Bakso Boedjangan, Meski Antri Aku Pun Tetap Rela

Bismillahirohmanirohim,

Bakso sepertinya merupakan salah satu makanan populer di Indonesia ini. Darimana aku berani menyimpulkan itu? Lihat saja sekeliling kita, dimana-mana penjual bakso itu mudah ditemui. Kemudian rasanya aku belum pernah bertemu sama orang yang enggak suka makan bakso. Masih butuh bukti lain kalau bakso itu makanan populer? Banyaknya varian bakso yang ditawarkan saat ini. Sebut saja mulai dari bakso isi telur, bakso keju, bakso tenes, sampai bakso beranak yang baru-baru ini terkenal.

Kalau soal bakso kebetulan Mas Met juaranya. Dia itu pecinta bakso sejati. Tak jarang aku menyuguhi bakso ulek buat sarapannya. Lagi susah makan, tinggal kasih bakso aja insya Allah dia bakal makan lahap. Kalau sampai dia nolak bakso, baru deh aku panik, pasti sakitnya serius banget. Aku sendiri sebelum menjadi istri Mas Met merasa biasa saja sih sama yang namanya bakso. Jarang-jarang makan bakso, kalau kebetulan aja dimasakin menu bakso atau karena ada yang ngajak ngebakso.

Makanan yang paling aku suka adalah keju. Wujud apapun kalau ada kejunya aku pasti enggak akan nolak. Karena itu, tempat yang paling cocok buat aku dan Mas Met adalah warung bakso yang menyediakan varian bakso keju. Untung saja sekarang ini cukup banyak yang menawarkan bakso keju. Salah satunya adalah Bakso Boedjangan.

Warung bakso yang punya tagline “Uratnya Nyoss, Pedesnya Joss, Kejunya Cosss,” ini sekarang sudah semakin banyak outletnya. Kalau dulu cuma bisa ditemui di Bandung, sekarang sudah hadir juga Jakarta, Bogor, Garut, Sumedang, dan Tangerang. Tapi beberapa kali aku minta dianter ke Bakso Boedjangan di Jakarta, selalu berakhir dengan susah parkir. Outletnya memang tidak pernah besar, dan parkir untuk kendaraan roda empat agak susah. Mungkin harus datang pagi-pagi saat baru buka untuk bisa dapat parkir.

Baru saat libur lebaran kemarin aku berhasil memanjakan lidah di Bakso Boedjangan. Itu pun karena kebetulan aku masih menikmati libur lebaran di Bandung agak lama, enggak seperti biasanya yang hari ketiga sudah terbang ke Jawa Timur, pulang ke mertua. Lebaran kemarin Mas Met gagal dapat cuti, sehingga kami tidak bisa ke Bondowoso. Tapi lihat hikmahnya, kami jadi bisa berlama-lama di Bandung.

Libur lebaran di Bandung itu sama dengan harus siap menikmati macet. Ketika aku dan Mas Met baru mau keluar dari rumah Mamih, panggilan aku untuk nenekku, di daerah Sersan Bajuri, antrian kendaraan ke arah bawah sudah panjang. Akhirnya, alih-alih cuma ingin ke Bakso Boedjangan di jalan Setiabudi, kami pun merubah arah ke Bakso Boedjangan di Dipati Ukur.

Dengan perjuangan menembus kemacetan akhirnya kami pun sampai di jalan Dipati Ukur. Setelah dapat parkir, cobaan lainnya dimulai. Ada antrian cukup panjang untuk makan di Bakso Boedjangan. Dalam hati aku menyesal kalau sebelumnya menolak makan terlebih dahulu, kan lumayan buat ganjel isi perut.

Rejeki istri soleh, aku enggak perlu menunggu terlalu lama untuk bisa duduk manis di dalam Bakso Boedjangan. Kenapa? Karena aku cuma berdua, dan ada tempat untuk dua orang. Alhamdulillah. Dan apakah perjuangan sudah berakhir? Tentu saja belum. Akibat ramainya hari itu, kami masih harus menunggu lama untuk memesan, belum lagi menunggu untuk makanan datang.

