assalamu alaikum,
I know every family has its problems. But I admire those that stick together.
-UnKnown
Kalau ngomongin kuliner-nya Purwakarta, pasti yang terlintas adalah sate maranggi. Ga sedikit teman-teman aku yang senang banget berkomentar “Sate maranggi itu yang paling enak ya di Purwakarta-nya. Itu loh yang tempatnya dipinggi jalan kalau mau ke Bandung jaman belum ada Cipularang,” kalau lagi membahas soal sate maranggi yang belakangan ini semakin menjamur. Iya, Sate Maranggi Cibungur emang juaranya. Karena biar gimana pun itu yang original.
Tapi ketika aku bermain ke Wanayasa tempo hari, seorang sahabat yang kebetulan orang Wanayasa bilang “Yan, lo harus mampir ke Kampung Sate. Sate marangginya juara. Menurut gue itu salah satu yang the best selain yang Cibungur.” Nampaknya cukup meyakinkan. Apalagi aku tahu banget, sahabat aku ini cuma akan merekomendasi tempat-tempat atau makanan yang buat dia emang terbaik. Orangnya emang punya selera cukup tinggi. Dan kebetulan masih pengen nikmatin wisata kuliner sebelum balik ke Jakarta, ga ada salahnya kita mampir ke Kampung Sate.
Lokasi Kampung Sate kalau dari Giri Tirta Kahuripan, lanjut terus ke arah situ Wanayasa. Tapi tempatnya ga disekitar situ. Kalau bantuan google map, insyaallah ketemu. Posisinya ada di kiri jalan.
Jadi siang itu setelah check out dari Giri Tirta Kahuripan kami kembali mengarah ke situ Wanayasa. Pake bantuan google map lagi dong. Sebenarnya kemarin itu sempat liat lokasinya. Tapi dari pada kelewat, mending minta bantuan google map. Ketika google map teriak “Your destination is on your left” aku bingung. Kok ga ada papan Kampung Sate-nya. Malah tempat makan lain. Akhirnya mobil melambat aku menoleh kanan kiri dengan sedikit rasa waswas. Maklum, pak supir kesayangan udah agak sedikit melotot seolah lagi ngomong “Awas kalau dibawa ke tempat yang aneh lagi.” 😀 Dan ternyata lokasinya ada disebelah tempat yang diteriakin google map sebagai Kampung Sate.
Masuk ke dalam Kampung Sate, aku berdecak bahagia. Wah, ini tempat asik banget banget buat foto-foto. Bata merah mendominasi bangunan ini, mengingatkan aku akan kesan rumah di perkebunan. Tempat makannya bisa di indoor, out door, juga saung. Pilihan kami jatuh pada saung. Alasannya biar bisa sambil selonjoran santai. Bagian belakang yang juga tempat saung-saung ini masih dikelilingi pohon-pohon pinus yang lagi-lagi membuat kamera aku menjerit minta mengabadikannya. Bahkan ga lama setelah kami datang, ada yang foto pre-wedding diantara pohon-pohon pinus itu.
Siang itu lagi-lagi kami memesan porsi kalap. Kami memesan 40 tusuk sate maranggi, 2 porsi karedok, tahu, juga aneka jus sesuai selera masing-masing. Dan yang bikin kaget adalah saat bayar. Total bon kami adalah Rp 180.000. Wow, magic! Bahkan kemarin makan siang di sekitar situ nya aja jauh di atas itu harganya. Rasa sate marangginya juga beneran enak kok. Highly recomended.
Aku pun sempat ga mau kalah sama pasangan yang foto pre-wedding tadi. Mau ikutan foto di antara pohon pinus itu. Tapi fotografer andalan mendadak hilang di toilet. Terpaksa minta tolong Nina, adikku. Dan aku pun mendadak mati gaya. Ahahahaha dasar biasa moto bukan difoto, gini deh hasilnya. Ini adalah yang termending diantara beberapa foto lainnya.
Barangkali mau mampir ke Kampung Sate?
Kampung Sate
Jalan Raya Purwakarta – Wanayasa
Salam sate maranggi,
Makasih reviewnya mbak Dian Ravi. Ketulusan mbak menulis Kampung Sate menjadikan tempat yang belum sempurna ini lebih terhormat. Wassalam. Iman Ulle. Owner
wow enak banget kayaknya! Indonesia memang penuh dengan masakan lezat yang beraneka rasa. cek disini Beautiful Indonesia untuk lihat keanekaragaman Indonesia lainnya ya