Bismillahirohmanirohim,
Hampir tiga bulan terakhir ini aku gampang sekali melow. Sebentar-sebentar air mata netes begitu aja. Mungkin kamu kurang piknik, Dian. Haaa bisa jadi. Memang rasanya sudah terlalu lama enggak melakukan ritual piknik. Tapi bukan itu yang menyebabkan aku jadi gampang galau, gampang baper. Aku masih merasa kehilangan. Aku masih merasa kehilangan ketiga calon bayiku.
“Mbak, kok sedihnya lama sekali sih,” celetukan itu keluar dari seorang teman ketika ia menanyakan padaku berapa lama aku berhasil move on dari kesedihanku pasca gagal bayi tabung dan aku menjawab aku masih sedih.
Diantara teman-temanku yang tergabung dalam grup Pengen Hamil, biasanya aku dikenal sebagai sosok yang selalu memberi semangat dan mengingatkan agar tidak larut dalam kesedihan. Siapa sangka kali ini aku justru larut dalam kesedihan yang cukup lama.
Aku sendiri cukup terkejut ketika mendapati diriku meneteskan air mata begitu saja saat tak sengaja tersasar di dalam sebuah departmen store perlengkapan bayi 3 bulan lalu. Tiba-tiba aku teringat, iya ya harusnya saat ini aku tengah berbelanja keperluan para bayi.
Rasanya ketika aku gagal dengan program hamil sebelum-sebelumnya aku enggak pernah selama ini aku merasa sedih. What’s make this feel different?
You don’t know pain until you’re staring at yourself in the mirror with tears streaming down your face and you’re begging yourself to just hold on and be strong.
That is pain.
-thethingswesay.com
Saat menonton Critical Eleven beberapa waktu lalu, aku merasakan rasa iri yang luar biasa saat adegan Anya menangis lepas diantara teman-temannya. Itukah sebabnya? Karena aku belum menuntaskan kesedihanku? Atau karena memang proses kali ini terasa lebih menyedihkan?
Mendekati bulan Juni, aku berdoa agar aku diberi kesibukan untuk lupa akan rasa sedihku. Bulan Juni yang biasaya bulan yang paling aku nanti justru menjadi bulan yang rasanya ingin aku hindari. Bukan karena aku bertambah usia dan masih belum menjadi seorang ibu. Tapi karena hari ini juga merupakan hari perkiraan lahir calon ketiga bayiku.
I think I need closure. Aku harus membuat sebuah perpisahan agar tidak terus larus dalam kesedihan. Aku harus bisa move on. Beberapa lalu aku sempat baca tulisan berjudul A Letter To Embryo That Didn’t Implant After Our IVF Transfer di blog Scarry Mommy, rasanya aku pun ingin melakukan hal itu. Jadi, di sinilah aku, di hari ulang tahunku yang ke 35, mencoba merangkai kata-kata untuk ketiga embrio yang pernah tertanam dalam rahimku. Semoga setelah ini, perlahan-lahan kesedihanku pun akan berkuran.
***
Teruntuk ketiga embrio yang pernah tertanam dalam rahimku,
Rasanya baru kemarin aku melangkahkan kaki ke dalam ruang laboraturium tempat kalian dikembangkan. Dokter Karel, dokter Sigit, dokter Titiek, serta seorang perawat berada di ruangan yang sama dengan aku saat itu. Mas Met dilarang ikut, ia hanya duduk manis menanti dengan harap-harap cemas di ruang tunggu. Dokter Karel menjelaskan sedikit tentang prosedur yang akan aku jalani. Kemudian dokter Titiek menunjukan aku pada kalian, 3 buah embrio dengan pembelahan masing-masing 8, 6, dan 5. Saat itu ada rasa penyesalan karena aku tidak membawa telepon genggamku. Padahal kalau aku membawanya, aku kan bisa memoto kalian dan menunjukkan pada Mas Met usai proses embrio transfer. Itu akan menjadi foto pertama kalian, pikirku saat itu.
Tak berapa lama, aku digiring ke ruangan sebelah tempat proses embrio transfer dilakukan. Tidak lama prosesnya. Aku ingat dokter Sigit memerintahkan aku untuk berdoa saat kalian akan dimasukkan ke dalam rahim aku. Ketika dokter Karel bilang kalian sudah ada di dalam rahimku, aku meneteskan air mata. Tak henti-hentinya aku mengucap syukur dan berdoa agar kalian baik-baik saja.
Aku tidak bisa menjelaskan pada kalian, kenapa kalian tidak sampai berada di bumi ini. Kenapa aku tidak pernah bisa merasakan denyut jantung kalian atau tendangan kalian. Aku tak akan pernah tahu jawaban atas pertanyaan itu. Karena semua itu sudah bagian dari rencana Allah. Tapi satu hal yang bisa jelaskan, bahwa meski aku tidak sempat merasakan denyut jantung dan tendangan kalian, tapi aku selalu merasa sayang pada kalian.
