Bismillahirohmanirohim,
“This is the real definition of delicious! Enaaak….”
Kalimat itu keluar dari mulut mungil Nina, adikku setiap kali kami selesai makan selama menikmati liburan di Bukittingi. 3 hari aku, Nina, dan mama di Bukittinggi, jarang aku melihat bibirnya cemberut bt. Padahal adikku ini gampang sekali rusak moodnya, meskipun sedang berlibur. Ketika aku tanya apa alasannya dia sangat enjoy beberapa hari itu, dia pun menjawab, “Soalnya di sini banyak makanan enak. Nina kan hidup untuk menikmati makanan.”
2015 lalu, adikku lulus dari SMA. Sebagai hadiah sekalian menikmati “we time“, mamaku mengajak untuk berlibur bertiga aja ke Sumatera Barat. Traveling hanya bersama anak-anaknya merupakan salah satu hal yang disukai mamaku. 3 tahun sebelumnya saat adikku lulus SMP, kami bertiga berkeliling kota-kota di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan DI Jogja demi mengenal batik selama satu minggu. Dan sekarang menjelang adikku pulang untuk liburan bulan depan pun mamaku sudah melontarkan kalimat sakti itu, “Nanti kita pergi bertiga lagi ya!” Sepertinya gen traveling memang mengalir dalam darahku.
Ah, aku melantur terlalu jauh. Mari lembali ke 2015 lalu ketika kami mengunjungi kota Bukittinggi. Setelah menghabiskan dua malam di kota Padang, kami pun akhirnya tiba di kota Bukittinggi. Kota yang sepertinya jodoh bagi Nina. Kenapa? Karena tidak panas dan banyak makanan enak. Dua point penting bagi dia untuk menikmati hidup. Berbeda dengan aku yang justru lebih suka dengan pantai.
Kota yang pernah menjadi ibukota Indonesia pada masa Pemerintahan Darurat Republik Indonesia ini memiliki topografi berbukit-bukit dan berlembah. Letaknya berada pada rangkaian Bukit Barisan yang membujur sepanjang pulau Sumatera dan dikelilingi oleh dua gunung berapi, Gunung Singgalang dan Gunung Marapi. Kota ini terletak pada ketinggian 909-941 di atas permukaan laut. Tak heran kalau hawa yang dirasakan selama di sana adalah hawa sejuk yang rasanya bikin perut lapar terus.
Good food is the foundation of the genuine happiness – Auguste Escoffier-
Adikku pasti setuju sekali dengan quotes di atas itu. Makanan yang enak adalah surga bagi dia. Untung saja sebelum pergi berlibur, selain brosing tempat wisata, tak lupa aku pun membuat daftar untuk wisata kuliner di Bukittinggi. Sebagian besar informasi aku dapatkan dari pergidulu.com. Ditambah dengan penemuan mbah google lainnya. Tak semua list ini berhasil aku kunjungi, malah hanya sedikit yang akhirnya berhasil kami kunjungi. 3 malam di Bukittinggi tak cukup rupanya untuk menikmati keseluruhan wisata kuliner.
Ini 9 list wisata kuliner yang berhasil aku kunjungi di Bukittinggi dan sekitarnya:
1. Kinik0 – Kopi Kawa Daun
Jl Raya Bukittingi – Batusangkar
Aku agak kaget ketika pak supir yang super pendiem ini tiba-tiba mengucapkan kalimat pertamanya, “Mampir sini ya. Ini enak loh.” Kawa daun rupanya adalah minuman dari daun kopi yang diseduh seperti teh. Kiniko menawarkan konsep self-service untuk menikmati kopi ataupun kawa daun ini. Sudah disediakan cangkir-cangkir, kawa daun, bubuk kopi, serta air panas untuk kita seduh sendiri. Uniknya, untuk meminum kawa daun, disediakan 2 tempurung kelapa sebagai penganti cangkir serta kayu manis sebagai pemanisnya. Tempat ini semakin terasa nikmat karena pemandangannya. Sejauh mata memandang yang tampak adalah sawah hijau. Rasa lelah akibat perjalanan dari pagi hari seolah terbayarkan.
2. R.M Family Benteng
jl Benteng Indah, depan benteng Fort De Kock
Kami tiba di Bukittingi sore hari. Yang terbayang untuk makan malam adalah ayam pop. Rekomedasi beberapa blog Ayam Pop di Bukittingi yang harus dicoba ada di R.M Family Benteng. Dan ternyata benar saja, rasa ayam berwarna pucat berminyak ini rasanya benar-benar enak. Bahkan saking nikmatnya, kami sampai 2 kali mengunjungi tempat ini. Malam pertama tiba, dan malam terakhir sebelum pulang. Selain Ayam Pop, rumah makan ini juga menyediakan menu lainnya khas rumah makan Padang seperti Soto Padang, Ikan Gurame Bakar, dan lainnya.
