My Memorable Indonesian Movies

assalamu’alaikum,

film-1155439_640

Picture Source: Pixbay

Selamat hari Fil Nasional, semuanya 🙂 Iya, hari ini, 30 Maret 2016 diperingati sebagai hari Film Nasional. Hal ini ditandai oleh hari pertama pengambilan gambar film Darah & Doa (Long March of Siliwangi) arahan sutradara Usmar Ismail pada 30 Maret 1950. Perfilman di Indonesia sendiri sebenarnya sudah aja jauh sebelumnya. Namun film Darah & Doa merupakan film pertama yang disutradarai oleh orang Indonesia asli dan perusahaan perfilman milik orang Indonesia.

Perfilman di Indonesia sempat mengalami mati suri di tahun 90’an. Bahkan Festival Film Indonesia yang sudah secara rutin ada sejak tahun 1973 sempat terhenti di tahun 1992.  Baru di 2004 FFI bisa kembali hadir. Ini disebabkan menjelang akhir 90’an, perfilman di Indonesia kembali bangkit.

Dalam rangka Hari Film Nasional kali ini aku ingin bernostalgia sejenak, mengenang film-film Indonesia yang sampai hari ini rasanya masih melekat erat dalam kenangan.

Ca-Bau-Kan

Ca_Bau_Kan

Picture Source: Google

Ada yang pernah nonton film ini? Ini adalah salah satu film favorit saya. Entah sudah berapa kali saya menonton film ini sampai-sampai VCD nya berakhir rusak 🙁 

Film yang diadaptasi dari novel karangan Remy Sylado ini menceritakan tentang Giok Lan (Niniek L.Karim) yang kembali ke Indonesia untuk mencari asal usulnya. Ca-bau-kan berasal dari bahasa Hokkian yang berarti perempuan, namun pada masa kolonial lebih diasosiasikan sebagai simpanan orang Tionghoa. Memang ibu Giok Lan, Tinung (Lola Amaria) adalah seorang perempuan pribumi yang menikah dengan orang Tionghoa bernama Tan Peng Liang (Ferry Salim).

Kenapa aku suka banget sama film arahan Nia Dinata ini? Mungkin karena memang dari dulu aku selalu senang sama yang bertemakan sejarah dan budaya. Ca-Bau-Kan yang menceritakan kehidupan keturunan Tionghoa di era kolonial Belanda seolah menjadi guru sejarah bagi aku yang sampai pada akhirnya 2013 kemarin aku menjejakan kaki ke kota Lasem, salah satu yang menjadi lokasi syuting film ini.

Ada Apa dengan Cinta?

Ada-apa-dengan-cinta

Picture Source: Google

Siapa sih yang ga tahu film karya Rudi Soedjarwo yang diperankan oleh Dian Sastrowardoyo dan Nicholas Saputra ini? Bahkan setelah 14 tahun film ini berlalu aja, masih dinantikan bagian 2-nya. Yang ga sabar nonton AADC 2 tunjuk tangan!!! *ikut ngacung*

Drama romantis ini menceritakan soal kisah masa SMA. Percintaan dan persahabatan. Rasanya ga perlu ya bahas cerita film ini, karena pasti sebagian besar udah pada tahu bagaimana kisah Cinta dan sahabat-sahabatnya, Milly (Sissy Priscillia), Karmen (Adinia Wirasti), Alya (Ladya Cheryl), dan Maura (Titi Kamal) ini.

Buat aku yang paling ga bisa dilupakan dari film AADC karena ini adalah film Indonesia pertama yang bikin aku ngantri panjang demi bisa nonton. Film Indonesia pertama yang bikin aku seharian muterin mall. Beli tiket dari jam bioskop buka dan baru dapat jatah nonton tengah malam. Tapi mungkin efek bosen muterin mall hikmahnya adalah aku berhasil ngajak mas Met untuk photo box bareng (yang sekarang fotonya hilang. Hicks..)

Arisan!

Arisan

Picture Source: Google

Lagi-lagi film arahan Nia Dinata 🙂 Film ini bercerita mengenai tiga sahabat lama, Sakti (Tora Sudiro), Meimei (Cut Mini Theo) dan Andien (Aida Nurmala). Arisan! seolah membuka mata aku bagaimana gaya hidup pada usia 30an di ibukota saat itu. Bagaimana arisan bukan lagi sebatas arisan uang. Arisan! membuat kontroversi yang cukup menghebohkan dengan menjadi film Indonesia pertama yang menampilkan adegan ciuman antara dua orang pria. Pada 2011 dibuat sekuelnya, Arisan! 2, tapi rsasanya buat aku lebih suka film pertamanya ini.