Oh iya, biar enggak celingak-celinguk saat di Bakso Boedjangan, sistem yang mereka terapkan adalah:

  • Dapat meja
  • Pesan makanan dan minuman pada pramusaji
  • Makanan datang bersama bon
  • Bayar di kasir saat selesai makan

Jadi, ada menu apa saja di Bakso Boedjangan ini? Jawabannya ada banyak varian bakso yang bisa kita pilih di tempat ini. Harga pun lumayanlah, enggak terlalu mahal. Apalagi kan masih suasana lebaran ya, dompet rasanya masih tebel. Beda cerita kalau akhir bulan, harga berapa pun akan terasa mahal. hehehe

Jadi, siang itu aku memesan bakso super mozarella, dan Mas Met yang merasa ogah rugi karena sudah berjuang sampai ke tempat ini memesan 2 menu sekaligus, yaitu bakso super pedas dan bakso campur nikmat. Awalnya si mbak pramusajinya keukeuh enggak menyarankan untuk pesan baskso campur nikmat karena nanti lama nunggunya. Makanya Mas Met jadi pesan 2 mangkok, biar sambil nunggu tetap ada makanan. Untuk minumannya aku memesan leci boedjangan untuk aku dan greentea latte buat Mas Met. Bonus tambahan untuk kami berdua aku menambahkan es durian kesepian.

Soal rasa, aku sih ngerasa cocok banget sama bakso mozarella-nya. Menurut aku kejunya terasa sekali. Enggak terlalu pelit, meski kalau boleh sih minta lebih banyak lagi. Es durian kesepian-nya juga seger banget. Duriannya enak. Sementara makanan Mas Met menurut dia bakso pedasnya kurang pedas. Eh tapi dia sih jangan didengerin kalau komentar kurang pedas, lidah pedas dia memang beda sama orang pada umumnya.

Jadi, kalian pada suka bakso juga enggak? Kalau suka bakso varian apa yang kalian suka? Coba ceritakan di kolom komentar yuk.

#ODOP, #BloggerMuslimahIndonesia, #ODOP5

 

About The Author


dianravi

Dian Safitri, travel and lifestyle blogger muslimah yang berdomisili di Jakarta, Indonesia. Pecinta kopi dan makanan. IVF Surviver.

12 Comments

  1. Jadi pengen nyobain mumpung lagi di Bandung. Tapi kudu agak pagi yaa.

    Weekdays ngantri juga nggak, Mbak?

  2. Kalo suka makan bakso, atau makanan apapun, antri jg rela ya. Hehe. Tp aku palong males antri d tmp mkn, lbh suka mkn d tmp sepi walau mgkin dr sisi rasa biasa aja

  3. suka yang kejuu…
    Bener coosss deh kalo dibelah.
    Anak-anakku juga suka.

    Sayangnya kekurangannya adalah akses toilet.
    Padahal ini penting buat yang punya anak kicik-kicik kaya aku.

    Eh tapi engga dink…yang di cabang ((deket Malabar)) outletnya lebih ramah anak dan ada musholla mungilnya.

  4. Kuahnya panas enggak Mbak? Hehehe…
    Buat saya apa pun bakso ya, asal kuah panas mendidih langsung kalau bisa, baru akan terasa enak….

  5. aslinya dalam hati langsung nyanyi “boedjangan…boedjangan” haha… aku aja yg tinggal di Bandung malah belum pernah rela antri dibakso boedjangan. Favoritku masih bakso yg pakai “k” bukan baso 😀 klo gila bakso bisa cobain tuh baksonya agung hercules di Jalan Riau, bisi belum

  6. emang nih bakso boedjangan penuh terus. deket rumah ada yg ngediriin tempat saingan, namanya bakso perawan. haha geli pas pertama kali denger namanya 😛

Leave a Comment