3. Warung Kopi di Kelok 37, Danau Maninjau
Kelok 37, menuju Danau Maninjau
Kopi di sini mungkin tidak ada kesan istimewa. Hanya kopi hitam biasa seperti yang biasa aku temui di warung-warung kopi. Bedanya, di sini aku menikmati minuman hitam panas itu sambil menatap birunya danau Maninjau sambil ditemani oleh cemilan otak-otak. Ada 44 kelokan menuju danau Maninjau, tapi tak perlu melintasi seluruh kelokan itu untuk bisa menikmati kecantikan danau Maninjau. Seperti kami, karena waktu yang terbatas, kami cukup menikmati dari kelokan 37 saja.
4. Nasi Kapau H. Ana
Los Lambuang Pasar Ateh (Pasar Atas)
Sebenarnya tempat yang direkomendasikan adalah Nasi Kapau Uni Lies, tapi kami butuh waktu agak lama untuk berhasil menemukan lokasi Pasar Atas ini (iya, kami nyasar). Dan begitu akhirnya kami menemukan warung-warung yang menjajakan makanan, kami langsun memilih yang kiranya agak sepi saja.
Sebenarnya aku sempat khawatir karena pengalaman pergidulu.com yang agak kurang mengenakkan karena ada kesan memaksa saat memilih menu. Tapi alhamdulillah, ketika kami bertiga memilih makanan Uni-nya ramah dan tidak ada kesan memaksa-maksa saat menawarkan menu. Pilihan makanan kami bertiga jatuh pada ayam dan rendang. Kemudian kami bertiga jatuh hati pada dendeng batokok. Soal rasa jelas ga perlu diragukan lagi, nikmat. Soal harga juga alhamdulillah rasanya masih terasa harga pasar. Ga ada kesan harga nembak jadi mahal.
5. Kerupuk Siram
Di sekitar Jam Gadang, sore hari
Jam Gadang merupakan icon Bukittingi. Sepertinya rugi kalau sudah berada di Bukittinggi tapi tak mengunjungi Jam Gadang. Nah, coba kunjungi Jam Gadang di waktu sore. Banyak penjaja kerupuk siram menawarkan makanan renyah nan nikmat ini.
Nama makanan sebenarnya aku kurang tahu. Aku menyebutnya kerupuk siram, karena memang kerupuk dikasih bihun mie dan disiram kuah sate Padang. Cocok banget jadi teman menikmati senja di sekitar Jam Gadang.
6. Pongek “OR” Situjuah
Jl Singa Harau no 87, Limbukan, Payakumbuh
Hari ke-lima di Sumatera Barat kami mengunjungi Payakumbuh. Jarak Bukittinggi ke Payakumbuh hanya sekitar 1 jam saja. Jadi kami cukup menghabiskan waktu setengah hari saja berkeliling di Payakumbuh ini.
Aku lupa mencari referensi tempat makan di Payakumbuh. Untungnya Pak Supir yang baik hati mengantarkan kami ke Pongek “OR” Situjuah ini. Untuk kondisi bukan hari libur, tempat ini cukup ramai. Sebagaimana yang tertera di papan namanya, makanan spesial di tempat ini adalah gulai kambing dan ikan bakar. Cara penyajian makanannya sama seperti di rumah makan Padang pada umumnya, yaitu aneka makanan disajikan di meja kami, dan kami tinggal memilihnya.
Sebagai makanan penutup kami disajikan Sarikayo. Sebenarnya perut sudah terasa begah kekenyangan. Tapi air liur tak mampu menahan godaan makanan manis ini. Dan begitu haaap….masuk mulut, ga ada penyesalan untuk memakannya.
7. Pecal Ayang
Jl Ateh Ngarai
Dari awal bikin ititnerary, Pecal Ayang ini menjadi inceran wajib selain R.M Benteng Family. Foto bubur kampiun yang aku lihat via mbah google sudah terbayang-bayang akan meluncur di kerongkongan aku. Bubur manis yang terdiri dari campuran lopis, candil, bubur lemu, dan bubur kacang hijau yang kemudian disiram santan dan gula merah ini baru berhasil aku cicipi sesaat sebelum meninggalkan kota Bukittinggi.
