisah pendiri Whatsapp Jan Koum dan sama juga di Rusia. Tapi karena ini dia hidup dengan neneknya, baru saya keluar dari aggapan itu.
Dan yang lebih menarik lagi, ada petikan kata bijaknya Sehingga bisa menjadi nasehat dan pegangan.

Mbak ini serius ada filmnya? Buku dulu baru film, atau sebaliknya? Entah kenapa kalo ada filmnya aku lebih suka nonton film karena biasanya 2 jam uda selesai. Wkwkwk

Kisah nyata ya? wah, salut dengan perjuangan mereka-mereka yang menginspirasi seperti ini, aku mau juga baca, walau memang sudah ditebak akhirnya tapi ceritanya kan bagus

Belum pernah baca…
Tapi aku suka ..dengan alurnya, pasti ikutan nangis..soalnya aku baperan…hehehehe,

Jadi ikutan kepo..siapa aslinya….
Biasanya..kalo udah baca bukunya pasti gak asyik nontonnya..soalnya banyak kepotong alur ceritanya..

Beda kalau baca imajinasi kita ikutan jalan..

Membaca resensinya saja membuatku penasaran akan yourick, teh Dian. Aku ingin membaca novelnya juga karena aku ingin menyelami kehidupan Yourick yang luar biasa itu

Kakaaa Dian berhasil meracuniku dengan buku/novel Yorick, yang membuatku ingin membacanya adalah pertama latar belakang Sunda, soalnya jarang banget ada novel dengan latar belakang sunda yang menginspirasi seperti kisah Yorick ini, makasih, Kak Dian dengan tulisan inspiratif-nya ini

Wah waaah racun buku iniiiii. Kyknya tipe novel yang memotivasi ya ini.
Kisah Yorick ini emang yknya beneran ada org2 seperti dia yang fokus buat sukses supaya bisa lepas dr kondisi yg kurang baik.
Jd pengen beli…
Eh…Tapi aku takut kalau beli entah kapan bacanya, Tapi kok pengen baca hehe πŸ˜€

Oh yaa…
Sudah diangkat ke layar lebar?
Keren sekali Yorick yaa…mengingatkanku sama kisah pemilih Trans Media, Choirul Tanjung, bukan teh?

Oh ya teh,
Bedanya serakah (ingin memiliki segalanya) sama ingin menggapai cita-cita, itu gimana yaa..?

Aku jadi super penasaran sama novel ini..

Aku baca sepenggal cerita Yorick kagum dan sedih banget, jadi pengen baca ini novel. Pesan pertama dan ketiga itu sampai sekarang aku masih berpegang teguh dari nasehat nenek.

Kangen kampung halaman, cepet2 lebaran. Agar bisa jumpa dengan nenek. πŸ™ πŸ™

Leave a Reply