Perahu Kertas

pk1

Picture Source: Google

Waktu tahu kalau novel Perahu Kertas karangan Dee akan diangkat ke layar lebar, aku langsung heboh sendiri. Pokoknya harus nonton. Ga mau tahu! Tahun-tahun itu adalah masa dimana mas Met mulai susah diajak ke bioskop. Alasannya simple, weekend capek mending bobo di rumah 😀 Bukannya bermaksud jadi istri yang ga pengertian, tapi ini salah satu novel yang aku suka banget. Masa ga nonton sih. Dan hasil bujuk rayu itu pun disambut baik. Bahkan sampai Perahu 2 pun aku sukses nonton di bioskop. Iya, saking panjangnya cerita ini sampai dipecah jadi 2 film.

Film yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo ini menceritakan kisah persahabatan Keenan (Adipati Dolken) dan Kugy (Maudy Ayunda). Mereka dipertemukan oleh pasangan Eko (Fauzan Smith) dan Noni (Sylvia Fully R). Eko adalah sepupu Keenan, sementara Noni adalah sahabat Kugy sejak kecil. Mereka bertiga, kecuali Noni, hijrah ke Bandung untuk kuliah. Inti cerita ini pada akhirnya adalah kisah cinta Keenan dan Kugy,  bagaimana lika-liku ksiah mereka sampai akhirnya terjalin ikatan cinta.

Dari awal baca novel Perahu Kertas ini, aku terhipnotis sama karakter Kugy, gadis yang cenderung tomboy, ceria, dan unik. Karakternya agak mengingatkan aku sama karakter tokoh komik di komik Jepang yang berjudul Pop Corn. Dan ternyata kalau baca di bagian akhir buku ini, Dee memang menceritakan kesukaannya membaca komik itu.

Test Pack: You Are My Baby

134440792554040_300x430

Picture Source: Google

Test Pack gagal aku tonton di bioskop. Aku sampai muter-muter cari dvd-nya, baru berhasil nonton. Kenapa aku maksa banget pengen nonton film yang di bintangi Acha Septriasa dan Reza Rahadian? Bukan karena aku ngefans sama mereka. Tapi karena novel Test Pack karangan Ninit Yunita ini selama bertahun-tahun jadi obat penenang aku dikala aku resah belum juga hamil. 

Iya, Test Pack yang disutradarai oleh Monty Tiwa ini merupakan film adaptasi novel dengan judul sama karangan Ninit Yunita yang menceritakan kisah pasangan yang tak kunjung hamil (like me). Cuma kalau boleh jujur aku  jauh menyukai bukunya daripada filmnya. Mungkin karena naskah nya bukan ditulis oleh Ninit Yunita, melainkan oleh Adhitya Mulya. Secara garis besar memang ceritanya sama, tapi secara alur jelas beda. Tapi tetep quotes ini menjadi quotes favorite yang kadang masih suka bikin aku speechless kemudian cirambay (mewek):

Saya sayang banget sama kamu makanya saya pengen ngasih kamu anak (Tata)

Apa adanya kamu sudah melengkapi saya, Neng (Rahmat)

Kalau di samping kamu tuh ga pernah sia-sia. Kan kita nikah bukan cuma buat punya anak tujuannya. Tapi karena saya sayang sama kamu (Rahmat)

Well, itu beberapa film Indonesia yang menurut aku memorable banget. Kalau kalian apa film-film Indonesia yang penuh kenangan? Cerita dong 🙂

Sekali lagi, selamat hari Film Nasional. Semoga film-film Indonesia bisa terus berkembang, jauh lebih beragam, berbobot. Dan usahakan untuk nonton film original, jangan bajakan. Kalau bukan kita yang dukung perfilman Indonesia, siapa lagi coba?

Selamat menonton,

dianravi

 

About The Author


dianravi

Dian Safitri, travel and lifestyle blogger muslimah yang berdomisili di Jakarta, Indonesia. Pecinta kopi dan makanan. IVF Surviver.

2 Comments

  1. wah kenapa ya aku jarang nonton film indonesia, karena secara aku sukanya detefktif. kapan ya kiat bisa bikin film yang seruuuu

    1. Semoga film-film Indonesia akan semakin beragam ya nantinya 🙂 pasti seru tuh kalau pilihannya semakin banyak

Leave a Comment