Event Redefining Psoriasis Treatment, Mengenal Psoriasis Lebih Jauh

Bismillahirohmanirohim,

“Tak peduli meski saya sudah berkata kalau penyakit ini tidak menular, tapi anak saya tetap tidak mau dipeluk.”

“Saya sudah lama hidup sendiri, tidak ada yang mau bersama saya karena mereka takut akan penyakit ini.”

“Saya kesepian….”

“Saya ingin sekali-kali bisa mengenakan bikini dan berjemur di pantai tanpa khawatir akan kondisi kulit saya.”

Cuplikan video yang menayangkan curhatan orang-orang yang menderita psoriasis membuka acara Redefining Proriasis Treatment yang bertempat di Hotel Wesin, Rabu 16 Agustus 2017 lalu. Bersama beberapa teman blogger aku bersyukur diundang ke acara talkshow dengan tagline Clear Skin is No Longer a Dream dalam rangka peluncuran Secukinab  oleh Novartis Indonesia. Di acara ini hadir pula sebagai pembicara:

  • Milan Paleja, President Director Novartis Indonesia
  • Dr. Lily Sriwahyuni Sulistyowati, MM,  Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
  • dr. Danang Tri Wahyudi, SpKK, Spesialis Dermatologi dari Rumah Sakit Dharmais.

Setelah suasana hatiku dibikin campur aduk oleh cuplikan video tadi, lampu kembali dinyalakan dan MC datang menyapa kami semua. Tak lama, lagi-lagi kami disodorin video penderita psoriasis. Kali ini drg Rio Suwandi yang menceritakan bagaimana kehidupannya setelah terkena psoriasis di usia 17 tahun.

Psoriasis bukan saja penyakit kulit, tapi juga penyakit mental.

-drg Rio Suwandi

Masyarakat kita masih beranggapan kalau semua penyakit kulit itu menular, padahal tidak semuanya begitu. Salah satunya adalah psoriasis. Tidak jarang penderita psoriasis akhirnya menderita depresi hingga ingin bunuh diri akibat merasa dikucilkan oleh masyarakat. Begitu juga yang dialami oleh drg Rio Suwandi. Ia menceritakan bagaimana ia berjuang untuk bisa sampai menjadi dokter gigi seperti saat ini.  Dari merasa minder sampai akhirnya ia masuk  ke fase “bodo amat”, ia sempat diragukan untuk menjadi seorang dokter hanya karena menderita psorioasis. Sampai saat ini pun tak jarang ia bertanya dulu setiap hendak menangani pasien apakah pasien tersebut keberatan dengan kondisinya atau tidak.

Mengenal psoriasis

Berdasarkan laporan WHO pada tahun 2013, psoriasis diderita sekitar 2% dari populasi dunia. Insiden tertinggi ditemukan pada kelompok kaukasus, dan insiden terendah ditemukan pada pada pribumi suku Indian di Chile dan Argentina. Di Indonesia, psoriasis ditemukan dengan perkiraan 1%. Penyakit ini biasanya dimulai pada usia 10-30 tahun.

Psoriasis merupakan penyakit pada kulit yang terjadi karena adanya peradangan kronis (autoimun). Penyakit ini umumnya ditandai dengan adanya ruam memerah, kulit mengelupas, terasa kering, serta bersisik. Terkadang tanda-tanda ini disertai rasa gatal dan perih. Penyakit ini tidak menular.

Ada beberapa tipe psoriasis, yaitu:

1. Psoriasis plak

Tipe psoriasis ini adalah tipe yang paling umum, kulit terlihat ruam merah dengan sisik keperakan dan sel kulit bertumpuk. Plak yang timbul ini akan menimbulkan rasa sakit dan gatal.

2. Psoriasis kuku

Psoriasis ini munculnya disekitar kuku tangan dan kaki. Kadang muncul di pinggir kuku sehingga menyebabkan kuku dan kulit terpisah. Untuk kasus yang parah, bisa menyebabkan kuku terlepas.

3. Psoriasis kulit kepala

Tanda-tanda psoriasis kulit kepala adalah kulit kepala menjadi merah, gatal, dan sisik putih keperakan. Terkadang bisa sampai melampai garis rambut.

4. Guttate psoriasis

Psoriasis tipe ini biasanya dipicu akibat infeksi bakteri seperti radang tenggorokan. Penyebabnya adalah karena autoimun. Psoriasis ini biasanya terjadi pada lengan, kaki, dan kulit kepala.