Aku tetap merasa bersyukur, bahwa paling tidak aku pernah merasakan kehadiran kalian selama 4 minggu di rahim aku. 4 minggu sampai akhirnya dokter Sigit menyatakan bahwa aku telah kehilangan kalian. Kalian tidak berkembang dengan baik. Begitu penjelasannya. Tidak berkembang memang hal yang biasa terjadi dalam proses IVF. Meski pun tentu saja aku berdoa kalau aku tidak akan mengalaminya.
Aku bersyukur bisa merasakan sebuah perasaan yang complicated. Sesaat aku bahagia merasakan kehadiran kalian, tapi tak berapa lama aku merasakan kehilangan. Aku tahu, hal ini akan menjadi sumber kekuatan aku suatu saat nanti. Sampai kapan pun aku tak akan pernah lupa betapa aku menyayangi kalian bertiga.
Teruntuk ketiga embrio yang pernah bersemayam di rahimku, aku ingin mengucapkan terima kasih atas kehadiran kalian yang meski hanya sesaat tapi kalian mampu membuat aku bersemangat dan yakin kalau suatu saat nanti aku akan menjadi seorang ibu. Aku mungkin tidak sempat menjadi ibu bagi kalian bertiga, tapi insya Allah suatu saat aku akan menjadi ibu bagi adik-adik kalian.
Meski aku bersedih kehilangan kalian, tapi bukan berarti aku tidak mengikhlaskan kalian. Apalagi menyesal. Mengenal kalian meski sesaat adalah salah satu hal terbaik dalam hidupku.
Jakarta, 12 Juni 2017
Mbaak diaan yg kuaaat. Aku tauu ini ndak mudah buat mbak tp aku yakin mbak pasti bsa melaluinya dengan baik :’) bulan ramadhan adalah bulan istimewa penuh kebaikan. Aku doakan semoga Allah senantiasa memberikan mbak yg terbaik. . Aamiin. . Stay strong mbaaaak 🙂 Aamiin
Aamiin aku setrong kok insya Allah. Hanya butuh menuliskan perasaan agar tetap menjadi waras
Mbak, aku pengen nangis deh bacanya!!!
Sedih karena kehilangan itu wajar. Tetep semangat ya!!!
Insya Allah kuat kok. Cuma butuh ngeluarin perasaan aja biar lega
Kalau gak dikeluarin malah bahaya. Beberapa waktu mau nulis ttg kehilangan bayi. Baca ini jd keinget buat nulis lagi
Huaaaaau semangat mbak dian
Btw, udah mbaca blognya kak andra alodita belum? Dia juga menuliskan progran ivf nya di blog
Mangats mbak
Rencana Allah jauh lebih indah, karena Ia adalah Maha Rencana
Sudah dong. Semua yang promil sepertinya wajib baca kisah Alodita
heueu, jadi bacaan wajib sepertinya
Yang kuat ya Dian, ada hadiah yg akan menunggu kamu di bulan bulan berikutnya. Jangan berenti berharap. Kamu hebat
Aku belum pernah merasakan hamil. . walau dulu pernah di tahun pertama menikah, sempat haid dgn konsentrasi sangat hebat tidak seperti biasanya. Dan ada gumpalan2 yang cukup besar. Itu kalau aku googling kayak keguguran mikroskopik gitu. Entahlah wallahualam. . aku sudah coba promil hamil alami. . juga inseminasi buatan, suamiku normal, tiroid ku normal, kadar gulaku jg normal, entah kenapa kok blm berhasil. sampe aku berhenti kerja, ya siapa tau penyebabnya karena kecapekan. Eh rupanya bukan jg hahaaha. . keponakanku skrg sudah 8 dan adik ipar mau lahiran pula 5 bln lagi. . jadi 9 deh. Tiap mudik sedih, cos ditanya mana buntut? Anakmu mana? Hadeuuuh. .
Entahlan skrg sih kami berdua santai, blm terpikir untuk bayi tabung. Mungkin aku harus diet dulu ya.
