Menelusuri Wisata di Sepanjang Tol – Trans Jawa

Merasa enggak sih, traveling sekarang ini sudah menjadi bagian dari gaya hidup? Bukan semata-mata karena aku orangnya suka main dan jalan-jalan, tapi beberapa teman yang jarang jalan-jalan pun sekarang aku lihat melalui media sosialnya tampak mulai suka traveling.

Traveling, terutama di Indonesia, memang sangat menyenangkan menurut aku. Selain membuat suasana hati bebas galau, juga jadi bisa mengenal wisata dan budaya yang ada di daerah setempat. Apalagi sekarang ini infrastruktur di Indonesia semakin maju.

Infrastruktur memang merupakan salah satu prioritas pembangunan pemerintahan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, di periode 2014 – 2019. Pada masa pemerintahan Jokowi-JK kemarin, ini, banyak membangun Jalan tol, jalan raya, bandara, pelabuhan, dan fasilitas transportasi lainnya. Termasukmoda transportasi baru seperti MRT dan Light Rail Transit (LRT) di Jakarta serta Palembang, Sumatera Selatan.

Pembangunan berbagai insfrastruktur ini pun tidak hanya terpaku di wilayah Jakarta atau Pulau Jawa saja. Pulau Sumatera hingga Papua turut merasakan pembangunan rezim Jokowi. Tapi yang paling menarik minat aku sementara ini memang masih terpaku pada Tol Trans – Jawa. Apalah DianRavi ini, mainnya memang masih belum jauh-jauh. Baru di Pulau Jawa saja, harap maklum.

Menelusuri Wisata di Sepanjang Tol – Trans Jawa

Jalan Tol Trans – Jawa sebagaimana namanya merupakan jaringan jalan tol yang menghubungkan kota-kota di pulau Jawa. Jalan tol ini menghubungkan dua kota terbesar di Indonesia, yaitu Jakarta dan Surabaya. Sebagai warga Jakarta yang memiliki mertua di Bondowoso, sudah pasti aku sangat antusias dengan hadirnya tol sepanjang ±1.000 kilometer

Pulang ke rumah ibu, artinya aku aku bisa sambil menikmati wisata sepanjang perjalanan. Alhamdulillah punya suami yang senang jalan-jalan juga, jadi kami bisa berhenti sesekali menikmati berbagai wisata kuliner yang kiranya akan kami lewati dalam perjalanan.

Bingung mencari wisata kuliner dimana? Selain pemerintah sudah membangun Jalan Tol Trans Jawa, Kemenhub juga mengeluarkan Peta Kuliner Trans Jawa, yang bisa menjadi rekomendasi untuk kamu mencari tempat makan sambil berinstirahat.

Cirebon

Empal Gentong menjadi salah satu kuliner khas Cirebon yang wajib dinikmati saat sedang berada di kota ini. Sajian berkuah santan dengan isi daging ataupun jeroan sapi bisa dengan mudah ditemui di kota ini, tapi yang menjadi rekomendasi adalah Empal Gentong Mang Darma di Jalan Slamet Riyadi dan Empal Gentong Haji Apud di Jalan Tuparev.

Brebes, Tegal

Saat melintasi Brebes jangan lupa untuk membeli telur asin. Kabupaten ini terkenal dengan telur asinnya yang biasa dijual di sepanjang jalan Pantura. 

Sate Batibul atau sate kambing muda yang belum berusia 3 tahun menjadi makanan wajib saat berada di Tegal. Warung sate yang terkenal adalah Sate Kambing Bang Awi di Jalan Raya LL Ujungrusi, Tegal. Satu porsi sate ini dibanderol Rp 20 ribu berisi 10 tusuk.

Semarang

Ibukota Jawa Tengah ini menjadi salah kota yang wajib aku singgahi. Semarang terkenal dengan banyaknya kuliner. Salah satu andalannya adalah menu mangut belut adalah menu idola di Warung Nasimah. Cita rasa yang pas dengan adonan bumbu mangut belut menjadi primadona di
antara menu yang lain. Per-porsi, untuk bisa menyantap manyung belut ini, pengunjung merogoh kocek Rp 15 ribu/porsi. Biasanya perporsi
berisi 6 potong belut berukuran sekitar 5 cm.

Jika masih punya banyak waktu, tak ada salahnya untuk berputar-putar di sekitar kota Semarang. Kamu bisa menikmati wisata di Kota Tua Semarang yang kerap disebut terbesar se-Indonesia.

Salatiga

Dari Semarang, tol Trans – Jawa berbelok ke arah bagian tengah Pulau Jawa. Mampir sejenak ke Kedai Wedang Ronde Jago yang sudah buka dari tahun 1964. Ronde Sekoteng dipercaya memiliki kasiat yang baik untuk kesehatan lambung dan daya tahan tubuh karena kuahnya terbuat dari air jahe.

Selain mencicipi Wdang Ronde, jangan lupa untuk berbelanja Enting-Enting Gepuk, oleh-oleh khas Salatiga yang terbuat dari kacang berbalut karamel. Enting-enting gepuk ini berasal dari Tiongkok. dan pembuatan enting-enting ini masih mempertahankan cara tradisional di tengah derasnya modernisasi dan perkembangan teknologi.

Madiun

Madiun, kota dengan kuliner khas seperti Nasi Pecel Yu Gembrot di Jalan Imam Bonjol, Madiun. Nasi pecel Madiun terkenal dengan ciri khas nasi yang disiram kuah kacang ditambah sayuran dengan taburan peyek kacang.

Pasuruan

Biasanya aku sudah merasa seperti pulang kalau sudah tiba di Pasuruan. Hanya tinggal beberapa jam lagi aku kan tiba di Bondowoso. Tapi tentu saja tak ada salahnya untuk tetap mampir di nasi punel, makanan khas dari kota Bangil. Nasi ini bertekstur lembut dan agak menggumpal. Umumnya makanan ini disajikan di atas piring yang beralaskan daun pisang.

Makanan lainnya yang tak kalah menarik di Pasuruan adalah klepon. Biasanya di sepanjang jalan Pasuruan menuju Malang akan berjejer jajanan pasar berwarna hijau ini.

Jakarta – Bondowoso 13 Jam via Tol Trans – Jawa Non Stop

Sebelum ada Tol Trans – Jawa, untuk bisa ke Bondowoso dari Jakarta aku harus menghabiskan waktu lebih dari satu hari perjalanan. Itu pun kalau hanya berhenti untuk makan.

Lelah? Pasti. Makanya aku antusias dengan adanya tol Trans – Jawa ini. Kalau mau langsung total waktu yang diperlukan hanya sekitar 13 jam. Tapi yang kenal aku pasti tahu kalau aku jarang melakukan perjalanan langsung sampai tujuan. Biasanya aku akan memilih mampir-mampir sambil liburan.

Dengan adanya Tol Trans- Jawa ini sudah pasti bukan saja jarak antar kota yang dirasa semakin dekat. Tapi juga bagi sektor pariwisata. Tak sedikit orang yang berpikiran seperti aku, mampir-mampir dulu menikmati wisata kuliner dan wisata lainnya. Tentu saja hal ini akan berdampak baik untuk ekonomi daerah.

Sosial media:
Twitter: https://twitter.com/kemenhub151
Facebook: https://www.facebook.com/kemenhub151
Instagram:
https://instagram.com/kemenhub151

Leave a Reply