5. Inverse psoriasis

Terjadi pada kulit ketiak, selangkangan, dibawah payudara, dan sekitar alat kelamin. Terlihat seperti bercak halus merah atau kulit yang meradang. Psoriasis ini semakin parah akibat terjadi gesekan dan keringat.

6. Psoriasis pustular

Biasa terjadi pada tangan, kaki, atau ujung jari. Tipe psoriasis ini biasanya berkembang dengan cepat dan bisa menyebabkan kulit melepuh dan bernanah. Tipe ini juga bisa menyebabkan demam, gatal yang parah, sampai diare.

7. Psoriasis eritroderma

Psoriasis ini cukup langka dan jarang ditemukan. Biasanya menutupi seluruh tubuh dan menyebabkan rasa gatal seperti terbakar.

8. Psoriasis arthritis

Selain menyebabkan kulit merah dan berisisik, pasien dengan kondisi psoriasis arthritis akan mengalami nyeri, kekakuan, dan kerusakan sendi permanen. Kurang lebih 30% pasien prosiaris menderita psoriasis arthritis (PsA).

Penyebab psoriasis belum diketahui secara pasti. Tapi penyakit ini diketahui berhubungan dengan sistem kekebalan tubuh yang terkorelasi dengan sel-sel tubuh, di mana sel kulit tumbuh dengan sangat cepat dan menumpuk di atas kulit. Tambahan sel kulit ini yang kemudian membentuk sisik tebal dan berwarna keperakan dalam ruam-ruam merah. Munculnya psoriasis umumnya dipicu oleh stres, alkohol, merokok, sinar matahari, infeksi, trauma fisik, dan adanya gangguan metabolisme.

Dengan secukinumab clear skin is no longer a dream

Novartis adalah penyedia solusi layanan kesehatan yang terus berkembang. Berpusat di Basel, Swiss, Novartis menawarkan portfolio yang terdivensifikasi untuk secara tepat menjawab kebutuhan:

  • pengobatan yang inovatif,
  • produk generik dengan harga efisien,
  • pengobatan biosimilar,
  • perawatan mata.

“Demi memabantu pasien Indonesia yang memiliki kondisi proriasis menegah hingga berat mendapatkan kulit yang bersih yang lebih lama, Novartis Indonesia meluncurkan pengobatan baru secukinumab di Indonesia. Pengobatan baru ini diharapkan dapat memberikan kulit yang bersih hingga 90%.”

-Milan Paleja, Presiden Direktur Novartis Indonesia

Secukinumab adalah obat biologis – protein dengan rekayasa genetis yang didapatkan dari gen manusia yang dirancang untuk menghambar komponen spesifik di sistem kekebalan tubuh yang menyebabkan inflamasi. Obat ini bereaksi menghambat siklus respon daya tahan tubuh terhadap penyakit tersebut. Obat ini secara spesifik menyasar IL-17A dan bekerja secara selektif menghambat aktivitas IL-17A yang terkait dengan respon tubuh terhadap inflamasi dan daya tahan.

Psoriasis Area and Severity Index (PASI) adalah metode untuk menentukan hasil dari studi klinis untuk psoriasis dengan cara mengukur tingkat kemerahan, sisik, dan tebalnya plak psoriasis dan penyebarannya di permukaan tubuh. Satu PASI umumnya sekitar satu telapak tangan. Skor PASI ini diperlukan untuk mengindikasikan perbaikan kondisi pasien psoriasis guna mendapatkan kondisi kulit yang hampir bersih atau bersih.

Secukinumab ini diharapkan bukan hanya untuk memberikan kendali penyakit psoriasis, tapi juga untuk meningkatkan standar harapan pasien terhadap pengobatannya. Apalabila pengobatan psoriasis sebelumnya hanya memberikan efek sekitar 75% tingkat keberhasilan, dengan obat yang baru ini diharapkan bisa memberikan kesembuhan 90%. Sehingga kulit yang bersih bukan lagi sebuah mimpi belaka.

Peran pemerintah dalam pengendalian psoriasis di Indonesia

Psoriasis bukan hanya hubungan penderita dan dokter saja. Tapi juga merupakan masalah kesehatan di Indonesia. Terkait akan hal ini Kementerian Kesehatan RI membuat kebijakan dan strategi guna pencegahan dan pengendalian proriasis.