Pokoknya i feel you deh. . tetap semangat dian.
mbaaa..i feel you :’)
aku sudah divonis dokter ga bisa punya anak kalau ga pake IVF, cuma sampai detik ini aku blum melangkah utk IVF, krn aku masih percaya keajaiban Allah akan datang suatau saat nti, dokter kan hanya perantara 🙂
ada satu kalimat dari ibuku yg selalu aku ingat sampai skrg mba “ketika kita berada dititik pasrah, keajaiban Allah itu datang”
Bismillah ya mba, tetap semangat 🙂
Mba Diannnn, yang kuat dan semangat ya. pasti akan mendapatkan gantinya. Jadi sedih baca artikel ini
Pengen pelukkkkkkkkkk mba. Aq ga tau harus ngomong apa. Cuma bsa mendoakan smga Dia mengganti semua kesedihan dan perjuangan itu dengan sesuatu yang indah suatu hari nanti
Teteh Dian tersayang, semoga Allah makin menyayangimu karena karena salah satu mozaik ini hadir dalam hidupmu, amin 🙂
Mbak Dian sayangggg yaang kuat, yahh..
Meteka bertiga sudah jadi malaikat yang akan mendoakan Mbak dan Mas di surga..
Aku cuma bisa kasih pelukan dari jauh
Luar biasa mba Dian.. semoga dengan dituliskan di blog, mba jadi lebih ikhlas, tabah dan selalu semangat mba. Semoga mba Dian segera diberikan adek bayi lagi.. dan doakan saya juga ya mba hehe.. ciayoo!!!
Mbak Dian, turut mendoakan semoga Allah mengabulkan semua doa2mu termasuk memiliki keturunan yang sholeh dan sholehah aamiin
Salam kenal ya mbak, i feel you mbak, aku pun sempet kecewa pe nangis sesenggukan ketika 2016 inseminasiku gagal, yah campur aduk, mbak aku pun sekarang usia 35tahun 6bulan, desember nanti usiaku 36tahun dan usia pernikahan kami yang kesembilan, tak mudah untuk sabar, tapi coba ikhlas tawakal pelan-pelan rasa sedih dan kecewa itu hilang kita lupa, kuasa Alloh itu Besar mbak, tak ada yang tak mungkin baginya, Alloh akan mengabulkan doa kita disaat yang tepat
Semoga dengan menuliskannya di sini, mba bisa lebih merasa plong yaa 🙂 .. Semoga nantinya Allah juga memberikan bayi2 yg lucu kepada mba
mbak dian istirahat yang cukuuuuuuuuup
ada saudaraku yang juga ivf, nggak boleh gerak, nggak boleh ngapa-ngapain, soalnya sensitif banget. tapi dia langsung gol sih programnya
berdoa yang rajin mbak, pasti akan diberi, tapi nggak tau kapan
percaya saja bahwa Allah adalah Maha Rencana yang Bijak
Luar biasa, mba Dian, dulu saya nunggu hamil selama 7 tahun, sempat merasa lelah dengan semua usaha yg dilakukan tapi belum sampai bayi tabung, sih, dan terbayang bagaimana sedihnya mba Dian
Mbak tidak sendiri. Ada banyak calon ibu lain yang juga pernah merasakan kesedihan yang sama. Kabar baiknya, Mbak Dian lebih beruntung pernah mengandung, sedangkan banyak perempuan lain yang bahkan belum tahu bagaimana rasanya hamil. Tetap semangat Mbak
Merinding aku bacanya, teteh…
Pas kapan lalu, aku sempet (pingin) minta di ceritain masalah progmil ini, karena mas aku pun mengalami hal yang sama…tapi maju-mundur, karena takut membuka luka untuk teteh.
Haturnuhun teh….sudah berbagi.
In syaa Allah akan ada yang terbaik menanti teh Di dan keluarga.
Aamiin.
aku mah terbuka untuk ditanya-tanya dan memberikan info seputar promil kok, Mbak Lendy. Mangga :*
Tetap semangat, berdoa, dan berusaha. Pasti ada rencana Tuhan yang terbaik di masa depan, hanya bisa sabar dan berharap Tuhan suatu saat mengabulkan permohonan umatnya.
