Assalamu alaikum,
SLOW DOWN! And enjoy yourself a little more, don’t be so serious, life is not a race
-Christiane Lemieux
Waktu 2012 lalu aku menyusuri kota Solo, yang terlintas di kepala aku adalah harus mampir ke Pasar Triwindu. Semenjak membaca buku The Journeys 2, Cerita dari Tanah Air Beta, tempat-tempat yang dikisahkan dalam buku itu selalu membayangi mimpiku. Salah satunya ya Pasar Triwindu. Jadi bisa kebayang rasa kesal yang harus aku pendam ketika Pasar Triwindu udah terlewati dan aku hanya bisa melihatnya dari dalam mobil. Rasanya kaya apa? Kaya pengen garuk-garuk aspal.
Untung nasib baik masih berada di pihak ku. Setelah akhirnya sampai di pelataran mall di kota Solo, mama ku dengan bijaksana nya bilang “Ya udah teteh ke pasar aja dulu. Mama sama Nina nunggu di mall.” Jadilah akhirnya aku ditemani pak supir yang emang sudah beberapa hari terakhir dengan setia mengantar kami ke beberapa kota di pulau Jawa, meluncur kembali ke Pasar Triwindu. Yeay!!!
Pasar Triwindu ini adalah pasar barang antik. Aku baru tahu kalau ternyata pasar Triwindu juga biasa disebut pasar Windujenar. Letaknya di jalan Diponoro, terletak di depan Pura Mangkunegaran. Dulunya merupakan alun-alun dari Mangkunegaran.
Dikenal dengan nama pasar triwindu, karena pasar ini memang merupakan pasar setiap tiga windu sekali (triwindu) atau setiap 24 tahun sekali. Pasar ini pada mulanya merupakan hadiah ulang tahun Gusti putri mangkunegara VII yang bernama Nurul Khamanil yang ke 24. Jadi angka 24 diambil dari peringgatan usia yang ke 24 tersebut dan juga bertepatan dengan tiga windu naik tahtanya Mangkunegara ke VII. Sekitar tahun 1939 dibangunlah Pasar Windujenar ini memanfaatkan tempat yang sebelumnya sebagai kandang kuda. Dan pada tanggal 5 juli 2008 pasar windujenar telah mengalami renovasi untuk menyesuaikan dengan arsitektur bangunan budaya solo.
Ketika kaki melangkah memasuki pelataran Triwindu, aku disambut oleh sepasang patung pengantin Jawa. Suasana pasar terasa lenggang, berbanding terbalik dengan pasar Klewer yang sebelumnya sempat aku kunjungi.
Deretan kios yang menawarkan aneka barang-barang lawas mulai terlihat. Sesaat aku seperti memasuki lorong waktu. Sejauh mata memandang aku bisa melihat barang-barang yang umumnya tak akan mungkin aku temui di mall-mall (kecuali sebagai pajangan ya).
Katanya kalau kita pintar menilai barang antik, kita bisa menemukan barang-barang keluarga keraton juga. Sayangnya, aku bukanlah seorang yang ahli dalam menilai barang antik. Aku hanyalah penikmat. Buat aku berada di antara barang-barang antik, melihat, dan memotonya aja udah cukup. Walaupun diam-diam aku mengincar koper tua. Untung aja barang inceran aku itu ga nampak sama sekali.
Ada barang-barang antik apa aja yang bisa ditemui di pasar Triwindu ini? Jawabannya, banyaaaak. Lantai satu umumnya menjual barang-barang perintilan, mulai dari telepon, tv, kain batik, mesin jahit, cap batik, sampai uang pun ada. Sementara di lantai dua kita bisa menemukan furniture yang lebih besar seperti meja, lemari, juga spare part otomotif.
Sayang, aku ga punya waktu lama untuk puas menjelajah pasar Triwindu ini. Tapi ga pa-palah, paling ga udah sempat masuk dan menghirup aura vintage-nya. Sampai sekarang pasar Triwindu masih berada di dalam list yang harus dituju kembali kalau mampir ke kota Solo. Semoga aja aku masih bakal bisa merasakan (juga belanjanya ya) pesona pasar Triwindu lagi.
Pasar Triwindu
Salam vintage,
ini benar benar aku banget. dulu ketika MOS SMA aku pernah kesini pula. apalagi lokasinya dengan aku ngaji menuntuntu Ilmu Agama hampir setiap ahad selalu ada beberapa meter dari triwindu. bahkan kajiannya bisa didengar lewat radio, televisi parabola, streaming internet.
saya seringkali lewat jalan ini ketika masih sekolah SMA dulu. bagi saya itu hal biasa hehe..
mampir lebih dalam lagi di solo dong seperti ke museum, benteng, pasar klewer, pasar gede dan lain lain gitu.. biar nambah wawasannya gitu…
dan yang aku tahu dekat dengan pasar ngarsopuro, pura mangkunegerana wah wah mantap pokoknya.
pengen banget bisa ke Solo lagi, pengen masuk ke dalam gang gang ajaib 😀 tapi sayang sampai saat ini blom kesampaian ke Solo lagi. Mudah-mudahan 2016 dapet kesempatan 🙂
boleh minta nonya gak min??
saya mau kesana tapi agak bingung
boleh tanya2 gak?