Langkah-langkah pencegahan ini dilakukan melalui:

Langkah pertama

Penyusunan buku Pedoman Penanggulangan Psoriasis di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama serta penyusunan Kurikulum dan Modul Pelatihan Penanggulangan Psoriasis dan Lupus Eritematosa Sistemik Bagi Tenaga Kesehatan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama. Tujuan dari penyusunan ini adalah agar meningkatkan dan memperkuat manajemen deteksi dini dan tatalaksana faktor risiko pada proriasis yang didukung dengan peningkatan dan pengembangan kompetensi dan kapasitas tenaga kesehatan.

Langkah kedua

Melakukan promosi kesehatan. Promosi kesehatan ini dilakukan melalui kegiatan advokasi, sosialisasi, pemberdayaan masyarakat dan informasi melalui media.

Pemberdayaan masyarakat ini ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan serta kemampuan individu, keluarga, dan kelompok masyarakat untuk  melakukan pencegahan dan berperan aktif dalam penanggulangan psoriasis.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia juga membuat aksi “CERDIK” untuk mencegah penyakit tidak menulis. Aksi CERDIK ini adalah:

Cek kesehatan secara rutin

Enyahkan asap rokok

Rajin aktivitas fisik

Diet seimbang

Istirahat cukup

Kelola stress

Langkah ketiga

Melakukan kemitraan. Kemitraan ini dapat dilakukan oleh lintas sektir maupun lintas program melalui jejaring kerja dan kemitraan untuk mendukung dan memperkuat penanggulangan proriasis. Kemitraan ini dilaksanakan dengan prinsisp kesamaan kepentingan, kejelasan tujuan, kesetaraan dan transparansi di bidang kesehatan.

Salah satu bentuk kemitraan ini adalahnya dengan talk show yang aku hadiri ini. Bermitra dengan Novartis Indonesia, diharapkan nantinya secukinumab ini bisa didapatkan dalam program BPJS

Tak terasa acara ini sudah berlangsung sekitar 2 jam. Aku pun ingin mengakhir tulisan ini. Sebagai penutup aku ingin mengingatkan semuanya yang membaca tulisan ini:

Psoriasis bukanlah penyakit menular. Tak perlu kita menjauhi pasien penderita psoriasis.

About The Author


dianravi

Dian Safitri, travel and lifestyle blogger muslimah yang berdomisili di Jakarta, Indonesia. Pecinta kopi dan makanan. IVF Surviver.

13 Comments

  1. Kebanyakan orang Indo pasti mikirnya semua penyakit kulit menularr penting banget yah buat kita rahu psoriasis ini bkn penyakit menular.
    Semoga obatnya cept ditanggung BPJS yahh Mbak Dian..

    1. Setahu aku disebutnya memang psoriasis, Mbak. Ga ada sebutan lain. Enggak tahu kalau di daerah-daerah ya. Aku juga kurang familiar. Tapi ternyata ada istri artis yang menderita ini.

  2. Rasa-rasanya aku pernah kena psoriasis kuku, soalnya dulu sempat agak pisah gitu, mengelupas juga, tapi Alhamdulillah sekarang udh nggak lagi. Ehhhh baru tau ada namanya….

  3. Aku baru tau ada penyakit ini setelah baca beberapa blog teman.. sampai segitu parahnya serem ya kalo parah..bisa mengelupaskan kuku dan kulit kepala..hingga batas rambut .., memang bisa bikin depresi.

  4. Aku bisa ngebayangin perasaan depresinya penderita penyakit ini. Punya penyakit kulit tak menular, tapi orang2 selaku mengira itu penyakit menular. Penyakit ini memang perlu terus disosialisasikan supaya semakin banyak yang aware. Rasa takut mereka terhadap penderita psoriasis ini bisa menyebabkan orang tsb ga cuma menderita secara fisik, tapi juga psikologis

  5. Saya ada gitu di sekitar siku dan ketiak. Tapi gak tahu apakah psoriasis apa bukan, tampilannya sih gak seserem psoriasis. Tapi gak tahu jg ini sakit apa. Kalo kena air laut gtu jadi gatal. Nanti setelah melahirkan aja deh bru berani periksa.

  6. Justru hal besar yang dihadapi pasien lebih ke beban mental. Jadi kurang PD, dijauhi lingkungan, dsb. Semoga banyak yang cocok dengan secukinumab ya

  7. Sebenarnya masih blm paham banget psioriosi tu kyk apa, tapi ikut seneng dan besyukur skrng penyakit ini di Indonesia bisa diobatin ya.

Leave a Comment