mbak Dian, aku belum nikah sih. tapi udah pernah ngerasain menginginkan sesuatu tapi belum dikasi sama Allah. Tetap berbaik sangka ya mbak, in sha Allah Tuhan memeluk mimpi-mimpi mbak. Doaku menjelang berbuka kali ini untukmu mbak #hug
Semoga Allah nanti akan memberi Mbak kepercayaan untuk anak2 nanti
MBAAAAKK DIAAAAANNNNN T_T
aku mau peluk mbak dian, mau transfer kekuatan, sambil bilang, mbak enggak sendiri, banyak juga pasutri yang belum diberi keturunan, semoga promil selanjutnya diberi kelancaran ya, istirahat yang cukup, jangan stress,
peluuuuukkkk
Mbak,, semua yang terjadi pasti ada hikmahnya, sedih hal yg wajar kok mbak, saat kita kehilangan sesuatu. Tp yakinlah saat kita mengikhlaskan sesuatu karna alloh, alloh pasti akan menggantinya dgn yg lebih baik. Semoga mba dan suami segera diberikan rezeki anak2 yg lucu dan Soleh/solehah.. Amiin
Teh Dian, teteh sunggu perempuan yang kuat. Teteh tidak harus move-on buru-buru karena kesedihan itu, ada kalanya, kadang kita harus merasakan dan menikmati kehilangan dengan sepenuhnya agar suatu hari nanti teteh mampu menjadi lebih kuat. Kalau mau menumpahkan segala yang ada di hati, ayo kita ngobrol ketemu dan cerita yuk. 🙂
I feel u mba.. hanya ada perempuan kuat dan hebat di balik certa yang dahsyat. Dan mba dian beruntng menjadi salah satunya, Big huge, Dan percaya ada rencana yang lebih besar dariNya…. Muah
Jujur aku gak tau aku mau komen apa. Aku belum jadi istri, apalagi calon ibu yang mengharapkan kehadiran bayi mungilnya ke dunia. Tapi yang jelas, Mbak Dian pasti kuat. Rencana Allah selalu manis. Jangan lagi larut dalam sedihnya, Mbak. Adik-adik ketiga embrio yang pernah tertanam di rahimmu itu pasti ingin ibu yang ceria dalam proses keberadaan mereka. 🙂
Mbak Diaaaannnn. Aaaaa. Dikau membuatku nangis. Tertampr karena sering ngeluh kecapekan ngasuh si K.
Mbak Dian, ini waktunya sahur, bulan Ramadhan, aku menitipkan doa ke Robbuna untukmu.
Peluk jauh driku yaaa.
Hiks. Aku ngetik komen sambil nangis. Tolong doain aku bisa jadi ibu yang baik.
Suatu saat pasti Tuhan akan menitipkannya untuk Mbak Dian. terus berusaha dan jangan menyerah ya mbak. mari kita bahagia dan terus tersenyum biar terus sehat jiwa dan raga
Suatu saat pasti Tuhan akan menitipkannya untuk Mbak Dian. terus berusaha dan jangan menyerah ya mbak. mari kita bahagia dan terus tersenyum biar terus sehat jiwa dan raga
I feel u mba dian… salam kenal ya, sy jg baru merasakan kuret yg ke2 x nya. Yg prtama sempat hamil 3bln awal bln mar’17 sy dikuret lalu ramadhan kmrn sy smpat hamil lg tp hy brthan 3minggu lalu luluh via haid krn msh ada jaringan yg mnempel selasa, 18jul kmrn kmbali dikuret. Hmm… rasa sedih msh trasa tp mbaca blog mba buat sy tdk menyerah di usia 42thn ini. Qta hrs yakin Alloh py sesuatu yg indah di dpn sana jd trus semangat ya mba.
I feel you mbak.. Tetap semangat yaa.. Aq juga pernah diremehkan karena belum punya anak sama tante jauuuh.. Gak bisa cerita ke siapa2 krn gak punya ibu.. Alhamdulillah sekarang bisa menyemangati orang yang pengin hamil, setelah aku hamil beruntut 2 orang temen hamil dalam waktu deketan setelah 5 tahun menanti.. Pasti abis ini mba Dian, percaya dech.. ;).. Yakin yakin
Mbak, aku baca tulisan Mbak sambil mewek. Aku pun sedih dan suliiiit sekali merelakan dua embrioku yang dengan susah payah berhasil didapat. Sampai sekarang aku belum bisa melihat foto mereka dalam rahimku. Aku masih ingat happy-nya saat mereka mau dimasukkan ke dalam rahim. Itu pertemuan pertama kami. Aku masih ingat wajah bahagia penuh harap suamiku. Begitu besar harapan kami. Masa penantian 2 minggu awalnya baik-baik saja. Dua embrio cilik sering aku ajak mengobrol, aku minta untuk bertahan, tapi apa yang mau dikata…. Tuhan belum kasih kesempatan menggendong mereka. Saat ini juga usiaku menjelang 35 tahun. Rasanya makin cemas membayangkan peluang kehamilan yang makin kecil. Dana untuk bayi tabung lagi dalam waktu cepat juga tidak ada. Hanya bisa menangis dalam pelukan suami rasanya.
Apa kabar Mbak Dian sekarang? Semoga sekarang sudah memiliki momongan ya. Maaf ya, saya jadi numpang curhat di sini.
peluk jauh buat, Mbak Dhika. Aku sedang berlajar berjuang untuk menerima bila ternyata menjadi ibu bukan bagian takdir aku, Mbak. Sampai sekarang aku belum kembali bayi tabung, dan sepertinya aku pun belum ada rencana dalam waktu dekat.