The less you care, the happier you’ll be
-UnKnown
Assalamu alaikum,
Sekitar dua minggu yang lalu aku berkesempatan main ke daerah Senayan, dalam rangka mengunjungi pameran Indonesia International Islamic Fashion and Products yang diikuti seorang sahabat. Ya namanya juga berusaha jadi sahabat yang baik kan ya, jadi aku dan sahabat yang satu lagi, Melissa, berbaik hati mengunjungi guna memberikan dukungan moril. “Chaiyo, Anggi!!!” Meskipun kami adalah dua pengangguran yang agak-agak mikir dua kali untuk belanja di pameran (dibaca “pelit” ya).
Mumpung lagi di daerah Senayan, aku pun langsung berinisiatif untuk ngajak Melissa ke Pasar Santa. Udah agak lama aku ngejanjiin dia buat wisata kuliner di pasar yang sempet jadi trending topik sebagai tempat nongkrong itu. “Gue mau makan es krim ya!” serunya ketika aku utarin niatan buat lanjut nongkrong di Pasar Santa sore harinya. Kami berdua memang sama-sama korban foto-foto makanan di Instagram. Asal liat foto makanan menarik, rasanya pengen langsung berwisata kuliner 😀
Sedikit info buat yang barangkali blom tahu soal Pasar Santa. Pasar Santa itu adalah pasar tradisional yang ada di daerah Jakarta Selatan yang laintai duanya”disulap”menjadi sebagai salah satu tempat hang out dengan aneka wisata kuliner. Tapi jangan bayangin kaya nongkrong di mall ya. Namanya juga pasar. AC ala kadarnya, kios-kiosnya pun ukurannya agak kecil.
Kapan waktu terbaik ke Pasar Santa? Bagusnya sih di weekend. Karena kalau hari biasa, ga semua tokonya buka. Tapi siap-siap aja susah parkir. Kalau mau di hari kerja, katanya coba antara Rabu-Jumat di jam-jam pulang kantor hingga malam hari.
Jadi kembali ke kisah aku. Kebetulan itu hari Kamis, aku sih berharap akan ada cukup banyak gerai makanan yang buka. Tapi sayang, ketika kaki ini melangkah di lorong-lorong pasar, ga begitu banyak yang buka. Meski begitu, aku bersyukur karena Sepotong Kue buka. Nyummm….
Untuk kedua kalinya aku ke Pasar Santa, dan aku menjadikan apple cake di Sepotong Kue ini sebagai menu wajib. Bahkan saat sekarang nulis ini aja rasanya air liurku meleleh, menginginkan ice cream homemade–nya yang lembut disajikan di atas potongan apple cake. Sebenarnya, selain apple cake ada juga pilihan buns, bread cone, ataupun choux. Tapi dasar aku ini mahluk yang kadang kalau udah jatuh hati suka susah move on, jadi untuk kedua kalinya aku lagi-lagi memesan apple cake, dengan ice cream strawberry di atasnya. Oh iya, untuk apple cake dengan ice cream ini dibandrol seharga Rp 25.000, yang menurut aku harga yang wajar. Karena porsinya pun bukan versi imut-imut.
Selain mencicipi apple cake di Sepotong Kue, kami pun mencoba Ferrero wafel yang ditawarkan di Lady in Cream. Sebenarnya mau aku banyak disini. Karena itu wafel-wafelnya sangat fotogenic. Harga yang ditawarkan Rp 35.000 untuk semangkuk wafel berisi ice cream dengan coklat ferrero.
Bukan Dian kalau ga ngopi. Pilihan tempat kopi jatuh ada GayoBies Coffee. Hal ini gara-gara suka banget sama taglinenya: Where Coffee means life, love and passion. See, kadang kemasan itu memang penting. Dalam hal ini sebuah tagline berhasil menggiringku untuk menikmati secangkir coffee latte panas.
Ketika adzan magrib berkumandang, kami pun bergegas ke mushola yang ada di lantai 3 sebelum akhirnya kembali pulang menembus kemacetan ibu kota. It’s just another one fine day. Alhamdulillah.
Buat yang penasaran ingin ke Pasar Santa, lokasinya ada di: