kumparan

5 Hal Penyebab Malas Membaca Berita

Bismillahirohmanirohim,

“Teman-teman, hati-hati ya yang akan melintasi kawasan Monas. Barusan aku lewat sudah terlihat polisi-polisi yang siap mengamankan demo serta Ojol-nya,” begitu kalimat yang aku tulis di media sosialku serta yang kukirimkan ke beberapa grup WhatsApp beberapa hari yang lalu.

Pesan agar berhati-hati itu mendapat cukup banyak komentar yang beragam. Mulai dari “Oh iya, hari ini ya demonya,” “Mereka demo apa sih,”, “Yahhh, bakal susah pesan Ojol dong,” serta “Ada apa sih? Gue sudah males baca berita nasional sekarang.”

Untuk komentar yang terakhir aku cuma bisa membacanya dengan sebuah senyuman. Tak sedikit memang teman-temanku yang merasa malas mengikuti berita di dalam negeri. Lucunya jika itu berita di luar negeri mereka cukup aware dan mengikuti perkembangannya.

5 Hal Penyebab Malas Membaca Berita

Ada berbagai alasan yang membuat orang malas mengikuti berita. Beberapa waktu lalu aku secara random aku iseng bertanya pada teman-temanku mengenai alasan kurang bermintanya mereka pada berita. Mungkin kalian ada yang merasa sama, simak yuk list berikut ini:

1. Hoax

Banyaknya berita-berita bohong menjadi alasan kenapa banyak yang malas sekali mengetahui berita. Tak jarang memang hoax malah membuat keresahan. Sebenarnya ada baiknya ketika kita mendapat sebuah informasi, kita mengeceknya terlebih dahulu kebenarannya. Tapi tak jarang kita tetap diarahkan pada berita hoax yang sama.

2. Clickbite

“Lihat judulnya saja gue males loh mau ngeklik.” Aku paling sebal ketika menemukan judul-judul berita online yang menurut aku berlebihan. Belum lagi kalau ternyata beritanya memang sesuai dengan judulnya. Bila ternyata enggak? Rasanya kaya terkena jebakan batman.

Akibat butuhnya visitor, tak sedikit sekarang media online menggunakan judul dengan gaya clickbite. Mungkin di awal-awal banyak yang penasaran. Tapi kayanya sekarang sudah banyak orang yang merasa tertipu dengan gaya penulisan seperti ini. Sehingga lagi-lagi orang cenderung jadi malas membaca berita.

3. Berat sebelah

“Jadi jurnalis itu harus adil,” begitu ajaran dosenku ketika mengambil mata kuliah jurnalisme beberapa tahun yang lalu.  Sebagai penulis berita memang seharusnya netral dalam memberikan informasi. Tapi kenyataannya sekarang ini banyak media yang memiliki keberpihakkan pada pihak tertentu sehingga informasi yang diberikan menjadi berat sebelah.

4. Kurangnya minat baca

Di 2016 lalu, aku pernah menulis tentang kurangnya minat baca di Indonesia. Enggak bisa dipungkiri, dengan rendahnya minat baca secara enggak langsung akan berimbas pada ketertarikan membaca berita. Baca yang ringan-ringan seperti novel saja sudah malas, apalagi ketika harus membaca yang sedikit serius.

baca juga: Aku Suka Baca. Tapi Katanya Minat Baca di Indonesia Hanya 1%, Benarkah?

5. Terlalu berat

“Hidup gue sudah berat, bro. Masa gue harus baca berita yang berat-berat juga sih. Malas ah,” begitu komentar salah seorang temanku. Tak sedikit teman-temanku yang lain membenarkan fakta itu. “Apalagi kalau tulisannya panjang dan bertele-tele. Makin malas jadinya.”

5 alasan itu menjadi alasan yang paling banyak dijawab teman-temanku ketika aku melontarkan pertanyaan “Apa sih yang bikin elo malas membaca berita.” Kalau menurut aku, sebenarnya semua alasan itu tidak perlu ada bila kita memilih media yang bisa dipercaya dan menyenangkan.

Mengandalkan Berita dengan Kumparan

Kumparan menjadi pilihan aku untuk mencari informasi belakangan ini. Karena informasi yang diberikannya bisa dipercaya. Sebagaimana kutipan dari Wikipedia:

Kumparan.com adalah platform media kolaboratif Indonesia sebagai wadah membaca, membuat, dan berabgai ragam berita dan informasi. Lebih dari sekedar media digital, Kumparan mengusung platform kolaboratif dan interaktif yang dibangun melalui inovasi dan teknologi terkini. Menurut situs resmi mereka, Kumparan menjungjung tinggi kredibilitas dan memegang teguh etika jurnalisme.

Enggak cuma berita-berita yang berat yang bisa didapatkan di Kumparan. Tapi juga bacaan-bacaan ringan seputar gaya hidup. Favorit aku adalah Kumparan Travel. Karena aku jadi bisa mendapatkan informasi mengenai tempat-tempat wisata.

Kelima hal penyebab malas baca berita pun enggak aku temukan di Kumparan. Karena enggak ada tuh yang namanya judul clickbite atau berita yang berat sebelah.

Jadi teringat di awal tahun 2000’an ketika mulai kebebasan pers malah berujung pada kebablasan. Kebetulan aku membuat presentasi masalah kebablasan pers ini. Rasanya waktu itu aku sempat berpikir kalau enggak mungkin akan ada media yang enggak kebablasan. Apalagi semakin ke sini, rasanya itulah yang terjadi. Tapi ternyata masih ada media yang tetap menjunjung etika jurnalisme. Kumparan ini salah satunya.

 

Apalagi sudah ada aplikasi Kumparan. Untuk handphone aku yang berbasis Android, aku tinggal unduh di Google Playstore saja. Membaca berita dan informasi jadi semakin mudah dan menyenangkan. Enggak perlu repot browsing-browsing untuk mendapatkan berita terbaru.

Kalau kita menemukan informasi yang ingin kita share ke teman dan keluarga pun jadi semakin mudah. Karena ada fitur share sangat memudahkan kita untuk berbagi. Kita juga bisa loh meninggalkan komentar pada artikel bila mungkin ada tambahan informasi terkait tulisan tersebut.

Kalau kalian apakah termasuk yang suka males juga membaca berita? Coba ceritakan di kolom komentar ya.

 

About The Author


dianravi

Dian Safitri, travel and lifestyle blogger muslimah yang berdomisili di Jakarta, Indonesia. Pecinta kopi dan makanan. IVF Surviver.

21 Comments

  1. Wah.. Sudah ada aplikasinya ya, Mbak? Unduh, ah. Soalnya sudah lama jatuh hati sama portal ini. Kalo gak salah, pernah dapat ucapan selamat ulang tahun dari pak Presiden kan ya?

  2. kalau saya malas baca berita karena alasan 4 dan 5 sih, secara 1 s.d 3 saya sudah tahu mana yg hoax, click bait dan berat sebelah.

    minat baca berita saya rendah, lebih senang baca berita2 yg ada di sosmed yg mana mereka kutip dari portal berita biasanya yg disosmed juga disajikan secara ringan,

    kumparan sendiri saya sudah pernah tau, cuma belum pernah muncul di sosmed saya,

  3. harus selektif adalah kata kunci menanggapi berita saat ini yaa mbaa? kalau hoax bisa jadi fitnah. naudzubillah.

  4. Haha clickbait. Sebel banget kalau nemu media besar yang sering clickbait. Biasanya kalau mau baca berita online, aku baca dulu komen-komennya. Kalau netizen banyak yg sebel sama isi beritanya karena clickbait, aku ga jadi buka haha

  5. Bener banget, berita online skrg byk yg hoax dg judul yg digimana-gimanain. Hihi. Trus kalau udh di klik baca lanjutannya mesti klik next.. Next.. Banyak iklan nutupin sampai akhirnya closed aja. Haha

  6. Bener mbak. Aku paling malas baca berita itu karena clickbait. Pas dibuka linknya, eh zonk. Tidak singkron antara judul dan isi berita. Kesel jadinya.

  7. betul, aku juga malas baca berita, kumparan , ok aku akan baca deh siapa tahu ini bagus dan bisa dipercaya

  8. Eh, yang jadi cover Park Hae Jin.
    #eaa
    Kalo drama Korea, aku uda punya web khusus. Hihii…walopun sering random juga bacanya.

    Kumparan termasuk aku sering mampir buat cari hosipan.
    Biar update kaya Ajen.
    Wkkwkk…

Leave a Comment