Bismillahirohmanirohim,
Beberapa tahun terakhir ini Ciwidey menjadi salah satu destinasi wisata yang cukup berkembang di Kabupaten Bandung. Pesona kecantikan Kawah Putih-nya menjadi alasan utama wilayah ini banyak dikunjungi wisatawan. Sepertinya semua orang berlomba-lomba ingin mengabadikan dirinya dalam latar belakang air berwarna toska ini.
Tapi Ciwidey enggak cuma Kawah Putih. Lanjutkan perjalanan sekitar 7 km lagi maka kita akan bertemu dengan destinasi wisata lainnya yang tak kalah menarik. Situ Patenggang. Sebuah danau dengan luas sekitar 45.000 hektar ini memiliki legenda romantis. Tentang Putra Prabu dan Putri titisan Dewi yang terpisahkan sekian lamanya, tapi akhirnya kembali dipertemukan di tempat ini.
Beberapa tahun lalu aku pernah mengunjungi Situ Patenggan ini berdua Mas Met. 2017 aku kembali lagi ke tempat ini, menikmati dengan cara yang berbeda. Di kunjungan kali ini pun kami tak hanya berdua melainkan bersama kedua orangtuaku, juga kedua orangtua Mas Met dan adiknya.
Baca juga: Mendadak Ciwidey
Glamping Lakeside, Cara Baru Menikmati Situ Patenggang
Glamping alias glamorous camping, sebuah cara baru untuk bersantai menikmati keindahan alam. Sesuai dengan namanya, harus aku akui kalau harganya pun tidaklah terlalu ramah di dompet. Bulan Juli 2017 lalu aku harus merogoh tabungan sebesar Rp 2.760.000 untuk Family Tent Resort berkapasitas 8 orang di Glamping Lakeside.
Tapi kalau ditanya apakah harga segitu worth it, maka aku akan menjawab worth it. Tanpa sebuah keraguan. Karena selain sensasi pengalaman yang kami rasakan saat menginap di Glamping Lakeside dirasa berbanding lurus dengan uang yang dikeluarkan, aku juga tahu kalau tidak sedikit glamping-glamping lainnya mematok harga jauh lebih mahal dari Glamping Lakeside ini.
Aku sengaja memilih hari Senin untuk menginap di Glamping Lakeside ini. Pertimbangan aku agar jalanan dari Jakarta menuju Ciwidey tidak terlalu macet. Selain itu juga agar tidak terlalu ramai saat bermain. Ini adalah pertama kalinya keluarga Mas Met berkunjung ke Jawa Barat. Bahkan ini adalah kunjungan ibu dan bapak pertama kali sejak aku menempati rumah yang aku tinggali saat ini.
Sekarang ini ada tiga jenis tenda yang bisa kita pilih untuk menginap di Glamping Lakeside ini. Tinggal sesuaikan sama jumlah orangnya, juga isi dompet kita:
- Lakeside Tent Resort, dengan kapasitas 4 orang
- Family Tent Resort, dengan kapasitas 8 orang
- Dome Glamp Camp, dengan kapasitas 4-6 orang
Seperti yang sudah aku ceritakan sebelumnya, karena aku bawa rombongan yang cukup banyak, aku memilih Family Tent Resort. Di dalam tenda yang menghadap ke danau dan kebun teh ini sudah dilengkapi dengan 2 kamar mandi dengan air hangat, 2 tempat tidur dengan ukuran king, dan 4 kasur ukuran single. Oh iya, harga per malam ini sudah termasuk sarapan ya, tak jauh beda dengan hotel.
Things To Do While You’re at Glamping Lakeside
Enggak usah khawatir takut bosan ketika bermalam di Glamping Lakeside ini. Kalau takut dingin, harus. Karena dinginnya WOY banget. Ada beragam aktivitas yang bisa kita lakukan selagi berada di sini. Dan semua aktivitas itu kalau kita tak lupa mengabadikan momen akan tampak instagramable.
1. Menikmati Situ Patenggang
Aku datang sore hari. Situ Patenggang jadi tempat yang pertama aku nikmati. Sebenarnya ada pilihan untuk keliling danau dengan perahu. Tapi karena harus bayar lagi, aku dan Mas Met sepakat hanya menikmati fasilitas yang sudah termasuk saja.
Sore hari danau lokasi syuting film Heart enggak kalah cantik dengan ketika aku mengunjunginya siang hari beberapa tahun lalu. Apalagi dengan turunnya kabut. Pemandangan rasanya semakin luar biasa.
2. Pinisi Resto yang Instagramable
Restoran berbentuk kapal ini menjadi daya tarik utama saat ini. Bentuknya memang menarik. Selain befoto dari atas kapal, jembatan gantung yang menjadi akses menuju restoran ini juga sangat diminati untuk spot berfoto.
Menginap di Glamping Lakeside artinya kita akan mendapatkan fasilitas sarapan di tempat ini. Untuk makan malam tentu kita harus cari makan sendiri. Sayangnya tak banyak pilihan tempat makanan malam, kecuali keluar dari area Situ Patenggang. Jadilah aku memilih makan malam di Pinisi Resto ini.
3. Pagi di Kebun Teh
Bangun pagi, hirup udara sejuk. Tak lupa sambil berolah raga jalan kaki diantara kebun teh. Mama dan papaku pulang lebih dulu. Jam enam pagi mereka sudah check out. Tapi tetap, sebelum pulang, mama enggak mau kalah, minta di foto dulu diantara kebun teh berdua papa.
4. Bermain Bersama Kelinci
Di Ciwidey, selain kebun teh, peternakan kelinci juga banyak. Ada beberapa taman kelinci yang akan kita temui saat berada di Ciwidey. Salah satunya di dalam area Situ Patenggang ini. Mumpung kami tidak perlu membayar lagi untuk bermain bersama kelinci, maka usai sarapan, kami menuju taman kelinci.
Glamping Lakeside ini memang cocok untuk sekeluarga. Anak-anak pasti akan betah sekali berlarian mengejar (atau dikejar) kelinci-kelinci sambil membawa wortel untuk makanan mereka. Tapi karena aku enggak bawa anak kecil, biar Mas Met aja yang bermain bersama kelinci. Sementara ibu berteriak ketakutan.
5. Sunset di Teras Bintang
Teras Bintang merupakan titik tertinggi di kawasan Situ Patenggang ini. Bentuknya sebuah gardu pandang dengan 5 sudut seperti bintang. Menghabiskan sore hari menanti senja salah satu kegiatan yang cukup populer. Sayangnya aku telat tahunya.
Alih-alih sore hari, aku justru ke Teras Bintang siang hari setelah check out. Tapi bukan berati aku enggak dapat pemandangan cantik. Dari tempat ini aku bisa melihat Glamping Lakeside dari kejauhan.
Itu tadi 5 hal yang bisa kita lakukan saat menginap di Glamping Lakeside ini. Sedikit tips bila ingin menginap di sini, booking kamar jauh-jauh hari sebelumnya mengingat tempat ini begitu populer. Selain itu jangan lupa membawa pakaian hangat.
So, what do you think? Ingin coba menginap di Glamping Lakeside ini? Coba ceritakan pendapat kalian di kolom komentar ya.
wow asik banget kayaknya…pingiiiiin banget ke sini lagi. Dulu pernah ke sini tapi sendirian. Kayaknya asik ya, ke sini ramai2 sekeluarga.
Foto-fotomu bikin mupeeeeeng. Kapan-kapan ajak aku ngetrip ke sini yaaak.