8. Bika Talago
Koto Baru, Jl Raya Padang – Bukittingi
Mobil yang membawa kami kembali menuju Padang mendadak berhenti di pinggir jalan. Pak Supir menyebutkan kalau Bika Talago ini wajib dicoba juga. Kami pun menurut. Bika ini terbuat dari tepung beras, kelapa parut, dan gula. Ada dua macam bika yang ditawarkan, yaitu yang menggunkan gula putih dan gula merah. Bonus mengunjungi tempat ini adalah kita bisa melihat langsung para pekerja yang sedang memasukkan adonan bika ke dalam kuali yang terbuat dari tembikar dan dibakar di atas bara api dari kayu.
9. Sate Mak Syukur
Padang Panjang
Belum lengkap rasanya berkunjung ke Sumatera Barat tanpa makan sate Padang. Sebenarnya, ketika di Bukittingi kami sempat menikmati sate juga. Tapi sayangnya aku lupa nama tempatnya. Sebagai gantinya aku memasukkan Sate Mak Syukur yang memang terkenal. Letaknya memang sudah bukan di Bukittinggi lagi, melainkan sudah masuk Padang Panjang.
Karena waktu di Bukittinggi hanya 4 hari termasuk 2 hari perjalanan dari dan menuju kota Padang, dan masih main ke Payakumbuh juga, jadi hanya segitu wisata kuliner yang sempat aku nikmati. Padahal masih banyak yang sebenarnya ingin aku coba seperti:
- Cinduak Langkok. Katanya ini adalah es cendolnya Bukittingi yang terdiri dari Lopis dan 2 warna cendol ditambah es batu dan kuah santan. Letaknya ada di Pasar Atas juga. Tapi aku justru lupa untuk mencari ini.
- Es Tebak. Kalau lihat komposisinya yang berisi agar-agar, cendol, tape, roti, ditutup dengan es serut dan disiram susu kental manis dan sirup frambozen, sepertinya ini semacam es campur. Adanya di sekitar Kampung Cina, malam hari.
- Ampiang Dadiah, atau temanku menyebutnya yoghurt-nya orang Bukittinggi. Terbuat dari emping dengan susu fermentasi kerbau. Biasanya ada di rumah makan padang atau di Pasar Atas.
Bagaimana dengan kalian? Ada yang sudah menikmati kuliner Bukittinggi juga? Atau justru orang Bukittinggi? Yuk bagi cerita pengalaman kuliner kalian di Bukittingi. Setujukah kalau makanan di Bukittinggi cuma ada kata enak dan enak banget?
Salam makan-makan,
Aku belum pernah ke bukit tinggi mba Dian, tp kalo nyobain masakan Padang sih udah pernah..hhi
Sepertinya menu ayam pop di R. M Benteng favorite ya, sampai balik lagi mba.
Makasih bnyak info kulinernya
Bakal kenyang wisata kuliner kalau ke Bukit Tinggi. Pemandangannya juga cakeeeep!
Aaah memang ini memang perjalanan yg menyenangkan…rasanya ingin kembaali lagi ke sana
RM situjuah kalo menurut sy biasa aja.
Kalo RM Family, ayam pop dan gado2 nya memang enak banget. Murah pula harga ayam pop 15 ribu. Nasi 9 ribu.
Kalo mie siramnya enak krupuk opak nya.
Tapi yg sy heran KFC di dekat jam gadang kenapa jadi enak banget ya
makanannya enak enak, gambarnya juga bagus,… tnx ya infonya
Rekomendasi wisata kuliner yang unik di kota Batu Malang :
• Steak & Sate Kelinci
• Jagung & Pisang Bakar
• Aneka sambal & masakan tradisional khas Jawa lainnya.
Rasanya extra kuat, tapi harganya relatif murah.
Suasananya santai & romantis, cocok untuk nongkrong atau sekedar refreshing bersama keluarga. Berlokasi tepat diantara Jatim Park & Museum Angkut.
Warung Khas Batu
Jalan Sultan Agung 29, Batu, Jawa Timur 65314 (Jatim Park 1 – Museum Angkut)
Tel / Fax : +62 341 592955
HP/SMS/Whatsapp: +6285707585899 / 081221833729
BB PIN : 7D8DEB8C
NB : blogger / pengulas / reviewer / tour guide kami undang test food GRATIS !
halo, boleh tau tempat sewa mobilnya dan mungkin nama supirnya juga?
kami juga akan ke sumbar akhir tahun ini. terima kasih sebelumnya mba Dian Ravi.
Hai. Kemarin saya pakai Pelangi Holiday, Mbak. Semoga cocok ya.
waa makasiy informasinya mbak.
foto2nya juga cantik2.
Kuliner khas Sumatera Barat memang lezat & bercita rasa tinggi..!!
Makan ngga kenyang – kenyang…, Tambuah Ciek !!
I Love West Sumatera..